The Fate of Ophelia jadi bukti kalau Taylor Swift nggak cuma jago nulis lirik, tapi juga jago nulis ulang takdir. Di lagu utama dari album The Life of a Showgirl ini, Taylor kayak lagi nyeritain kisah klasik yang berubah arah—dari tragedi jadi perayaan cinta.
Kalau dulu Ophelia di Hamlet tenggelam karena patah hati, Taylor justru “diselamatkan” dari nasib itu berkat seseorang spesial (yup, Travis Kelce!).
Lagu ini bukan cuma tentang cinta, tapi juga soal gimana kamu bisa nemuin hidup baru setelah hampir tenggelam di kesedihan. Swift banget, kan, LemoList?
Table of Contents
Makna Lagu The Fate of Ophelia

Kalau kamu dengerin The Fate of Ophelia lebih dari sekali, bakal kerasa banget vibe penyelamatan diri yang manis tapi dalem. Taylor Swift kayak lagi cerita ke kita, gimana rasanya diselamatkan dari masa kelam lewat cinta yang datang di waktu tepat.
1. Diselamatkan dari Takdir Tragis
Di lagu The Fate of Ophelia, Taylor ngaku pernah hampir tenggelam dalam perasaan hancur. Liriknya — “You dug me out of my grave and saved my heart from the fate of Ophelia” — jadi simbol kebangkitan.
Ia menggambarkan momen ketika seseorang hadir dan menariknya keluar dari kegelapan emosional yang nyaris menelan. Dulu ia merasa terisolasi, tercekik ekspektasi, dan dikhianati, tapi kini ia menemukan tangan yang menuntunnya keluar dari “melancholy” itu.
2. Cinta Sebagai Titik Balik
The Fate of Ophelia bukan kisah gadis yang hancur karena cinta, tapi tentang perempuan yang menemukan arah baru berkat cinta yang sehat. Taylor menulisnya sebagai refleksi: bagaimana perasaan diselamatkan mengubah pandangan hidupnya.
Ia nggak lagi jadi “hero girl” yang terjebak di dunia fiksi tragis. Sekarang, ia hidup di dunia nyata—lebih tenang, lebih berani, dan tentu saja, lebih bahagia. Lagu ini jadi bukti kalau cinta bisa jadi rumah paling aman, kalau kamu nemuin orang yang tepat, LemoList!
Baca Juga, Yah! ‘Actually Romantic’ Taylor Swift: Diss untuk Haters dan Charli XCX? Ini Maknanya!
Ophelia dan Jejak Shakespeare dalam The Fate of Ophelia

Sebelum nyelam ke makna dalam liriknya, kamu perlu tahu dulu dari mana datangnya inspirasi besar di balik The Fate of Ophelia. Taylor Swift ngambil referensi dari kisah legendaris Shakespeare, lalu memutarnya jadi sesuatu yang lebih personal dan emosional.
Siapa Ophelia Sebenarnya?
Ophelia adalah salah satu karakter paling tragis dari drama Hamlet karya William Shakespeare. Cewek bangsawan yang hidupnya hancur karena cinta yang bikin kewalahan.
Di cerita aslinya, Ophelia kehilangan arah setelah dipermainkan Hamlet dan ditinggalkan dalam kesedihan mendalam sampai akhirnya tenggelam. Taylor ngeliat kisah ini sebagai cermin dari perasaan yang pernah dia rasain—terisolasi, kehilangan kendali, dan hampir karam oleh tekanan cinta yang salah.
Di lagu The Fate of Ophelia, Taylor menulis ulang penderitaan itu dalam baris puitis: “The eldest daughter of a nobleman / Ophelia lived in fantasy / But love was a cold bed full of scorpions / The venom stole her sanity.” Imaji “scorpions” dan “venom” ngasih nuansa getir, kayak racun cinta yang bikin pikiran kacau.
Visualnya makin kuat karena cover album The Life of a Showgirl juga memperlihatkan Taylor separuh tenggelam—menggemakan lukisan ikonik Ophelia karya John Everett Millais yang menggambarkan detik terakhir sang tokoh sebelum hanyut.
Taylor Swift Menulis Ulang Takdir Ophelia
Setelah tahu betapa gelapnya kisah asli Ophelia, kamu bakal makin kagum gimana The Fate of Ophelia terasa seperti versi “reboot” dengan akhir yang bahagia. Taylor ngasih jalan keluar bagi si tokoh utama, seolah bilang: “Aku nggak mau tenggelam seperti dia.”
Lirik “No longer drowning and deceived / All because you came for me” adalah titik baliknya—sebuah penyelamatan dari cinta yang tulus.
Tradisi Taylor untuk mengubah tragedi jadi harapan sebenernya udah kelihatan sejak Love Story, saat dia ngasih akhir bahagia buat Romeo and Juliet. Kali ini, The Fate of Ophelia terasa lebih matang dan reflektif.
Swift menggambarkan kalau cinta bisa nyembuhin luka lama, bahkan yang terasa seberat takdir. Ia menulis seolah sedang menarik Ophelia keluar dari air, biar kisahnya nggak lagi berakhir di tenggelam—tapi di kebangkitan.
Petunjuk Romantis: Travis Kelce di Balik Lagu

Kalau kamu ngikutin kisah cinta Taylor Swift dan Travis Kelce dari awal, kamu pasti bakal senyum-senyum pas denger The Fate of Ophelia. Di balik nuansa puitis dan metafora Shakespeare, lagu ini kayak surat cinta tersembunyi buat sang atlet NFL.
Jejak Travis dalam Lirik
Taylor seakan ngasih clue langsung di beberapa baris lirik The Fate of Ophelia. Saat dia nyanyi, “I heard you calling on the megaphone,” itu jelas ngingetin kita waktu Travis secara publik ngomongin Taylor di podcast-nya — momen awal dari kisah cinta mereka.
Lalu ada baris “Pledge allegiance to your hands, your team, your vibes,” yang terasa kayak penghormatan buat dunia Travis sebagai bintang Kansas City Chiefs.
Buat kamu yang jeli, “Keep it one hundred” juga muncul di lagu ini — frase khas Travis yang sering dia ucapin, bahkan pernah dipakai sebagai caption foto pertama mereka di Instagram.
Fans pun langsung nyadar: angka “100” itu bisa muncul dari gabungan angka keramat mereka, 13 (Taylor) dan 87 (Travis).
Dalam lagu ini, Taylor juga nginget masa-masa sendirinya lewat lirik “All that time, I sat alone in my tower / You were just honing your powers,” kayak lagi bilang, “Gue nungguin kamu sampai siap nyelametin gue dari kegelapan.”
Dan saat dia nyanyi “Don’t care where the hell you been, ’cause now you’re mine,” terasa banget nada lega dan keyakinan, bahwa Travis benar-benar mengubah arah hidupnya.
Baca Juga, Yah! Lirik Lagu Taylor Swift Anti-Hero dan Makna: ‘Hi, I’m the Problem’
Si “Hamlet” dalam Kisah Nyata
Nah, kalau The Fate of Ophelia adalah kisah penyelamatan, berarti ada sosok lain yang dulu bikin Taylor hampir “tenggelam”. Swifties pun rame berspekulasi siapa si “Hamlet” di dunia nyata ini.
Beberapa petunjuk mengarah ke Joe Alwyn, mantan pacarnya, yang kebetulan sedang terlibat di dua film bertema Shakespeare: Hamlet dan Hamnet. Kebetulan? Bisa jadi, tapi buat penggemar, koneksi ini terlalu pas untuk diabaikan.
Dalam lirik yang menyebut “a cold bed full of scorpions,” Taylor seolah mengenang hubungan yang dulu penuh racun dan manipulasi emosional. Sekarang, lewat The Fate of Ophelia, dia menutup bab itu — nggak lagi jadi cewek yang ditinggal tenggelam, tapi seseorang yang udah berhasil berenang ke permukaan.
Dari Luka ke Kebangkitan
Kalau kamu dengerin The Fate of Ophelia sambil baca liriknya, kamu bakal sadar ini bukan cuma lagu cinta. Ini kisah penyembuhan, tentang gimana seseorang bisa nemuin kembali dirinya lewat hubungan yang sehat.
Taylor ngasih pesan kalau perempuan punya kendali penuh atas narasinya — termasuk memilih akhir yang lebih baik untuk kisahnya sendiri.
Cinta yang digambarkan di lagu ini bukan pelarian dari kesepian, tapi bentuk penyelamatan. The Fate of Ophelia adalah cara Taylor bilang, dia udah selesai jadi korban kisah tragis. Sekarang, dia jadi penulis yang nentuin ending-nya sendiri. Dan itu, LemoList, adalah kekuatan paling keren dari seorang storyteller sejati.
Taylor Swift dan Takdir yang Ia Ubah Sendiri
Lewat The Fate of Ophelia, Taylor Swift berhasil mengubah kisah kelam jadi pernyataan kekuatan diri. Lagu ini bukan sekadar tentang cinta yang menyelamatkan, tapi juga perjalanan keluar dari tekanan, rasa kehilangan, dan luka masa lalu.
Ia menulis ulang nasib tragis ala Shakespeare menjadi sesuatu yang lebih lembut dan penuh harapan — kisah perempuan yang nggak lagi tenggelam, tapi justru belajar berenang di lautan perasaannya sendiri.
The Fate of Ophelia jadi simbol kebangkitan Swift sebagai seniman dan perempuan yang berani menentukan arah hidupnya. Ia menunjukkan kalau cinta bisa jadi cahaya, asal datang di waktu yang tepat.
LemoList, kalau kamu suka bahasan kayak gini—penuh simbol, emosi, dan kisah di balik musik—yuk, jelajahi lebih banyak cerita seru seputar dunia musik dan film di Lemo Blue!