review Film A Normal Woman Netflix

Nonton A Normal Woman Netflix Kok Bikin Bingung, Ya? Bahas Deh

A Normal Woman Netflix mulai tayang  24 Juli 2025. Yap, ini bukan sekadar film biasa. Dari judulnya aja udah bikin penasaran, tapi ternyata isinya jauh lebih dalam dan nyentil banget! 

Film ini bukan cuma cerita tentang perempuan biasa, tapi tentang bagaimana kerapuhan justru bisa berubah jadi kekuatan yang menggetarkan. Yuk, kita bahas!

Sinopsis Singkat Film A Normal Woman Netflix

Sinopsis Singkat Film A Normal Woman Netflix

Halo LemoList! Kalau kamu penasaran sama film thriller psikologis dari Indonesia yang baru-baru ini mendarat, A Normal Woman Netflix wajib masuk daftar tontonmu. Tapi jangan harap ini film biasa. Ceritanya cukup gelap, dalam, dan kadang bikin kamu mikir ulang soal “hidup sempurna”.

Milla, karakter utama yang dimainkan oleh Marissa Anita, adalah sosok ibu rumah tangga dari kelas sosial elite. Dari luar, hidupnya kayak dream life: punya suami keren, tampil modis, dan punya branding pribadi bareng suami lewat media sosial. 

Tapi semua mulai berubah ketika Milla yakin dirinya mengidap penyakit aneh yang nggak bisa dijelaskan secara medis. Penyakit itu nggak cuma menyerang fisik (mulai dari luka kecil di kaki sampai wajah yang penuh luka) tapi juga menghantam batinnya. 

Keluarga nggak percaya, suami mulai jauh, dan ibu mertua justru menuduhnya kena kutukan karena kurang gereja. Gila sih, tapi di situlah awal mula kehancuran hidup “sempurna” Milla dimulai.

Milla pun nekat menyabotase semuanya, pernikahan, penampilan, dan status sosialnya. Buat dia, itu satu-satunya cara buat sembuh dan jadi versi baru dari dirinya, meski hasil akhirnya jauh dari kata “normal”. 

Dan ya, film ini nggak berhenti sampai di situ. Ada masa lalu gelap, mimpi buruk soal anak bernama Grace, dan rasa dendam yang muncul dari hubungan lama.

Baca Juga, Yah! Mortal Kombat 2 Trailer Resmi Dirilis! Ini Tanggal Rilis dan Cast Lengkap

Fakta-Fakta Film A Normal Woman yang Perlu Kamu Tahu

Sebelum kamu klik tombol play, LemoList, coba kenalan dulu sama info penting soal A Normal Woman Netflix. Biar nontonnya lebih berasa, kita bahas fakta-fakta menarik dari rilis sampai jajaran cast dan kru-nya!

Kapan dan di mana tayangnya?

Film A Normal Woman Netflix resmi tayang 24 Juli 2025 di Netflix global, termasuk Amerika Serikat dan berbagai wilayah lainnya. Durasi film ini sekitar 1 jam 50 menit (110 menit) dan mendapat rating TV-MA, jadi ini jelas film untuk penonton dewasa.

Diproduksi langsung di Jakarta, Indonesia, film ini menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris sebagai bahasa utama. 

Tapi ada juga dukungan subtitle atau dubbing untuk Prancis, Jerman, Hindi, Italia, Portugis, dan Spanyol. Oh ya, kalau kamu nonton versi dubbing Inggris, siap-siap kecewa karena banyak penonton mengeluh soal kualitasnya yang katanya “parah banget” dan merusak feel filmnya.

Siapa saja pemain utamanya?

Jajaran cast-nya cukup menarik, LemoList. Kita punya:

  • Marissa Anita sebagai Milla – karakter utama yang menjalani transformasi hidupnya secara ekstrem.
  • Dion Wiyoko sebagai Jonathan – suami yang terlihat ideal, tapi ternyata nggak segitu kuat pendiriannya.
  • Gisella Anastasia sebagai Erika – karakter diam-diam menghanyutkan yang mencuri perhatian meski nggak banyak bicara.

Tokoh pendukung lainnya ada:

  • Widyawati sebagai Liliana – ibu mertua galak yang jadi pemantik konflik dalam cerita.
  • Mima Shafa sebagai Angel dan Maya Hasan sebagai Novi – menambah lapisan emosi di sisi cerita Milla.

Yang paling menonjol? Banyak yang bilang akting Widyawati benar-benar ngeri, in a good way. Tatapan matanya, gaya bicaranya, dan perannya sebagai mertua yang mengintimidasi benar-benar dapet. 

Tapi jangan remehkan Gisella Anastasia juga. Tanpa banyak dialog pun dia bisa jadi scene stealer yang meninggalkan kesan kuat.

Tim di balik layar

Di balik film A Normal Woman Netflix, ada sutradara yang udah nggak asing lagi buat penggemar film Indonesia: Lucky Kuswandi. Karyanya memang sering mengangkat isu identitas dan tekanan sosial, dan di film ini dia eksplor habis-habisan soal stigma mental health dan ekspektasi masyarakat.

Untuk naskahnya, Kuswandi nggak sendiri. Ia menulis cerita ini bareng Andri Cung, dan film ini diproduksi oleh Soda Machine Films, rumah produksi yang mendukung film-film dengan narasi berani dan nuansa visual yang estetik.

Review Film A Normal Woman Netflix: Estetika Menawan, Isi yang Bikin Bingung?

A Normal Woman Netflix punya banyak nilai plus

LemoList, sebelum kamu nonton A Normal Woman Netflix dan mikir ini bakal jadi thriller lokal yang straight-forward, siap-siap dibikin mikir keras. Tapi… ada juga beberapa hal yang bikin banyak penonton geleng-geleng kepala. Yuk kita bedah satu-satu!

Apa saja yang bikin film ini layak ditonton?

Nah, buat kamu yang suka film dengan aura misterius dan simbolik, A Normal Woman Netflix punya banyak nilai plus. Meski pace-nya pelan, suasananya dibangun dengan detail yang bikin merinding tipis-tipis.

1. Visual kece dan atmosfer yang dapet banget

Kamu bakal disuguhi rumah mewah yang artistik, efek visual yang halus, dan sinematografi yang bersih. Film ini memang lambat, tapi tiap scene terasa seperti lukisan yang lagi bicara. Ketegangan dibangun pelan, tapi nancep. Tone-nya gloomy tapi tetap stylish—pas buat kamu yang suka film dengan vibe dark drama.

2. Horor tubuh yang nggak cuma buat jijik-jijikan

Kalau kamu ngira ini horor biasa, salah besar. A Normal Woman Netflix masuk ke ranah body horror yang lebih psikologis. Luka misterius di tubuh Milla yang makin parah jadi simbol kekacauan di dalam dirinya. Bikin kamu bertanya-tanya: ini penyakit beneran atau cuma manifestasi trauma batin?

3. Akting yang dominan dan nggak nanggung

Marissa Anita sebagai Milla tampil solid, tenang tapi makin lama makin rusak secara emosi. Tapi yang paling nyolong perhatian justru Widyawati. Tatapan tajam, nada bicara yang dingin, sampai aura “mertua dari neraka” bener-bener bikin penonton nggak nyaman—in a good way. Liliana bisa dibilang karakter paling mengintimidasi sepanjang film.

Tapi… apa yang bikin penonton kecewa?

Walau banyak yang memuji, bukan berarti A Normal Woman Netflix lolos dari kritik. Ada beberapa elemen yang bikin penonton nggak puas dan ngerasa capek nonton sampai habis.

1. Alur pelan dan naskah yang muter-muter

Beberapa penonton bilang film ini terasa kepanjangan. Ceritanya slow burn banget—dan kadang terlalu slow sampai bikin bingung. Banyak yang bilang ceritanya lompat-lompat, nggak jelas arahnya, dan malah makin ngeblur di akhir. Ending-nya juga dinilai terlalu sinetron dan kurang nendang.

2. Dubbing bahasa Inggris yang bikin ilfeel

Kalau kamu nonton versi dubbing Inggris di A Normal Woman Netflix, siap-siap kesel. Banyak yang bilang kualitas dubbing-nya buruk banget, suaranya aneh, tone-nya datar, dan malah bikin adegan serius jadi kayak parodi. Bahkan dialog berbahasa Inggris dari karakter Indonesia, kayak si anak perempuan, terasa nggak natural.

3. Susah connect secara emosional

Meski temanya berat, banyak yang ngerasa film ini nggak nyampe secara emosional. Karakternya terasa dingin, relasinya hambar, dan konflik batinnya nggak bikin simpati. Beberapa reviewer bahkan mempertanyakan: penulisnya beneran paham nggak sih soal luka emosional yang mereka gambarkan?

Tema-Tema Sosial dan Psikologis yang Diangkat

Setelah kamu nonton A Normal Woman Netflix, mungkin kamu bakal mikir ulang soal kesehatan mental, posisi perempuan, sampai cara keluarga memperlakukan anggotanya. Film ini memang nggak kasih jawaban pasti, tapi justru di situ daya tariknya. 

Mental illness dan stigma sosial

Milla ngerasa dirinya sakit. Tapi bukan cuma tubuhnya yang nyiksa, respons keluarganya jauh lebih bikin hancur. Suaminya nggak percaya, ibunya malah nuduh dia kena kutukan karena jarang ke gereja. 

Lewat karakter ini, A Normal Woman Netflix nunjukin betapa mental illness sering dianggap remeh, bahkan disepelekan dalam lingkungan terdekat. Alih-alih disayang, orang yang sakit malah dijauhi.

Tekanan sosial terhadap perempuan

Di awal film, Milla terlihat kayak istri ideal, cantik, kalem, punya suami tajir, dan akun medsos couple yang goals banget. Tapi ternyata, semua itu topeng. Identitas dirinya hilang, perannya cuma buat menyenangkan orang lain. 

Lewat sakitnya, dia mulai ngeh kalau hidupnya palsu. Dan cara dia “meledak” adalah bentuk pemberontakan buat bisa jadi dirinya sendiri—meski hasil akhirnya kacau balau.

Luka fisik sebagai cermin luka batin

Luka di tubuh Milla nggak dijelaskan secara medis. Mulai dari kaki, telapak, sampai wajah, semuanya muncul kayak manifestasi dari rasa tersiksa. 

Film ini pakai tubuh sebagai simbol. Bukan cuma buat horor, tapi juga buat gambarin perasaan Milla yang ngerasa dikhianati, oleh tubuhnya sendiri, oleh orang-orang terdekat, dan oleh hidup yang katanya sempurna.

Dinamika keluarga Asia yang rumit

LemoList pasti relate sama bagian ini. Di A Normal Woman Netflix, kita lihat hubungan Milla sama ibu mertua dan suaminya kayak perwujudan konflik dalam keluarga Asia. Liliana selalu ngehakimi, dan Jonathan lebih milih patuh ke ibunya daripada bela istrinya. 

Milla jadi terjepit dan nggak bisa pergi, tapi juga nggak bisa hidup bebas. Ini kritik yang tajam buat sistem keluarga yang toxic tapi masih dibungkus budaya hormat.

Untuk Siapa Film Ini Cocok Ditonton?

Film A Normal Woman Netflix punya gaya yang khas

Film A Normal Woman Netflix punya gaya yang khas, tema yang dalem, dan alur yang nggak biasa. Jadi, cocok banget buat kamu yang udah biasa ngulik film dengan makna tersembunyi dan nuansa psikologis. Nih, tiga tipe penonton yang bakal paling menikmati film ini:

Buat kamu yang doyan psychological drama, thriller gelap, dan horor tubuh

Kalau kamu tipe yang menikmati film penuh teka-teki batin, ketegangan sunyi, dan gambaran tubuh yang nggak biasa, kamu bakal klik banget sama A Normal Woman Netflix. Ceritanya dibangun pelan, penuh rasa gelisah, dan sarat suasana mencekam tanpa perlu jumpscare.

Buat kamu yang relate dengan drama keluarga Asia dan tekanan sosial

LemoList, pernah ngerasa stuck di tengah keluarga yang nuntut sempurna? Nah, film ini akan terasa familiar banget buat kamu. A Normal Woman Netflix ngangkat banget dinamika keluarga Asia, khususnya hubungan mertua dan menantu yang penuh batasan tak terlihat.

Tema sosialnya pun kuat tentang perempuan yang dituntut tampil sempurna, terus-menerus “melayani” tanpa punya ruang untuk dirinya sendiri. Semua itu disampaikan tanpa perlu nulisnya gede-gede: kamu cukup ngeliat dan ngerasain.

Buat kamu penggemar film Indonesia yang berani beda

Dari segi cerita, gaya visual, sampai pemilihan genre, semuanya menunjukkan keberanian buat keluar dari zona nyaman. Film ini bagian dari gelombang sinema Indonesia modern yang nggak takut mempertanyakan norma, termasuk soal kecantikan perempuan dan tuntutan sosial kelas atas.

Kenapa A Normal Woman Patut Masuk Daftar Tontonanmu?

LemoList, setelah menyimak kisah hidup luar biasa A Normal Woman. Ia hadir sebagai potret berani tentang identitas, perlawanan, dan cinta dalam segala bentuknya, terutama cinta pada diri sendiri dan perjuangan melawan ketidakadilan. 

Film ini berhasil memadukan kegetiran sejarah dan keindahan sinematik yang bikin kamu nggak bisa berpaling sampai kredit terakhir. Kalau kamu suka tontonan yang nggak cuma menghibur tapi juga membuka mata dan hati, film ini wajib kamu tonton.

Dan jangan lupa, masih banyak rekomendasi film serta berita musik keren lainnya yang bisa kamu jelajahi di Lemo Blue – Berita Musik dan Film!

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *