Pemeran di The Wizard of Oz bisa dibilang jadi salah satu alasan kenapa film klasik ini masih hidup di hati banyak orang, LemoList! Sejak rilis pada 25 Agustus 1939, film musikal fantasi yang diproduksi MGM ini sudah bikin jutaan penonton jatuh cinta.
Dengan rating IMDb 8.1/10 dan skor Tomatometer 98%, jelas kalau kisah Dorothy dan Toto yang terseret tornado ke Negeri Oz ini bukan sekadar tontonan biasa.
Dari lagu “Over the Rainbow” sampai karakter penuh warna, film berdurasi 1 jam 42 menit ini jadi perjalanan epik yang nggak pernah lekang waktu.
Table of Contents
Pemeran di The Wizard of Oz yang Membuat Film Ini Abadi

Kalau film ini masih dianggap masterpiece sampai sekarang, salah satu alasannya jelas ada di tangan para pemeran di The Wizard of Oz. Mereka benar-benar menghidupkan negeri Oz dengan karakter yang melekat di ingatan penonton lintas generasi. Yuk, kita kenalan satu per satu.
Judy Garland sebagai Dorothy Gale
Judy Garland berhasil bikin karakter Dorothy terasa nyata dengan ekspresi rapuh tapi penuh harapan. Usianya hampir 17 tahun saat syuting, tapi ia mampu menyalurkan rasa ingin tahu polos seorang anak.
Momen paling ikonik tentu saat Garland menyanyikan “Over the Rainbow”, lagu yang langsung bikin penonton hanyut dalam kerinduan Dorothy akan rumah. Banyak kritikus percaya, tanpa Garland, pesona Dorothy takkan sekuat itu.
Baca Juga, Yah! Nyesek Maksimal! Review Film La La Land yang Bikin Nangis
Frank Morgan: Profesor Marvel & Sang Wizard
Uniknya, Frank Morgan memainkan beberapa karakter sekaligus, mulai dari Profesor Marvel di Kansas sampai Sang Wizard di Emerald City.
Keputusan ini bikin kisah terasa seperti mimpi, di mana wajah-wajah familiar ikut terbawa dalam fantasi. Dari penjaga gerbang hingga kusir kereta, semua diperankan Morgan dengan warna berbeda, memperkuat kesan ajaib Oz.
Ray Bolger sebagai Scarecrow
Scarecrow yang kocak sekaligus bijak lahir dari Ray Bolger. Gerakan tubuhnya yang lentur bikin penonton percaya ia benar-benar boneka jerami yang hidup.
Karakter ini melambangkan kerinduan akan kecerdasan, dan Bolger menghidupkannya dengan energi khas panggung vaudeville yang hangat sekaligus menghibur.
Baca Juga, Yah! Review Film The Menu: Satire Gelap Bikin Tegang, Lapar, dan Berpikir
Jack Haley sebagai Tin Man
Jack Haley baru masuk produksi setelah aktor awal, Buddy Ebsen, mundur karena alergi makeup logam.
Meski begitu, Haley sukses bikin Tin Man jadi sosok yang manis dan penuh perasaan. Dengan nada lembut, ia memperlihatkan sisi rapuh dari karakter yang katanya “tak punya hati”, sehingga perjalanan mencari cinta terasa mengharukan.
Bert Lahr sebagai Cowardly Lion
Kalau ada karakter yang selalu bikin penonton tertawa sekaligus tersentuh, itu Cowardly Lion. Bert Lahr memerankannya dengan gaya teatrikal yang berlebihan, tapi justru itu yang bikin karakternya menggemaskan.
Si singa penakut ini jadi simbol keberanian, dan Lahr berhasil menyeimbangkan humor dengan pesan moral yang kuat.
Margaret Hamilton sebagai Wicked Witch of the West
Bayangan penyihir jahat dalam budaya pop sampai sekarang masih sering mengacu pada Margaret Hamilton.
Tawa melengkingnya, raut wajah tajam, dan gerakannya bikin merinding. Meski di balik layar ia dikenal baik hati, di depan kamera Hamilton jadi definisi “menyeramkan”. Sayangnya, dedikasi aktingnya juga bikin ia sempat terluka serius saat syuting karena kostum dan makeup yang mudah terbakar.
Billie Burke sebagai Glinda, Sang Good Witch
Kontras dengan penyihir jahat, ada Billie Burke yang tampil elegan sebagai Glinda. Dengan suara lembut dan gaya keibuan, ia jadi sosok penuntun Dorothy. Karakternya hadir bukan sekadar penyelamat, tapi simbol harapan bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan keteguhan hati.
Pemeran Pendukung & Kejutan Lainnya
Selain pemeran utama, ada juga Clara Blandick sebagai Auntie Em dan Charley Grapewin sebagai Uncle Henry, dua sosok keluarga yang penuh kasih tapi sibuk dengan kesehariannya di Kansas.
Jangan lupa, ada Terry si anjing yang mencuri perhatian sebagai Toto—bahkan sempat cedera saat syuting! Lalu ada para Munchkins, dimainkan oleh The Singer Midgets dan banyak aktor tak dikenal, yang menambah warna musikal meriah di awal perjalanan Dorothy
Sinopsis Singkat The Wizard of Oz: Dari Kansas ke Negeri Ajaib

Kalau ngomongin pemeran di The Wizard of Oz, rasanya nggak lengkap tanpa ngulik dulu kisah yang mereka jalani. Film ini dimulai dengan kehidupan sederhana Dorothy Gale di Kansas. Suatu hari, badai tornado besar menyeretnya bersama anjing setianya, Toto, jauh dari rumah.
Tiba-tiba Dorothy terdampar di sebuah negeri ajaib bernama Oz, penuh warna dan keajaiban yang kontras dengan dunianya di Kansas. Dari sinilah perjalanan dimulai. Ia mendengar bahwa hanya sang Wizard di Emerald City yang bisa menolongnya pulang.
Untuk bisa bertemu dengan Wizard, Dorothy harus menapaki Yellow Brick Road yang legendaris. Sepanjang jalan, ia bertemu teman-teman baru—Scarecrow, Tin Man, dan Cowardly Lion—yang masing-masing punya harapan sendiri.
Namun, perjalanan mereka tidak mudah. Wizard meminta syarat berat: Dorothy harus membawa sapu milik Wicked Witch of the West. Dari situlah petualangan penuh sihir, persahabatan, dan keberanian teruji habis-habisan.
Review Film: Apa Kata Kritikus dan Penonton?

Kalau ngomongin The Wizard of Oz, rasanya nggak ada habisnya. Dari skor tinggi di IMDb sampai Rotten Tomatoes, semua sepakat kalau film ini bukan sekadar hiburan, tapi karya seni yang nggak lekang oleh waktu. Tapi kenapa film rilisan 1939 ini masih relevan sampai sekarang?
Visual dan Produksi
Setelah bahas pemeran di The Wizard of Oz, banyak orang duluan terkesima dengan tampilan visualnya.
- Adegan transisi dari Kansas yang serba kelabu ke Munchkinland penuh warna masih jadi salah satu momen sinematik paling ikonik.
- Efek spesial dan set yang megah di masanya bikin penonton 1939 seperti dibawa langsung ke negeri ajaib. Walau ada detail “jadul” yang kelihatan sederhana, justru itu yang memberi kesan dongeng hidup.
Tema dan Makna Mendalam
Nah, kekuatan The Wizard of Oz nggak berhenti di visual doang. Ceritanya nyambung ke hati semua orang.
- Ada pesan kuat soal rumah, persahabatan, dan pencarian jati diri yang bikin kisah ini gampang dihubungkan sama pengalaman siapa pun.
- Dorothy dan teman-temannya mewakili perjalanan tumbuh: menghadapi ketakutan, belajar berani, sampai menyadari kekuatan ada di dalam diri sendiri. Itulah kenapa penonton dari segala umur bisa merasa dekat dengan kisah ini.
Akting dan Performa
Di balik semua pesan itu, pemeran di The Wizard of Oz jadi kunci utama kenapa film ini nggak pernah dilupakan.
- Judy Garland sebagai Dorothy bikin penonton jatuh hati lewat akting polosnya, apalagi saat menyanyikan “Over the Rainbow” yang masih jadi legenda.
- Trio sahabat—Ray Bolger sebagai Scarecrow, Jack Haley sebagai Tin Man, dan Bert Lahr sebagai Cowardly Lion—menyumbang humor, kehangatan, sekaligus chemistry yang bikin perjalanan mereka seru ditonton.
- Margaret Hamilton sebagai Wicked Witch of the West sukses meninggalkan kesan menyeramkan, sampai sekarang masih jadi standar karakter penyihir jahat di pop culture.
Legacy yang Tak Pernah Pudar
Kalau ditanya kenapa The Wizard of Oz masih sering diputar bahkan hampir tiap generasi pasti kenal, jawabannya ada di campuran sempurna antara kisah, visual, dan pemeran di The Wizard of Oz.
- Film ini sering disebut sebagai salah satu karya paling banyak ditonton di dunia, jadi semacam “warisan” buat tiap anak yang baru pertama kali nonton film klasik.
- Cerita di balik layar juga penuh drama: sutradara yang berganti, aktor yang harus diganti karena makeup berbahaya, sampai kecelakaan di set. Semua itu malah makin bikin film ini melegenda.
- Pada akhirnya, The Wizard of Oz terasa hangat seperti pulang ke rumah. Setiap kali diputar, ia bukan sekadar film lama, tapi pengalaman yang terus hidup dari generasi ke generasi.
Kenapa The Wizard of Oz Selalu Punya Tempat di Hati Penonton
Setelah ngulik kisah, visual, sampai para pemeran di The Wizard of Oz, makin jelas kan kenapa film ini masih jadi perbincangan meski sudah rilis lebih dari 80 tahun lalu? Pesona Judy Garland, tawa Bert Lahr, hingga kengerian Margaret Hamilton menjadikan film ini bukan sekadar tontonan klasik, tapi pengalaman sinematik yang hidup selamanya.
Film ini membuktikan bahwa kekuatan sebuah cerita terletak pada orang-orang yang membawakannya. Para pemeran di The Wizard of Oz berhasil menghadirkan karakter yang terasa nyata, penuh emosi, dan melekat lintas generasi.
Nah, kalau kamu pengin terus eksplor cerita seru seputar dunia film dan musik, yuk santai bareng di Lemo Blue – Berita Musik dan Film!