Lux jadi salah satu momen paling “wah” dalam perjalanan Rosalía. Album keempatnya ini bakal rilis 7 November 2025 dan dibagi jadi empat movement besar, total ada 18 lagu di versi fisik dan 15 lagu di versi digital.
Tapi bukan cuma soal angka — Lux terasa seperti kisah metamorfosis. Di sini Rosalía bercerita tentang cahaya, luka, dan pencarian makna spiritual yang dalam. Setiap lagunya seperti babak hidup baru, penuh simbol, emosi, dan refleksi diri yang bakal bikin kamu ikut tenggelam dalam auranya.
Table of Contents
Daftar Lagu Album Lux Rosalía dan Makna yang Tersirat

Kamu bakal ngerasa kayak lagi membaca buku puisi kalau menyelami setiap lagu di album Lux Rosalía. Tiap movement terasa seperti babak dalam perjalanan batin — dari kegelapan, ke dunia modern yang riuh, lalu menuju penebusan diri.
Movement I — Awal dari Gelap
Di bagian pertama album Lux, Rosalía mengajak kamu masuk ke ruang paling mentah dalam dirinya. Nada-nadanya gelap, tapi justru dari situ cahaya mulai muncul pelan-pelan.
1. Sexo, Violencia y Llantas
Rosalía membuka album Lux dengan dentuman keras — kisah tentang keinginan, kekerasan, dan kekacauan dunia yang bikin manusia kehilangan arah.
2. Reliquia
Lagu ini seperti menggali kenangan lama yang tersisa; “reliquia” berarti peninggalan suci — potongan masa lalu yang masih menyala di tengah kehampaan.
3. Divinize
Rosalía mulai menatap langit. “Divinize” adalah proses menjadi lebih dari sekadar manusia; saat kesakitan berubah jadi kesadaran spiritual.
4. Porcelana
Ada sisi rapuh yang lembut di sini. Seperti porselen, lagu ini menggambarkan betapa indahnya kelembutan yang mudah pecah.
5. Mio Cristo
Doa paling personal dari Rosalía di album Lux Rosalía. Ia bicara langsung dengan Tuhan — bukan sebagai sosok besar di langit, tapi sebagai cinta yang hadir di dalam dirinya.
Movement II — Dunia dan Bayangannya
Masuk ke movement kedua, Rosalía menggambarkan benturan antara spiritualitas dan dunia modern. Lagu-lagu di bagian ini berdenyut dengan energi kota, tapi tetap punya lapisan makna yang dalam.
6. Berghain
Terinspirasi dari klub legendaris di Berlin, lagu ini jadi simbol dari dunia hedonis — tempat manusia mencari kebebasan, meski kadang kehilangan dirinya sendiri.
7. La Perla
Rosalía menyamakan jiwa manusia dengan mutiara: sesuatu yang berharga lahir dari rasa sakit dan tekanan.
8. Mundo Nuevo
“Dunia baru” yang ia maksud bukan tempat, tapi kondisi batin. Sebuah dunia di mana ia bisa jadi versi terbaik dirinya.
9. De Madrugá
Suasana lagu ini seperti momen sebelum matahari terbit. Hening, reflektif, dan penuh harapan akan permulaan baru.
Movement III — Antara Surga dan Tubuh
Di movement ketiga album Lux, Rosalía bermain di antara spiritualitas dan sensualitas. Di sinilah konflik antara tubuh dan jiwa terasa paling kuat.
10. Dios Es Un Stalker
Provokatif dan satir. Rosalía memotret kehadiran “Tuhan” di era digital — seolah ilahi ikut mengawasi timeline dan notifikasi kita.
11. La Yugular
Lagu ini menyoroti urat kehidupan, titik paling vital antara hidup dan mati. Di sini Rosalía menggambarkan koneksi spiritual yang intens.
12. Focu ‘ranni (Physical Exclusive)
Judulnya mengandung nuansa budaya yang unik. Lagu ini terasa seperti doa lintas tradisi, mempertemukan spiritualitas dari berbagai penjuru.
13. Sauvignon Blanc
Sedikit sensual, sedikit melankolis. Rosalía menggambarkan kenikmatan yang cepat hilang — seperti anggur yang habis dalam satu teguk.
14. Jeanne (Physical Exclusive)
Terinspirasi dari Jeanne d’Arc, simbol kekuatan dan iman. Rosalía menulisnya sebagai ode untuk perempuan yang berani berjuang atas keyakinannya.
Movement IV — Cahaya, Penebusan, dan Keabadian
Movement terakhir di album Lux Rosalía jadi klimaks spiritualnya. Lagu-lagu di sini lembut dan penuh keikhlasan, seolah Rosalía sudah menemukan cahaya yang dicarinya sejak awal.
15. Novia Robot (Physical Exclusive)
Kisah perempuan modern yang kehilangan sisi manusianya di dunia penuh teknologi. Sebuah refleksi atas identitas yang dibuat-buat.
16. La Rumba Del Perdón
Energinya seperti doa yang menari. Lagu ini bicara tentang pengampunan dan berdamai dengan masa lalu.
17. Memória
Nada-nada nostalgia mengalir di sini. Rosalía mengingat, tapi bukan untuk terjebak — melainkan untuk benar-benar merelakan.
18. Magnolias
Penutup yang lembut dan penuh cahaya. “Magnolias” adalah simbol kemurnian; akhir perjalanan spiritual Rosalía dalam album Lux.
Baca Juga, Yah! 12 Lagu di “Deadbeat” Tame Impala: Curhat Lelah dari Dunia Ketenaran
Filosofi dan Kutipan Sakral di Album Lux Rosalía

Di balik visual dan musik megah album Lux Rosalía, ada dua kutipan yang memperdalam makna spiritual perjalanan Rosalía. Keduanya muncul di versi fisik — semacam pesan tersembunyi buat kamu yang benar-benar ingin memahami sisi filosofis dari karya ini.
“No woman has ever claimed to be God.” — Rabia al Adawiyya
Kalimat dari penyair sufi ini terasa menantang dan reflektif. Rosalía seolah mengutipnya untuk menggambarkan posisi perempuan di antara iman dan eksistensi.
Dalam konteks album Lux, ini jadi simbol tentang kesadaran diri — bahwa kekuatan ilahi bisa hadir di tubuh perempuan, tanpa harus mengklaim keilahian itu sendiri.
“Love is not consolation, it is light.” — Simone Weil
Kutipan ini seperti inti dari seluruh album Lux. Cinta bagi Rosalía bukan pelarian dari kesedihan, tapi sumber cahaya yang membimbing jiwa menuju pemahaman yang lebih tinggi. Setiap lagu di album Lux terasa dibangun di atas gagasan ini:
Bahwa cinta, spiritualitas, dan seni adalah cahaya yang menyinari kekosongan batin manusia.
Dua kalimat pendek ini melengkapi album Lux Rosalía sebagai karya yang nggak cuma memanjakan telinga, tapi juga menantang kamu untuk merenung — tentang iman, perempuan, dan cahaya yang hidup di dalam setiap hati.
Baca Juga, Yah! 10 Lagu di ‘Soft LANY’: Lagi-Lagi Bikin Nangis
Kisah dan Makna di Balik Album Lux Rosalía

Album Lux Rosalía seperti seperti tersesat di antara doa, cinta, dan kilauan cahaya yang misterius. Tapi di balik tiap nada, ada cerita besar yang Rosalía rakit dengan hati—sebuah perjalanan spiritual yang menandai babak baru setelah Motomami.
1. Cahaya dan Transformasi Spiritual
Nama Lux diambil dari bahasa Latin yang berarti “cahaya.” Dari sini aja udah kelihatan arah album ini: Rosalía nggak lagi bermain di dunia eksplosif dan liar kayak Motomami, tapi masuk ke wilayah reflektif, penuh spiritualitas dan pencarian diri.
Album Lux Rosalia jadi peta perjalanan batin tentang transformasi perempuan, sensualitas, dan upaya berdamai antara sisi manusia dan yang ilahi.
2. Mengisi Kekosongan yang Tak Terucap
Rosalía sempat bilang kalau seumur hidupnya ia merasa ada ruang kosong di dalam diri. Dalam album Lux, ruang itu bukan lagi dianggap kekurangan, tapi justru tempat Tuhan bersemayam. Ia menggambarkan momen ketika semua hal duniawi—materi, cinta, hubungan—nggak cukup buat menenangkan jiwa, dan hanya “cahaya” yang bisa mengisinya.
3. Visual yang Seperti Doa
Sampul album Lux Rosalía sendiri jadi representasi kuat dari pesan spiritualnya. Rosalía tampil dalam balutan putih dengan tudung atau kerudung, memancarkan aura suci seperti figur santo. Setiap elemen visual terasa seperti puisi visual tentang pengorbanan, kemurnian, dan pencarian cahaya batin.
4. Perubahan Gaya Musik: Dari Eksperimen ke Renungan
Kalau Motomami penuh ledakan ritme dan eksperimen, album Lux terasa lebih tenang, megah, dan emosional. Rosalía merekamnya bareng London Symphony Orchestra di bawah arahan Daníel Bjarnason, menciptakan suara orkestra yang sakral dan sinematik. Dari paduan suara sampai gesekan senar, semuanya memancarkan nuansa ilahi.
5. Makna Tersirat dari Judul Lagu-lagunya
Judul lagu di album Lux Rosalia jadi simbol dari kontras antara yang suci dan duniawi. Ada “Sexo, Violencia y Llantas” yang bicara soal hasrat dan kekacauan; “Reliquia” dan “Mio Cristo” yang memantulkan sisi religius; sampai “Dios Es Un Stalker” dan “La Rumba Del Perdón” yang menggoda batas antara iman dan ironi.
Lagu “Magnolias” jadi penutup lembut — tanda bahwa perjalanan menuju cahaya akhirnya tiba di kedamaian.
Di seluruh album Lux, Rosalía seakan mengajak kamu ikut menyusuri perjalanannya — dari kekosongan menuju penerimaan, dari gelap menuju cahaya. Setiap lagu jadi potongan kecil dari satu doa panjang yang ia bisikkan lewat musik.
Cahaya di Antara Nada
Album Lux Rosalía terasa seperti perjalanan dari dunia ke langit, dari tubuh ke jiwa. Rosalía membangun jembatan antara sensualitas dan spiritualitas, menghadirkan karya yang bukan cuma enak didengar, tapi juga menyentuh sisi terdalam dari pencarian makna manusia.
Setiap movement di album Lux mengalir seperti doa modern, mengajak kamu merenung lewat harmoni dan kata yang jujur.
Kalau kamu yang suka menyelami musik dengan cerita dan filosofi di baliknya, album Lux Rosalía layak banget jadi pengalaman mendengarmu berikutnya. Yuk, terus eksplor lebih banyak berita musik menarik dan kisah di balik karya para musisi dunia bareng Lemo Blue.