Kalau kamu pernah ngerasain cinta yang bikin senyum tapi juga nyisain luka, lagu “Gone Gone Gone” dari David Guetta, Teddy Swims, dan Tones And I bakal langsung nyentuh kamu.
Lagu ini bukan sekadar cerita cinta manis, tapi tentang ketagihan pada hubungan yang berantakan dan penuh tarik-ulur.
Dengan nuansa soul-pop yang hangat tapi getir, “Gone Gone Gone” menggambarkan bagaimana cinta bisa terasa paling hidup justru saat semuanya kacau. Kadang, yang bikin hancur malah jadi hal yang bikin kita nggak bisa lepas.
Table of Contents
Makna Lagu Gone Gone Gone David Guetta, Teddy Swims, Tones & I

Hey kamu, pernah nggak sih ngerasa jatuh cinta sama sesuatu yang kamu tahu bisa nyakitin, tapi entah kenapa tetap susah lepas? Nah, itulah vibe yang kuat banget di lagu Gone Gone Gone. Lagu ini ngebawa kita masuk ke dunia cinta yang kacau, intens, dan bikin nagih.
1. Candu dalam Kekacauan: Ketika Hubungan Toksik Jadi Magnet
Lagu Gone Gone Gone menggambarkan bagaimana cinta bisa tumbuh dari kekacauan. Si narator tahu hubungan itu berbahaya, tapi justru di situ letak daya tariknya.
Ada kalimat dari Teddy Swims yang langsung nyetrum: “We were fire, impossible to tame / Like oil in the ocean, no way to put out the flame.”
Kamu bisa ngerasain intensitasnya—dua orang yang saling tarik tapi juga saling bakar. Lagu ini jujur banget tentang betapa mudahnya kita kecanduan hubungan yang penuh drama, karena di sanalah emosi terasa paling hidup.
2. Hanya Rindu Saat Kehilangan: Paradox “I Only Want You When You’re Gone”
Masuk ke bagian paling nyentuh dari lagu Gone Gone Gone — pengakuan bahwa rasa cinta justru muncul saat seseorang udah pergi.
Baris “I only want you when you’re gone, gone, gone” bukan sekadar lirik galau, tapi refleksi dari siklus aneh di mana rindu dan kehilangan jalan bareng.
Kita sering baru sadar pentingnya seseorang ketika mereka nggak di sini lagi. Lagu ini menangkap perasaan itu dengan jujur: cinta yang hidup di antara kehilangan, dan hasrat yang muncul di tengah jarak.
Baca Juga, Yah! Taylor Swift ‘The Life of a Showgirl’ feat Sabrina Carpenter: Luka di Balik Glamor
3. Rasa Sakit yang Menyenangkan: Pain as Pleasure

Kalimat “I just love that loving pain” dari lagu Gone Gone Gone adalah pengakuan tanpa topeng. Ada rasa aneh ketika cinta dan sakit jadi satu paket.
Lagu ini nggak menutupi sisi kelam itu—justru menyorotinya sebagai bagian dari pengalaman mencintai yang autentik.
LemoList, kadang kita nggak cari bahagia dari cinta, tapi sensasinya. Dan lagu ini dengan jenius menggambarkan gimana rasa sakit bisa jadi sesuatu yang… nikmat untuk dirasakan.
4. Antara Pengakuan dan Perayaan
Di penghujungnya, lagu Gone Gone Gone terasa kayak perpaduan antara pengakuan jujur dan pesta emosi. Teddy Swims dan Tones And I saling melengkapi: satu menyampaikan luka yang pasrah, satu lagi menunjukkan ketagihan pada sensasi cinta yang berbahaya.
David Guetta lewat produksinya bikin semuanya jadi lebih megah—emosi yang liar, tapi tetap terasa manusiawi. Lagu ini bukan sekadar curhatan, tapi karya yang merayakan betapa rumit dan indahnya cinta, bahkan di sisi tergelapnya.
Baca Juga, Yah! “I Got Better” Morgan Wallen: Sembuh dari Apa Pun yang Nahan Kamu
Gone Gone Gone dan Cinta yang Tak Pernah Sembuh Sepenuhnya

Lagu Gone Gone Gone adalahi cermin dari sisi manusia yang paling jujur—bahwa terkadang kita justru merasa hidup saat sedang terluka.
Perpaduan suara David Guetta, Teddy Swims, dan Tones And I bikin setiap emosi terasa nyata, seolah mengingatkan kamu bahwa cinta nggak selalu harus sempurna buat terasa berarti. Ada keindahan dalam kekacauan, dan ada ketenangan di balik rasa kehilangan.
Kalau kamu suka menyelami makna di balik lagu seperti ini, jangan berhenti di sini ya, LemoList! Masih banyak berita musik seru dan kisah di balik lagu-lagu penuh emosi yang bisa kamu temuin di Lemo Blue.
Yuk, terus jelajahi dunia musik yang nggak cuma terdengar indah, tapi juga terasa sampai ke hati.