Sinopsis The Twits Netflix

The Twits (2025): Petualangan Absurd Pasutri Paling Menjijikkan di Dunia

The Twits hadir sebagai film CG-animated yang bikin kamu mikir, “Ini Roald Dahl versi nyeleneh banget, ya?” Film ini tayang di Netflix tanggal 17 Oktober 2025, ngangkat kisah pasutri paling menjijikkan di dunia yang awalnya cuma cerita pendek di buku tahun 1980. 

Disutradarai Phil Johnston, The Twits memindahkan setting dari Inggris ke kota fiktif Triperot di Amerika, lengkap dengan musik original dari David Byrne dan Hayley Williams. 

Dengan durasi 98 menit, PG rating, dan animasi gaya quasi stop-motion, film ini campur aduk antara adventure, comedy, dark humor, dan fantasi. Siap-siap ketawa geli sambil heran!

Sinopsis The Twits – Kotor, Chaos, Tapi Aneh-Aneh Seru

Sinopsis The Twits

Sebelum kita masuk ke kekacauan Twitlandia, bayangin dulu pasangan paling menjijikkan di dunia: Mr. Twit (Jim) dan Mrs. Twit (Credenza). Mereka tinggal di Triperot, kota yang dulu rame turis tapi sekarang suram karena danau mengering.

Twitlandia, taman hiburan milik Twits, adalah kebanggaan sekaligus neraka. Ada Tilt-A-Pottie yang isinya toilet-portable, dan Bounce Pit dari kasur penuh serangga. Semua ini berjalan karena air mata ajaib Muggle-Wumps, monyet-monyet yang dipaksa berdiri di atas kepala mereka.

Ketika kota menyatakan Twitlandia berbahaya, Twits ngamuk. Mereka mencuri tangki “liquid hot dog meat” dan banjirkan kota, bikin adik-adik yatim Beesha Balti (12 tahun) dan Bubsy Mulch kesal karena adopsi Bubsy gagal. Dua anak ini bisa ngobrol sama makhluk ajaib, akhirnya bekerja sama dengan Muggle-Wumps dan Sweet-Toed Toad buat hentikan kejahatan Twits.

Kekacauan makin seru saat Twits nekat maju jadi wali kota, bersaing sama Wayne John John-John, semua demi bikin Triperot jadi “fun capital of the world”. Cerita ini diceritain Pippa, kutu mama di janggut Mr. Twit, ke bayi kutu-nya—nambah bumbu lucu tapi absurd.

Baca Juga, Yah! 27 Nights (2025): Lagi Enak Nongkrong, Tiba-Tiba Dikira Gila

Ending The Twits (Ada Spoilernya)

Ending The Twits (Ada Spoilernya)

Sebelum kita lihat gimana semua kekacauan berakhir, penting tahu kalau The Twits bukan soal plot twist dramatis, tapi pesan moral yang jelas.

Anti-Tobat, Pro-Empati

Mr. dan Mrs. Twit tetap jahat, unredeemable, dan film nggak pernah berusaha ngubah mereka. Sutradara Phil Johnston tegas, “The Twits don’t change. They’re terrible.” Fokus cerita bergeser ke anak-anak, terutama Beesha, yang pakai empati buat lawan kejahatan Twits.

Pesan film sederhana: “Don’t be a twit!” Anak-anak belajar nggak membiarkan kebencian Twits memengaruhi mereka. Mary Muggle-Wump mengingatkan, “Hate is easy.” Bahkan dengan semua humor menjijikkan, kemenangan datang karena kebaikan, bukan balas dendam.

Twits kena beberapa jebakan ala Roald Dahl, termasuk “Dreaded Shrinks,” bikin mereka sadar kebencian nggak bikin menang. Kalau kamu stay sampai post-credit, ada easter egg seru: sekilas Loompaland di antara nama-nama.

Baca Juga, Yah! Good Fortune (2025): Malaikat Gabut Lagi Mainin Nasib Orang

Review The Twits — Worth It atau Skip Aja Nih?

Review The Twits — Worth It atau Skip Aja Nih?

Sebelum kamu klik play, mari kita lihat gimana penilaian kritikus dan penonton tentang The Twits. Film ini bikin opini terbagi: sebagian geli banget, sebagian lain geleng-geleng kepala.

Sisi Minus: Geli tapi Nggak Semua Bisa Nikmatin

Humor The Twits sangat menjijikkan, penuh gimik bau, diare, lendir, bulu, cacing, dan “butt jokes” sampai bikin sebagian penonton merasa overload. Plot terasa melompat-lompat dan sentimental, bikin black comedy Roald Dahl jadi berat di pesan moral. Visual 3D kadang terlihat sederhana dan bising, kalah seru dibanding film animasi seperti Fantastic Mr. Fox atau Wonka.

Sisi Plus: Kacau Tapi Nendang Secara Satire

Di sisi lain, The Twits punya humor liar yang kadang bikin ngakak, energi cerita kacau tapi bersemangat, dan satire politik yang nyentil: Twits maju jadi wali kota sambil janji “make Triperot great again.” Film ini berani gelap dan aneh, sejalan dengan gaya Roald Dahl. Desain dunia dan musik original tetap menarik, mendukung atmosfer cerita yang absurd tapi hidup.

Kalau Menurut Lemo Blue Sih…

Kalau ditanya worth it atau enggak, The Twits bikin opini terbagi. Di Rotten Tomatoes cuma 53%, sedangkan di IMDb 4.8/10—jadi jelas nggak semua orang bakal suka. Film ini cocok buat kamu yang suka absurd, kotor, dan energi cerita kacau tapi seru. 

Tapi kalau cari tontonan hangat atau nyaman, mending skip aja. Intinya, The Twits bakal bikin kamu geli, geregetan, sekaligus ngakak, tergantung seberapa siap kamu terjun ke dunia konyolnya.

Daftar Pengisi Suara The Twits (Voice Cast)

  • Margo Martindale sebagai Credenza Twit (Mrs. Twit), istri Jim yang kejam dan mengerikan, pengelola Twitlandia.
  • Johnny Vegas sebagai Jim Twit (Mr. Twit), suami Credenza, tukang iseng berjanggut dan pemarah.
  • Emilia Clarke sebagai Pippa, narator cerita, kutu mama yang jadi moral compass.
  • Natalie Portman sebagai Mary Muggle-Wump, ibu bijak dari pasangan monyet Muggle-Wump.
  • Maitreyi Ramakrishnan sebagai Beesha Balti, yatim 12 tahun pemberani yang jadi pahlawan cerita.
  • Ryan Anderson Lopez sebagai Bubsy Mulch, sahabat Beesha dan partner dalam melawan Twits.
  • Alan Tudyk sebagai The Sweet-Toed Toad, makhluk amfibi yang cerewet dan berlendir.
  • Jason Mantzoukas sebagai Mayor Wayne John John-John, wali kota bodoh yang jadi rival Twits.
  • Timothy Simons sebagai Marty Muggle-Wump, ayah cerdik dari duo monyet Muggle-Wump.
  • Nicole Byer sebagai Beverly Onion, warga Triperot dan karakter baru di adaptasi ini.
  • Mark Proksch sebagai Horvis Dungle, karakter unik dan aneh.
  • Rebecca Wisocky sebagai Dee Dumdie-Dungle, insider kota Triperot.
  • Phil Johnston sebagai Mr. Napkin, karakter kikuk yang mencari rumah untuk anak yatim.
  • Charlie Berens sebagai Gorb Klurb, warga lokal kota Triperot.
  • Sami Amber sebagai Little Bedbug, bayi kutu yang mendengar cerita dari Pippa.

Jangan Jadi Twit, Ya!

The Twits memang film yang absurd, kotor, dan penuh kekacauan, tapi di balik humor menjijikkan ada pesan moral jelas: empati dan jangan ikut terbawa kebencian. 

Anak-anak, remaja, atau siapa pun yang siap dengan humor gross-out bakal bisa menikmati dunia Triperot yang nyeleneh ini. Film ini mengingatkan kita bahwa bahkan di tengah kekacauan, kebaikan tetap bisa menang.

Buat kamu yang penasaran sama tontonan lain yang seru, absurd, atau penuh pelajaran hidup, LemoList! bisa terus eksplor lebih banyak berita film dan rekomendasi series terbaru di Lemo Blue. Jangan sampai ketinggalan update dan insight film-film unik yang bikin weekend kamu lebih hidup!