Review How to Make Millions Before Grandma Dies

Review How to Make Millions Before Grandma Dies, Billkin Bikin Kita Nangis Lagi

How to Make Millions Before Grandma Dies, film Thailand yang viral ini bikin LemoList baper maksimal dari awal sampai akhir. Masih ingat Billkin di I Told Sunset About You, yang pas dia nangis, ingusnya ikut keluar juga? 

Nah, di film ini, lagi-lagi Billkin ngajak kita banjir air mata. Akting nangisnya tuh bukan cuma nangis doang, tapi nangis yang ngajak-ajak, kayak bilang, “Ayo bareng-bareng sedihnya!” 😭

Buat kamu yang penasaran kenapa film ini bisa bikin se-Asia nangis berjamaah, yuk, kita kulik bareng review, fakta menarik, dan makna mendalam dari How to Make Millions Before Grandma Dies ini!

Film How to Make Millions Before Grandma Dies — Kenapa Semua Orang Nangis Setelah Nonton?

Kalau kamu lagi cari film keluarga yang bisa bikin kamu senyum sekaligus nangis kejer di akhir, How to Make Millions Before Grandma Dies bisa jadi jawabannya. Film Thailand yang satu ini memang sukses bikin bioskop se-Asia penuh tisu. 

Ringkasan Cerita: Ketika Warisan Jadi Alasan, Tapi Cinta Jadi Jawaban

How to Make Millions Before Grandma Dies bercerita tentang M

How to Make Millions Before Grandma Dies bercerita tentang M (diperankan Billkin), cowok Gen Z pengangguran yang pengin jadi kreator game tapi hidupnya seret. 

Setelah tahu neneknya, Amah (Taew Usa Semkhum), sakit kanker, M memutuskan buat tinggal dan merawatnya. Tapi jangan salah, tujuan awal M bukan mulia-mulia amat, dia berharap bisa jadi cucu kesayangan dan dapet warisan rumah Amah.

Ternyata, tinggal bareng Amah nggak semudah bayangannya. Dari harus bangun pagi buat bantu jual kue, sampai ikutan doa ke Dewi Kwan Im, semuanya bikin M kelimpungan. 

Belum lagi saingan dari anggota keluarga lain yang juga ngincer perhatian Amah, ibunya sendiri, dua om-nya, termasuk satu yang doyan judi. 

Tapi justru dari situ, M mulai berubah. Hubungannya sama Amah tumbuh jadi tulus. Dari yang cuma pengin warisan, dia jadi ngerti arti cinta keluarga yang nggak bisa dibeli.

Baca Juga, Yah! Kenapa Harus Nonton “Sore: Istri dari Masa Depan 2025 ” – Review No Spoiler

Tokoh-Tokoh Sentral dan Akting yang Bikin Penonton Terpikat

Hubungan M dan Amah adalah inti dari How to Make Millions Before Grandma Dies. Chemistry keduanya benar-benar kuat dan jadi titik emosional utama di sepanjang film. Billkin berhasil nunjukin transformasi karakter M dengan mulus, dari egois, jadi penuh empati. 

Tapi spotlight utama jelas jatuh ke Taew Usa Semkhum yang jadi Amah. Penampilannya bikin banyak orang ngerasa bersalah karena jarang pulang nengokin nenek.

Pemeran lain juga ngasih warna: ibu M yang cerewet, om Kiang yang kayak politikus gagal, dan om Soei yang ngarep warisan buat nutup utang. Setiap karakter dibuat hidup dan nggak terasa tempelan. Mereka nambahin dimensi dalam cerita, bukan sekadar figuran.

Dari Komedi Tipis ke Drama Air Mata: Perpaduan Emosi yang Kuat

Jangan bayangin film ini full sedih dari awal. Justru, How to Make Millions Before Grandma Dies pinter mainin emosi penonton. Ada banyak momen kocak yang bikin ketawa geli, kayak waktu M nggak ngerti adat Amah, atau ngeliat Amah tetap cuek di tengah rebutan anak-anaknya.

Tapi semakin lama, rasa lucu itu berubah jadi haru. Film ini pelan-pelan ngebawa kamu ke refleksi pribadi tentang hubungan dengan orang tua, tentang apa yang udah dan belum kita lakukan buat mereka. Dan di titik itulah, film ini jadi pengalaman nonton yang personal. Bukan karena ceritanya rumit, tapi karena dekat banget sama realita kita.

Fakta-Fakta Menarik di Balik Film How to Make Millions Before Grandma Dies

Fakta Menarik di Balik Film How to Make Millions Before Grandma Dies

Setelah kamu tahu kenapa film ini bisa bikin penonton tersedu, sekarang waktunya ngulik fakta-fakta menarik di balik layar How to Make Millions Before Grandma Dies. Bukan cuma ceritanya yang kuat, tapi perjalanan produksinya juga bikin salut.

Film Debut Para Pemeran, Termasuk Nenek yang Usianya 76 Tahun

Kamu percaya nggak kalau film ini jadi debut akting buat sebagian besar pemainnya? Billkin sih udah dikenal dari serial dan proyek drama sebelumnya, tapi ini adalah film layar lebar pertamanya. Begitu juga dengan Tu Tontawan, si pemeran pendukung dari F4 Thailand, yang baru pertama kali tampil di layar lebar lewat film ini.

Yang paling mengejutkan adalah Taew Usa Semkhum alias Amah. Di usia 76 tahun, dia baru pertama kali main film, dan langsung jadi tokoh utama! Dia ditemukan lewat video lomba dansa lansia, dan sejak itu langsung curi hati banyak orang. Aktingnya yang alami bikin karakter Amah terasa nyata, seperti nenek kita sendiri.

Kisah Nyata di Balik Cerita: Dari Pengalaman Penulis dan Sang Sutradara

Ternyata, kisah How to Make Millions Before Grandma Dies nggak sepenuhnya fiksi. Co-writer Thodsapon Thiptinnakorn mengaku terinspirasi dari hubungannya sendiri dengan sang nenek. Sementara sutradara Pat Boonnitipat mengambil banyak elemen dari ibunya sendiri, yang selalu jadi penopang keluarga tapi jarang diperhatikan.

Supaya lebih autentik, Pat bahkan tinggal bareng neneknya yang berusia 92 tahun saat mengembangkan naskah. Dia ngobrol langsung soal warisan, cinta keluarga, dan kebiasaan generasi tua. Nggak heran kalau ceritanya terasa tulus dan penuh nuansa emosional.

Prestasi Film: Box Office, Rotten Tomatoes, dan Kazz Awards

How to Make Millions Before Grandma Dies bukan cuma menyentuh hati, tapi juga sukses besar di bioskop. Di Indonesia saja, film ini ditonton lebih dari 1,35 juta penonton hanya dalam 10 hari, menjadikannya film Thailand terlaris sepanjang masa di bioskop Indonesia.

Secara global, pendapatan film ini tembus $78,3 juta, menjadikannya film Thailand terlaris di 2024 dan masuk 11 besar sepanjang sejarah di negara asalnya. Di Rotten Tomatoes, film ini dapat skor 98% dari kritikus dan 95% dari penonton, angka yang jarang banget buat film Asia Tenggara.

Nggak ketinggalan, film ini juga menang di ajang Kazz Awards 2024 sebagai Most Trending on Social. Artinya, bukan cuma disukai, tapi juga diperbincangkan secara masif di media sosial.

Satu-Satunya Wakil Asia Tenggara di Oscar 2024

Nggak main-main, How to Make Millions Before Grandma Dies berhasil masuk dalam shortlist 15 besar film asing di ajang Oscar ke-97. Dan tahu nggak, LemoList? Ini satu-satunya film dari Asia Tenggara yang tembus daftar itu.

Meskipun belum sampai jadi nominasi final, pencapaian ini tetap luar biasa. Film ini berhasil menembus batasan budaya dan geografis, menyampaikan pesan universal tentang cinta dan keluarga ke panggung dunia.

Film Ini Bukan Cuma Tentang Warisan, Tapi Tentang Makna Memberi

Dari judulnya, how to make millions before grandma dies terdengar seperti komedi soal rebutan warisan

Dari judulnya, how to make millions before grandma dies terdengar seperti komedi soal rebutan warisan. Tapi begitu kamu duduk dan nonton, yang kamu dapet justru pengalaman emosional tentang cinta, kehilangan, dan pentingnya hadir buat orang yang kamu sayang.

M Si Pemburu Warisan: Pelajaran Tentang Ego dan Empati

Di awal cerita, kamu akan nemuin M, cowok pengangguran yang punya satu tujuan: jadi cucu favorit supaya dapet warisan rumah dari Amah. Alasannya? Simpel, nggak pengin kerja keras. Buat M, Amah bukan sosok nenek, tapi lebih kayak “aset” yang bisa kasih cuan kalau dirawat dengan benar.

Tapi hidup bareng Amah nggak semudah kalkulasi di kepala. Dari rutinitas pagi yang ketat sampai kebiasaan tradisional yang asing buat M, semuanya bikin dia mikir ulang. Perlahan, dia lihat sisi lain Amah. Nenek yang awalnya dia anggap tiket menuju “jutaan,” justru jadi guru hidup yang ngajarin tentang perhatian, keikhlasan, dan empati.

Transformasi M ini yang bikin how to make millions before grandma dies jadi lebih dari sekadar kisah rebutan rumah. Ini soal tumbuh dewasa, tentang bagaimana niat yang egois bisa berubah jadi kasih yang tulus.

Amah Si Pemberi Tanpa Pamrih: Simbol Kasih Tanpa Syarat

Kalau M awalnya mikir soal untung-rugi, Amah adalah kebalikannya. Walaupun sakit kanker dan hidup sederhana, dia tetap jualan kue di pasar, tetap bantu anak-anaknya, bahkan yang hidupnya kacau balau kayak Soei, anak bungsu yang doyan judi.

Amah tahu kok niat tersembunyi anak-anak dan cucunya. Tapi dia nggak pernah berhenti memberi. Dia tetap masak, tetap ngasih uang, tetap nunggu mereka pulang setiap Minggu pakai baju terbaiknya. Dan semua itu dia lakuin bukan karena berharap balasan, tapi karena cinta.

Di sini, how to make millions before grandma dies nyentil kita—seberapa sering kita mikir balik kebaikan orang tua atau kakek-nenek kita? Seberapa sering kita hadir tanpa embel-embel pamrih?

Semua Akan Dimaafkan Jika Masih Keluarga? Refleksi Relasi Orang Tua dan Anak

Konflik keluarga di film ini nggak pernah meledak kayak sinetron. Nggak ada teriakan atau adegan banting pintu. Tapi justru karena itu, film ini terasa nyata. Ketegangan antar saudara, kecanggungan antara anak dan orang tua, semua digambarkan dengan sunyi yang menusuk.

How to make millions before grandma dies ngajak kamu mikir: 

Seberapa besar ruang maaf yang kita punya buat keluarga? 

Di tengah tarik-menarik antara kasih dan kepentingan pribadi, film ini nunjukkin kalau keluarga itu rumit tapi tetap layak diperjuangkan. Bahkan saat komunikasi retak, masih ada isyarat-isyarat cinta yang nggak perlu diucapkan.

Pelajaran dari Film How to Make Millions Before Grandma Dies

Pelajaran dari Film How to Make Millions Before Grandma Dies

Di balik kisah haru yang bikin mata sembap, film ini nyelipin banyak pelajaran finansial yang relevan banget buat kamu yang lagi mulai mikir soal masa depan.

Kenapa Tabungan Harus Disiapkan dari Muda?

Amah tetap jualan kue meski udah tua dan sakit. Biaya kemoterapi pun ditanggung bareng-bareng oleh anak-anaknya. Dari situ, kamu bisa lihat betapa pentingnya persiapan keuangan di masa tua. Nggak cuma soal uang pensiun, tapi juga soal jaga martabat dan nggak membebani orang lain.

Kalau kamu sekarang umur 20-an, ini waktu terbaik buat mulai investasi kecil-kecilan, ikut program pensiun, atau punya asuransi kesehatan. Di film how to make millions before grandma dies, kita lihat gimana ketidaksiapan finansial bisa bikin beban mental dan emosional di keluarga makin berat.

Jadi, pelajaran besarnya? Jangan tunggu sampai tua buat mulai mikir jangka panjang.

Warisan, Utang, dan Nilai Aset: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Yang menarik, Amah akhirnya mewariskan rumahnya ke Soei—anak yang justru paling banyak masalah finansial. Dari kacamata ekonomi, keputusan ini bisa dibilang “salah langkah”. Tapi film ini nunjukkin kalau keputusan dalam keluarga sering kali bukan soal logika, tapi hati.

Setelah dapet warisan, Soei jual rumah buat nutup utangnya. Ini jadi gambaran nyata tentang gimana utang bisa “makan” aset berharga yang ditinggalkan orang tua. Buat kamu yang lagi nabung atau mikir soal warisan, how to make millions before grandma dies jadi pengingat: jangan cuma punya aset, tapi juga bijak ngelola tanggungan.

Warisan bisa jadi berkah, tapi juga bisa habis dalam sekejap kalau nggak ada kesadaran finansial yang kuat.

Investasi Emosional vs Investasi Finansial—Mana yang Lebih Bernilai?

Judul how to make millions before grandma dies bikin kamu mikir ini soal dapetin harta. Tapi ternyata, “jutaan” yang dimaksud bukan cuma uang. Justru yang paling berharga adalah momen bareng Amah dari sarapan bareng, ngobrol sebelum tidur, sampai ikut doa pagi yang awalnya terasa asing.

M belajar kalau investasi terbaik adalah waktu dan perhatian. Yang bikin dia berubah bukan nilai rumah Amah, tapi pengalaman hidup bareng orang yang selama ini dia abaikan.

Akhirnya, how to make millions before grandma dies ngajarin kita kalau “kaya” itu bukan cuma saldo rekening, tapi juga relasi yang kita bangun, cinta yang kita kasih, dan waktu yang kita sempatkan buat orang terdekat. Dan itu, LemoList, nilainya nggak bisa diganti sama angka berapa pun.

Kenapa Film Ini Jadi Favorit di Indonesia (dan Negara Asia Lainnya)?

Kalau kamu lihat respons penonton di bioskop, sosial media, atau bahkan obrolan santai di kafe, how to make millions before grandma dies bukan cuma viral, tapi bener-bener meninggalkan jejak emosional.

Nilai Budaya dan Relasi Keluarga yang Relatable

Di tengah cerita tentang cucu yang pengin dapet warisan dari neneknya, film ini justru buka pintu ke realitas banyak keluarga Asia. Kamu pasti pernah ngerasain atau minimal denger cerita: nenek yang diem-diem selalu nabungin uang buat cucunya, anak-anak yang sibuk kerja sampai lupa pulang, atau hubungan keluarga yang dingin tapi penuh rasa sayang diam-diam.

How to make millions before grandma dies paham banget sama hal-hal kayak gitu. Meskipun ceritanya tentang keluarga Tionghoa-Thailand, konflik dan emosi yang ditampilkan deket banget sama kehidupan di Indonesia dan negara Asia lain. 

Ada rasa bersalah karena jarang nengokin kakek-nenek, ada amplop merah yang jadi simbol kasih sayang (bukan cuma angpau), dan ada keputusan keluarga yang lebih didorong oleh cinta daripada logika finansial.

Makanya banyak yang ngerasa tersentil. Karena di balik semua itu, film ini kayak bilang: “Hei, ini cerita kamu juga, kan?”

Humor dan Kesedihan yang Seimbang: Gaya Thailand yang Mengena

Di tangan sutradara Pat Boonnitipat, how to make millions before grandma dies berhasil ngebawa kamu naik turun roller coaster emosi. Awalnya kamu mungkin ketawa liat tingkah M yang awkward banget tinggal sama Amah, atau budaya-budaya nenek yang terasa aneh buat Gen Z. Tapi pelan-pelan, film ini berubah nada.

Nggak langsung jedar nangis sesenggukan, tapi kayak ombak kecil yang datang terus menerus. Sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kamu nggak sadar air mata udah turun aja. Di sinilah kekuatan gaya Thailand keliatan: menggabungkan komedi ringan dengan drama haru tanpa terasa dipaksa.

Cerita yang sederhana jadi terasa jujur. Nggak berusaha dramatis, tapi justru itu yang bikin emosinya nempel banget. Penonton nggak cuma nonton cerita orang lain—mereka ngerasa ikut hidup di dalamnya.

Banyak yang Tersadar Setelah Nonton: Ini Bukan Sekadar Film, Tapi Wake-Up Call

Buat banyak orang, nonton how to make millions before grandma dies jadi titik berhenti sejenak. Kayak ada suara kecil yang bilang, “Kapan terakhir kali kamu ngobrol serius sama nenek?”

Setelah film selesai, bukan cuma tisu yang habis tapi juga pertahanan diri. Banyak penonton yang akhirnya curhat di TikTok, bikin video reaksi sambil nangis, atau nulis panjang di caption Instagram tentang rasa bersalah, rindu, dan niat buat pulang ke rumah. Bahkan ada bioskop yang nyediain tisu gratis sebelum nonton. Serius.

Dan mungkin, setelah nonton film ini, kamu bakal ngeluarin HP dan kirim pesan ke orang yang udah lama nggak kamu ajak ngobrol karena tiba-tiba kamu sadar, masih ada yang bisa kamu kasih sebelum semuanya jadi kenangan.

Jangan Tunggu Sampai Terlambat untuk Menyayangi Keluarga

Akhir cerita How to Make Millions Before Grandma Dies bukan tentang uang atau warisan, tapi tentang hubungan yang terlalu sering kita anggap remeh, keluarga. Film ini menyentil kamu yang mungkin masih suka menunda untuk bilang “aku sayang” ke orang tua atau nenek di rumah.

LemoList, film ini jadi pengingat bahwa waktu bersama mereka nggak akan selamanya ada, dan ketika semuanya sudah terlambat, penyesalan nggak bisa dibayar dengan apapun.

Kalau kamu suka cerita-cerita yang ngena di hati dan bikin mikir ulang tentang hidup, film ini wajib banget masuk watchlist. 

Dan kalau kamu pengen eksplor lebih banyak cerita seru, menyentuh, atau bikin penasaran, jangan lupa mampir terus ke Lemo Blue – Berita Musik dan Film! Siapa tahu, tontonan berikutnya bisa jadi pelipur hati kamu yang sedang rindu rumah.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *