Black Mirror Season 5 datang dengan kejutan yang mungkin bikin kamu, LemoList!, sedikit kaget—karena kali ini jauh lebih pendek dari musim-musim sebelumnya di Netflix. Bayangin deh, cuma ada tiga episode yang dikasih ke kita, padahal biasanya udah kebiasaan dapet enam.
Kenapa begitu? Ternyata gara-gara “Bandersnatch” yang awalnya mau masuk ke season ini malah melebar jadi spesial tersendiri. Tapi jangan salah, walaupun singkat, tiap episode tetap punya cerita mandiri lengkap dengan Easter egg khas Black Mirror, dan tentu aja masih nempel banget sama isu teknologi plus realita yang dekat sama hidup kita.
Table of Contents
Black Mirror Season 5 Episode 1: “Striking Vipers” – Virtual Game, Real Problem

LemoList!, kita mulai rekap Black Mirror Season 5 dari episode pembuka yang paling bikin mikir: Striking Vipers. Ceritanya mungkin terdengar seperti gaming biasa, tapi perlahan berkembang jadi sesuatu yang jauh lebih dalam dan rumit.
Sinopsis Singkat
Danny (Anthony Mackie) dan Karl (Yahya Abdul-Mateen II), dua sahabat lama, kembali dekat lewat sebuah game VR mirip Mortal Kombat. Di dunia virtual, Danny berperan sebagai Lance (Ludi Lin) dan Karl memilih Roxette (Pom Klementieff). Awalnya terasa seru, tapi hubungan mereka di dalam game berubah jadi semakin intens, sampai akhirnya mengacaukan kehidupan nyata masing-masing.
Cast & Performa
Di balik kisahnya yang penuh dilema, kekuatan Striking Vipers jelas ada di penampilan para aktornya. Anthony Mackie dan Yahya Abdul-Mateen II tampil dengan chemistry kuat yang bikin konflik terasa nyata. Nicole Beharie, Pom Klementieff, dan Ludi Lin menambah warna, membuat dunia virtual dan realitas terasa sama-sama hidup.
Tema & Pesan
Lewat episode ini, Black Mirror Season 5 mendorong kita buat mikir soal batas antara realitas dan fantasi. VR digambarkan bukan sekadar hiburan, tapi juga ruang yang bisa memicu pertanyaan tentang identitas hingga seksualitas. Striking Vipers jadi refleksi tajam tentang bagaimana teknologi gaming masa kini bisa menggoyahkan keseimbangan hubungan di dunia nyata.
Baca Juga, Yah! Rekap Black Mirror Season 6 (2023): Endingnya Mind Blowing Banget
Black Mirror Season 5 Episode 2: “Smithereens” – Media Sosial, Obsesi, dan Kekacauan

Kalau tadi kita dibawa ke dunia VR di episode pertama, kali ini Black Mirror Season 5 ngajak kamu, LemoList!, turun ke realita yang jauh lebih dekat: obsesi kita sama smartphone. Smithereens terasa sederhana di permukaan, tapi makin lama justru makin mencekam.
Sinopsis Singkat
Cerita berfokus pada Chris (Andrew Scott), seorang sopir yang hidupnya dihantui trauma. Ia menyimpan dendam besar terhadap Smithereens, perusahaan teknologi mirip Facebook dengan platform sejenis Twitter.
Demi satu tujuan—bicara langsung dengan CEO Billy Bauer (Topher Grace)—Chris melakukan aksi nekat yang mengancam nyawa orang lain. Semua bermula dari keyakinannya bahwa terus menatap layar ponsel bisa menghancurkan hidup manusia.
Cast & Performa
Episode ini berdiri kuat berkat penampilan Andrew Scott. Aktingnya sebagai Chris penuh intensitas emosional, bikin penonton larut dalam rasa putus asa karakternya.
Damson Idris ikut memberi dinamika sebagai sandera, sementara Topher Grace hadir sebagai Billy Bauer, sosok CEO tech yang digambarkan santai tapi penuh kuasa—seakan gabungan antara Mark Zuckerberg dan tech-bro ala Silicon Valley.
Tema & Pesan
Lewat Smithereens, Black Mirror Season 5 terang-terangan mengkritik candu media sosial. Bukan sekadar soal notifikasi, tapi bagaimana kebiasaan memandang layar bisa berujung pada kehancuran pribadi. Episode ini memantulkan cermin gelap tentang obsesi digital kita sendiri, dan bikin kita bertanya: seberapa jauh teknologi udah mengendalikan hidup kita.
Baca Juga, Yah! Rekap Money Heist Season 5 (2021): Pengorbanan & Penghianatan
Black Mirror Season 5 Episode 3: “Rachel, Jack and Ashley Too” – Ketika Idolamu Jadi AI

Setelah diajak menelusuri VR dan dunia media sosial di dua episode sebelumnya, Black Mirror Season 5 menutup perjalanannya dengan kisah yang terasa lebih pop, tapi tetap gelap. Rachel, Jack and Ashley Too memperlihatkan bagaimana idola bisa jadi komoditas, bahkan sampai ke level kecerdasan buatan.
Sinopsis Singkat
Cerita dimulai dengan Ashley O (Miley Cyrus), popstar yang hidupnya penuh tekanan di bawah kontrol sang bibi, Catherine. Di sisi lain, Rachel (Angourie Rice), seorang remaja 15 tahun yang kesepian, mendapat hadiah boneka AI Ashley Too di ulang tahunnya.
Boneka itu bukan sekadar mainan—ia berisi kepribadian Ashley O. Namun, ketika kondisi nyata Ashley O makin kacau, perangkat Ashley Too juga mengalami kerusakan dan justru membuka rahasia besar yang mengguncang segalanya.
Cast & Performa
Episode ini jadi sorotan berkat Miley Cyrus yang tampil seperti melakukan parodi dirinya sendiri, memberi nuansa Hannah Montana versi gelap.
Angourie Rice pas banget memerankan Rachel yang lugu dan terobsesi, sementara Madison Davenport sebagai Jack menghadirkan keseimbangan lewat sikap skeptisnya. Chemistry mereka bikin drama keluarga terasa natural meski cerita diselimuti absurditas teknologi.
Tema & Pesan
Lewat Rachel, Jack and Ashley Too, Black Mirror Season 5 menguliti sisi kelam industri musik. Dari artis yang diperas demi keuntungan, sampai eksploitasi identitas lewat teknologi, semuanya digambarkan tanpa tedeng aling-aling.
Boneka AI Ashley Too jadi simbol bagaimana kesadaran digital bisa dimanipulasi, sementara subplot rencana mengerikan sang bibi menegaskan betapa jauhnya industri mau melangkah demi uang. Episode ini juga menyinggung kontras antara musik pop yang dipoles habis dengan semangat rock and roll yang lebih “jujur”.
Singkat, Padat, Tetap Nempel
Meski cuma berisi tiga episode, Black Mirror Season 5 tetap berhasil meninggalkan kesan kuat lewat kritik sosialnya. Setiap cerita punya karakter dan nuansa berbeda, mulai dari dilema hubungan personal di Striking Vipers, refleksi obsesif manusia pada teknologi di Smithereens, hingga satir pedas tentang industri hiburan di Rachel, Jack and Ashley Too.
Walau singkat, season ini membuktikan kalau satu cerita yang tajam bisa lebih berkesan daripada jumlah episode yang banyak. Buat kamu, LemoList!, season ini adalah pengingat bahwa cermin gelap teknologi selalu ada di sekitar kita.
Kalau kamu suka eksplorasi film dan musik dengan cara ngobrol santai kayak gini, jangan berhenti di sini—masih banyak rekap, rekomendasi, dan cerita seru lain yang bisa kamu temukan di Lemo Blue – Berita Musik dan Film!