Johann Sebastian Bach adalah salah satu jenius musik Barok yang karyanya terus menginspirasi LemoList hingga sekarang. Kamu mungkin sering mendengar nama ini, tapi tahu nggak kalau Bach bukan cuma composer biasa?
Dia juga seorang organist, harpsichordist, violist, dan violinist yang menorehkan karya-karya fenomenal di hampir semua genre musik Barok—kecuali opera.
Dari preludes, fugues, sampai cantata yang menyentuh hati, setiap nada yang dia ciptakan penuh kreativitas dan kecerdikan.
Table of Contents
Lahir dari Keluarga Musik yang Hebat

Sebelum jadi legenda musik Barok, Johann Sebastian Bach memulai hidupnya di lingkungan yang penuh nada dan ritme. Dari keluarga yang mencintai musik, ia belajar menghargai setiap getaran nada sejak kecil.
Masa Kecil dan Pendidikan
Johann Sebastian Bach lahir pada 21 Maret 1685 di Eisenach, Jerman, dari keluarga yang punya tradisi musikal panjang. Ayahnya, Johann Ambrosius, adalah musisi kota yang mengenalkan Bach pada biola.
Sayangnya, pada usia 10 tahun, Bach menjadi yatim piatu. Kakaknya, Johann Christoph, seorang organist di Ohrdruf, mengambil alih pendidikan musiknya, termasuk pelajaran keyboard formal.
Sekitar tahun 1699, Bach masuk St. Michael’s School di Lüneburg, di mana bakat menyanyi soprannya menonjol. Setelah suaranya berubah, fokusnya beralih ke biola dan harpsichord.
Di sini, pengaruh organist lokal George Böhm dan kunjungannya ke Hamburg untuk mendengar Johann Adam Reinken memperluas wawasannya. Pada akhir 1702, Bach sudah menjadi organist terampil dan mulai serius menekuni komposisi dan musik gereja.
Baca Juga, Yah! Eine Kleine Nachtmusik: Makna, Sejarah, dan Pesona Abadi Karya Mozart
Langkah Awal Karier Musikal
Setelah masa belajar, Johann Sebastian Bach mulai menapaki karier musiknya. Perjalanan ini membentuk fondasi bagi karya-karya besar yang akan ia ciptakan.
Arnstadt dan Mühlhausen
Di usia 18, Bach menjadi organist di St. Boniface’s Church, Arnstadt. Posisi ini memberinya pengalaman luas dalam musik keyboard, meski ia sempat berselisih dengan otoritas gereja karena cara mengajar dan improvisasinya.
Pada 1705, ia melakukan perjalanan lebih dari 300 km ke Lübeck untuk belajar dari Dietrich Buxtehude, pengalaman yang mengubah pendekatannya terhadap organ dan komposisi. Di Arnstadt, ia juga menikah dengan Maria Barbara Bach.
Bach mulai menulis karya-karya penting seperti cantata gereja konservatif dan organ masterpieces, termasuk Toccata and Fugue in D Minor (BWV 565) dan Passacaglia in C Minor (BWV 582). Kemudian, ia pindah ke Mühlhausen untuk menjadi organist di Church of St. Blaise, menandai babak awal karier profesionalnya.
Masa Keemasan di Weimar

Johann Sebastian Bach akhirnya menemukan panggung yang lebih luas di Weimar, di mana kreativitasnya meledak dan banyak karya ikonik lahir.
Karier Organis dan Komposisi Cantata
Bach diangkat sebagai court organist dan anggota orkestra Duke Wilhelm Ernst pada 1708. Di sini, fokusnya pada komposisi organ semakin mendalam. Pada 1714, ia menjadi concertmaster, diwajibkan membuat cantata setiap bulan.
Gaya musik Bach berkembang pesat berkat pengaruh musik Italia, termasuk karya Antonio Vivaldi, yang membantunya menguasai bentuk ritornello dan da capo. Selama periode ini, ia menyusun sebagian besar Orgelbüchlein, preludes dan fugues yang akan menjadi ciri khasnya.
Namun, keinginannya pindah pekerjaan membawa masalah: Bach dipenjara selama sebulan pada 1717 karena mencoba menerima posisi baru di Köthen tanpa izin Duke, menandai keteguhan dan keberanian yang mewarnai perjalanan hidupnya.
Köthen: Fokus pada Musik Instrumen
Di Köthen, Johann Sebastian Bach menemukan panggung yang sempurna untuk mengekspresikan kreativitasnya lewat musik instrumental. Lingkungan istana yang mendukung memungkinkannya bereksperimen dengan berbagai gaya dan bentuk.
Brandenburg Concertos dan Karya Instrumen Lain
Bach diangkat sebagai musical director untuk Prince Leopold of Köthen pada 1717. Jabatan ini menekankan musik kamar dan orkestra, cocok dengan minat Bach. Ia menulis concertos, dance suites, dan sonatas untuk berbagai instrumen, serta karya solo, termasuk beberapa karya biola terbaiknya.
Salah satu pencapaian terbesar adalah Brandenburg Concertos yang selesai pada 24 Maret 1721. Kumpulan enam konserto ini menampilkan warna musik Barok secara penuh dan memberi ruang improvisasi, menunjukkan kejeniusan Bach sebagai komposer dan pemain viola.
Selain itu, Bach menyusun karya pedagogis untuk keyboard, termasuk Clavierbüchlein untuk W.F. Bach, beberapa French Suites, Inventions, dan buku pertama The Well-Tempered Clavier (1722), yang mengeksplorasi semua nada dengan sistem tuning baru dan menjadi fondasi bagi generasi musisi berikutnya.
Masa ini juga penuh perubahan pribadi. Istri pertamanya, Maria Barbara, meninggal mendadak pada 1720, dan setahun kemudian Bach menikah dengan Anna Magdalena Wilcken, menambah keluarga besar dengan 13 anak.
Kondisi di Köthen mulai memburuk setelah istri baru pangeran kurang mendukung musik, membuat Bach mulai mempertimbangkan langkah ke Leipzig.
Leipzig: Puncak Kreativitas dan Tantangan
Kepindahan ke Leipzig membuka babak baru dalam hidup Johann Sebastian Bach. Di kota ini, produktivitas dan tantangan berjalan beriringan, mendorong Bach menciptakan karya monumental.
antata, Passion, dan Karya Besar Lainnya
Sebagai organist dan guru di St. Thomas Church, Bach wajib mengisi setiap minggu dengan musik baru. Selama tahun-tahun awalnya, ia menciptakan banyak cantata, kadang satu per minggu, sambil mengembangkan karya religius besar.
Karya ikonik dari periode ini termasuk St. Matthew Passion, Mass in B Minor, dan Christmas Oratorio, yang tetap menjadi puncak pengaruh musik sakral.
Namun, hubungan Bach dengan otoritas Leipzig sering tegang karena kewajiban non-musikal, keterbatasan dana, dan masuknya gaya musik Italia yang sedang tren, yang membuat karyanya terlihat “kuno” bagi sebagian orang.
Untuk memperluas pengaruhnya, Bach mulai menerbitkan karya keyboard, termasuk Partitas dan Organ Mass, serta menyusun Goldberg Variations. Ia juga memimpin Leipzig Collegium Musicum, mengadaptasi beberapa konserto sebelumnya untuk harpsichord dan orchestra.
Tahun-Tahun Terakhir dan Kematian

Meskipun penglihatan Johann Sebastian Bach mulai menurun, kreativitasnya tetap hidup hingga akhir hayatnya.
Mata yang Menjadi Terbatas tapi Kreativitas Tetap Bersinar
Pada 1740-an, Bach menghadapi masalah penglihatan, tetapi terus bekerja. Pada 1747, ia bermain di depan Frederick the Great dan improvisasi dari tema raja kemudian berkembang menjadi The Musical Offering.
Tahun 1749, ia memulai The Art of the Fugue, koleksi eksperimen fugue yang rumit, namun belum selesai saat wafat.
Pada 28 Juli 1750, Johann Sebastian Bach meninggal di Leipzig setelah gagal menjalani operasi mata yang membuatnya buta total dan kemungkinan terkena stroke.
Publik baru mengenalnya lebih luas melalui Felix Mendelssohn pada 1829, yang membangkitkan kembali karya-karya Bach lewat St. Matthew Passion.
Warisan Abadi Johann Sebastian Bach
Johann Sebastian Bach meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam sejarah musik. Meski sempat dianggap “kuno” oleh sebagian orang, karya Bach menjadi rujukan bagi generasi musisi berikutnya, termasuk Mozart, Beethoven, dan Mendelssohn.
Dari masa kecil hingga akhir hayatnya di Leipzig, perjalanan Bach adalah kisah tentang dedikasi tanpa henti dan cinta mendalam terhadap musik.
Warisan Johann Sebastian Bach masih hidup hingga sekarang, menginspirasi LemoList di seluruh dunia untuk mengeksplorasi nada, harmoni, dan keindahan Barok.
Kalau kamu penasaran dengan cerita di balik karya-karya legendaris Bach, terus ikuti Lemo Blue – Berita Musik dan Film! Di sana, kamu bisa menemukan lebih banyak kisah inspiratif dan analisis menarik seputar musik dan film.