Boss (2025) datang sebagai film komedi gangster Korea yang siap bikin kamu ngakak sekaligus mikir, “sebenernya siapa sih yang mau jadi bos di sini?”
Disutradarai oleh Heechan Ra, film berdurasi 98 menit ini rilis pas libur Chuseok di Korea (3 Oktober 2025) dan tayang di Indonesia mulai 5 November 2025.
Diadaptasi dari film Once a Gangster karya Jang Moon-kang, Boss ngasih warna baru di genre comedy-action-crime yang udah sering digarap tapi jarang seabsurd ini.
Bayangin gengster rebutan posisi pimpinan—bukan buat dapet, tapi buat ngindarin tanggung jawab. Gila, kan!
Table of Contents
Sinopsis Boss (2025) — Siapa yang Mau Jadi Bos?
Kamu pernah ngebayangin gengster yang bukannya rebutan kekuasaan, tapi malah lari dari tanggung jawab?
Nah, Boss (2025) mulai dengan situasi seabsurd itu. Setelah kematian mendadak sang bos besar Im Dae Soo (Lee Sung-min), geng Sikgupa di Incheon tiba-tiba kehilangan pemimpin. Dari sinilah kekacauan dimulai: semua orang berebut tidak mau jadi bos.
Sosok utama dalam kekacauan ini ada tiga kandidat. Na Soon-tae (Jo Woo-jin) jadi calon terkuat tapi sebenarnya udah muak sama dunia kriminal. Dia cuma pengin ngembangin restoran China-nya, Mimiru, jadi franchise nasional.
Lalu ada Dong Kang-pyo (Jung Kyung-ho), gangster flamboyan yang lebih cinta tango daripada posisi puncak. Buatnya, hidup itu soal gerakan, bukan genggaman kekuasaan.
Dan terakhir, Jo Pan-ho (Park Ji-hwan)—satu-satunya orang yang benar-benar pengin jadi bos, tapi sayangnya nggak ada yang nganggep serius. Ambisinya yang norak malah bikin semua berantakan, dari sabotase suplai restoran Soon-tae sampai ganggu audisi tari Kang-pyo.
Di tengah kekacauan itu, ada satu pemain rahasia: Hong Tae-gyu (Lee Kyu-hyung), polisi yang nyamar jadi kurir di restoran Mimiru. Diam-diam, dia merencanakan cara buat menjatuhkan seluruh jaringan dari dalam.
Baca Juga, Yah! Keluarga Super Irit (2025): 11 12 Lah Sama Tuan Crab (Iritnya)
Ending Boss (2025) Dijelaskan (Spoiler Alert!)
Boss nggak ngasih ending khas film gangster penuh darah atau perebutan tahta brutal. Justru sebaliknya, film ini nutup dengan cara paling absurd dan lucu yang bisa kamu bayangin.
Semua kandidat yang “bersaing” buat jadi bos—Pan-ho, Soon-tae, dan Kang-pyo—akhirnya berhasil kabur dari jabatan itu.
Nggak ada satu pun yang naik jadi pemimpin. Kang-pyo tetap milih ngejar mimpinya sebagai penari tango, dan adegan akhirnya mempertegas kalau tarian itu bukan cuma hobi, tapi pelarian dari dunia penuh kekerasan.
Sementara Soon-tae dapet ketenangan batin yang dia mau: hidup damai bareng istrinya sambil ngurus restoran Mimiru yang makin berkembang.
Ending Boss terasa pas karena semua kekacauan di awal justru ngarah ke penyelesaian yang kocak dan masuk akal. Tiap karakter aktif ngelakuin segala cara buat gagal jadi bos, dan hasilnya?
Mereka berhasil… gagal. Film ini nutup dengan gaya slapstick yang ngerangkum semangatnya dari awal—aksi, komedi, dan satire yang ngejek betapa absurdnya ambisi manusia.
Boss soal siapa yang paling jujur sama dirinya sendiri. Dan di dunia yang penuh tekanan buat jadi “yang paling”, kadang justru mereka yang berani mundur adalah bos sejati.
Baca Juga, Yah! Badoet (2015): Badutnya Salah Jobdesk Nggak Sih?
Review Film Boss (2025) — Worth It atau Skip Aja?
Kalau kamu suka film yang bisa bikin ngakak sambil geleng kepala, Boss bisa jadi tontonan yang pas. Tapi siap-siap, karena pendapat orang soal film ini bener-bener terbagi dua—antara yang bilang “garing banget” sampai yang nyebut ini “komedi Korea terbaik tahun ini.”
Komedi Tanpa Ketawa?
Banyak kritikus Korea awalnya ngerasa Boss gagal total sebagai film komedi. Mereka bilang film ini kayak “sisa terakhir” genre gangster comedy yang udah usang. Ada yang nyeletuk, katanya, “komedinya ada, tapi gue nggak ketawa selama 98 menit.”
Tapi LemoList, cerita di bioskop justru beda. Waktu tayang pas libur Chuseok, Boss meledak di box office. Dalam 5 hari aja, film ini tembus 1 juta penonton, dan dalam seminggu udah balik modal di angka 1,7 juta penonton.
Angka segitu nunjukin satu hal: penonton Korea tetap cinta genre action-comedy absurd yang ringan dan nggak terlalu serius. Boss jadi bukti kalau film nggak harus sempurna buat laku keras—asal bisa bikin ketawa bareng keluarga, udah cukup.
Komedi Absurd yang Beneran Menghibur
Beberapa penonton dan reviewer justru bilang Boss adalah “komedi absurd terbaik 2025.” Ada yang kasih nilai 5/5, nyebut film ini ringan, lucu, dan bikin stres langsung hilang.
Ada juga yang kasih 4/5, nyebut Boss sebagai true absurdist comedy—film yang ngolok ambisi manusia tanpa harus gelap atau nihilistik.
Chemistry antara Jo Woo-jin, Jung Kyung-ho, dan Park Ji-hwan juga dapet banyak pujian. Tiga aktor ini sukses ngehidupin karakter-karakter aneh yang bikin film tetap seru dari awal sampai akhir.
Kalau Menurut Lemo Blue Sih…
Jadi, worth it atau skip? Kalau kamu lagi cari tontonan yang ringan, absurd, tapi punya vibe khas film Korea yang niat bikin penonton senyum, Boss jelas worth it banget. Film ini bukti kalau kadang tawa dan kekacauan adalah kombinasi terbaik buat nutup hari panjangmu.
Daftar Pemain Boss (2025)
- Jo Woo-jin sebagai Na Soon-tae – kandidat bos pertama, pemilik restoran China Mimiru
- Jung Kyung-ho sebagai Dong Kang-pyo – kandidat bos kedua, pecinta tango yang eksentrik
- Park Ji-hwan sebagai Jo Pan-ho – kandidat bos ketiga, ambisius tapi kurang mampu
- Lee Kyu-hyung sebagai Hong Tae-gyu – polisi undercover yang nyamar jadi kurir Mimiru
- Oh Dal-su sebagai Kim In-sul – penasihat tua penuh pengalaman
- Hwang Woo Seul-hye sebagai Ahn Ji-young (Ji-yeong) – istri Soon-tae
- Yoo Jin-jung sebagai Gil Yeon (Ji-eun) – pelayan bar yang misterius
- Ko Chang-seok sebagai anggota geng senior
- Regular Soo sebagai Ko Han-gil
- Hanwi Lee sebagai Chang Chun-sik
- Jeong Sang-hoon sebagai Manager Wang Hyeon-sik
- Jinmo Joo sebagai Director Bae Seok-dong
- Gil Hae-yeon sebagai Mrs. Hong Soon-ok – ibu dari Dong Kang-pyo
- Jo Si-yeon sebagai Namimi – pemeran anak kecil
- Lee Sung-min (penampilan spesial) sebagai Im Dae Soo – bos yang meninggal di awal film
- Kim Hyeong-myeong sebagai asisten dapur di Mimiru
Siapa Bos Sebenarnya di Film Ini?
Akhirnya, Boss (2025) bukan tentang siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling jujur sama dirinya sendiri. Film ini ngasih sindiran kocak tentang ambisi, kekuasaan, dan keinginan manusia buat kabur dari tanggung jawab.
Dengan gaya komedi absurd dan chemistry pemain yang solid, Boss berhasil jadi hiburan segar di tengah banyaknya film gangster serius. Ini bukan film yang ngajak mikir dalam, tapi yang bikin kamu nyengir puas abis nonton.
Kalau kamu lagi pengin film yang ringan, lucu, dan sedikit nyeleneh, Boss pantas masuk daftar tontonanmu berikutnya.
Dan kalau kamu suka bahas ending, karakter unik, atau trivia seru dari film-film terbaru, yuk, lanjut eksplor lebih banyak berita film dan series keren lainnya di Lemo Blue, tempat nongkrongnya LemoList pecinta layar lebar sejati!
