Chappell Roan The Subway

Chappell Roan The Subway: Move on Nggak Move on, Harus Move on! 

Kamu pasti udah nggak asing lagi sama Chappell Roan The Subway yang belakangan ini lagi jadi bahan obrolan di mana-mana. Lagu ini awalnya cuma dibawain live di Governor’s Ball 2024, tapi langsung jadi fan favorite, bahkan sebelum rilis resmi! 

Menurut sumber, sejak debut panggungnya, fans udah “desperate” minta versi studio, sambil terpesona sama vokal live Chappell yang bikin merinding. 

Begitu akhirnya rilis, “The Subway” langsung meledak: nomor satu di Spotify Daily Top Songs USA, dan ngebut naik di Official Singles Chart UK. Nggak heran, lagu ini nyentuh hati banyak orang karena rasa kehilangan dan penyembuhan yang dibawanya kerasa nyata.

Latar Emosi di Balik Lagu

arti lagu Chappell Roan The Subway

Kalau kamu dengerin Chappell Roan The Subway sekali aja, kamu bakal ngerasain campuran rasa yang bikin dada sesak tapi entah kenapa indah. Lagu ini nggak cuma nyeritain patah hati, tapi juga energi kota yang jadi saksi semua perasaan itu.

Dari Harapan, Patah Hati, sampai Penyembuhan

Di atas panggung, Chappell Roan The Subway terasa “devastating, cathartic, dan euphoric” sekaligus. 

Roan sendiri bilang lagu ini merangkum semua yang dia cintai dari New York City, harapan, patah hati, dan proses penyembuhan yang pelan-pelan membentuk kita lagi. 

Ini bukan sekadar balada perpisahan, tapi juga semacam surat cinta untuk kota yang bisa bikin kita jatuh cinta dan hancur di waktu yang sama.

Baca Juga, Yah! Lisa Dream MV: Udah Bisa Nebak Siapa Mantannya?

Kenapa Lagu Ini Berasa Begitu Personal bagi Chappell Roan

Lagu ini lahir dari perjuangan Roan buat lepas dari satu orang yang susah banget dia lupain. Dia mengaku berkali-kali meyakinkan diri, “we’re done, we’re done”, tapi perasaannya tetap nempel. 

Itulah alasan kenapa versi studio Chappell Roan The Subway baru rilis setahun setelah debutnya di Governor’s Ball 2024, karena dia belum siap. 

Terlalu sakit, terlalu marah, terlalu takut. Apalagi setahun itu hidupnya penuh kekacauan: dari nembus arus musik mainstream, sampai menang Grammy Best New Artist. 

Dia bahkan bilang sempat “ripped my hair out” mikirin gimana lagu ini harus terasa secara musik, visual, dan emosional—semuanya harus pas.

Kenangan yang Memburu di Setiap Sudut

makna lagu Chappell Roan The Subway

Begitu masuk bait pertama Chappell Roan The Subway, kamu udah dibawa ke momen-momen kecil yang anehnya bisa ngehantam hati begitu keras.

Sensasi Visual dan Aroma yang Jadi Pemicu Memori

Roan ngebuka lagunya dengan gambar yang begitu jelas: ngelihat “green hair” dan “beauty mark next to your mouth” di subway, cukup buat hampir bikin dia breakdown. 

Beberapa minggu kemudian, nyium wangi parfummu lagi sampai bikin dia kabur dari ruangan. Detail kayak gini nunjukin betapa pancaindra bisa nyeret kita balik ke masa lalu, bikin rasa sakit itu hadir lagi seolah semuanya baru terjadi kemarin.

“’Til it’s over, it’s never over” — Patah Hati yang Nggak Kenal Batas Waktu

Di bagian chorus, kalimat ini jadi inti dari Chappell Roan The Subway: walau hubungan udah selesai, rasa sakitnya nggak punya tanggal kedaluwarsa. 

Penyembuhan itu nggak lurus, malah muter-muter kayak lingkaran, datang dan pergi sesuka hati. Repetisi di liriknya bikin kita ngerasain sendiri gimana sedih itu nggak bisa disuruh hilang cepat, dan kalau udah pernah patah hati, kamu pasti paham banget maksudnya.

Sulitnya Menerima dan Melepaskan

Kalau kamu lagi dengerin Chappell Roan The Subway, ada bagian yang bikin kita nyadar kalau move on itu nggak semudah kata-kata motivasi di media sosial. Lagu ini bener-bener menangkap tarik-ulur antara ingin melangkah maju dan masih kejebak di masa lalu.

Antara Ingin Move On dan Masih Menggenggam Masa Lalu

Di post-chorus, Roan ngeluarin curhat yang jujur banget: masih ngarep ketemu di tangga, masih berharap kalau mereka tetap soulmate, tapi juga ngitung hari sampai sang mantan cuma jadi “another girl on the subway.” 

Harapannya mau lepas, tapi hatinya belum bisa. Konflik ini bikin liriknya terasa deket banget sama kenyataan, apalagi buat yang pernah gagal benar-benar menutup cerita lama.

Menjadikan Mantan Sebagai “Villain” demi Bertahan

“Made you the villain / Evil for just moving on” jadi pengakuan kalau kadang kita butuh alasan buat tetap marah, biar rasa kehilangan nggak terlalu nusuk. 

Bagi Roan, membayangkan mantan sebagai tokoh jahat adalah cara bertahan, walau di dalam hati tahu itu nggak sepenuhnya adil. 

Bayangan itu bahkan masih nempel, “I see your shadow, I see it even with the lights off,” nunjukin kalau ingatan bisa terus menghantui walau lampu udah mati dan hubungan udah selesai.

Saskatchewan dan Keinginan Kabur dari Kenangan

Ada satu lirik yang nyentil banget: janji buat ninggalin New York kalau dalam empat bulan rasa ini nggak hilang, ke Saskatchewan, tempat yang jauh banget dari kota ini. 

Jelas, ini bukan cuma soal pindah lokasi, tapi soal pengen banget keluar dari semua titik yang penuh kenangan. Meski begitu, rasa sakitnya nggak selalu hilang meski jarak udah ribuan kilometer, karena memori itu hidupnya di kepala dan hati.

Ketika Kenangan Menghantui Momen Intim

Lirik “’Til I can break routine during foreplay / And trust myself that I won’t say your name” ngasih kita potret paling rapuh dari dampak patah hati: bahkan di momen yang seharusnya jadi awal baru, bayangan masa lalu masih nyelip. 

Roan pengen yakin kalau bisa ada di pelukan orang lain tanpa kelepasan nyebut nama mantannya, tapi nyatanya rasa itu belum pergi.

New York City Sebagai Latar yang Penuh Makna

pesan lagu Chappell Roan The Subway

Chappell Roan The Subway, New York City bukan cuma latar tempat, tapi bagian dari ceritanya. Kota ini kayak album foto yang nggak bisa ditutup, setiap sudutnya nyimpen potongan kisah.

Subway, Tempat Kenangan Bertemu Realita

Subway di lagu ini jadi simbol ketemu masa lalu di tengah kesibukan sehari-hari. Entah itu rambut hijau dan tanda lahir di sudut bibir, atau aroma parfum yang tiba-tiba nyerang, semua jadi trigger yang nggak bisa dihindari. 

Di sini, tempat umum jadi saksi rasa yang paling pribadi, momen di mana kenangan dan kenyataan ketemu tanpa permisi.

Kota yang Menyimpan Luka dan Harapan

Roan bilang kalau Chappell Roan The Subway merangkum semua yang dia cintai dari New York, ada harapan, ada patah hati, dan ada penyembuhan. 

Kota ini memang nggak ngasih kita lupa, tapi di tengah rasa sakit itu, ada juga ruang buat tumbuh lagi. New York digambarkan sebagai tempat yang nyimpen semua lapisan emosi manusia, dari jatuh sedalam-dalamnya sampai pelan-pelan bangkit lagi.

Titik Akhir — Menerima yang Tak Bisa Diubah

Setelah semua tarik-ulur perasaan di sepanjang lagu, Chappell Roan The Subway akhirnya sampai di momen yang rasanya kayak hembusan napas panjang, bukan karena udah lupa, tapi karena udah sadar kalau ada hal yang memang nggak bisa diubah.

“She’s got a way” — Mengakui Dia Sudah Pergi

Di outro, Roan mengulang pelan, “She’s got a way / And she got, she got away.” Sederhana, tapi berat. Kalimat ini kayak stempel resmi kalau sang mantan udah benar-benar lepas dari jangkauan. 

Nggak ada lagi pintu buat kembali. Di sini, dia nggak lagi melawan kenyataan, hanya mengakui kalau perjalanan mereka memang sudah selesai.

Melepas dengan Campuran Rasa Bangga dan Sedih

Walau liriknya terkesan pasrah, rasa di baliknya jauh lebih rumit. Ada sedih karena kehilangan, tapi juga sedikit bangga, bangga karena akhirnya bisa melepas, walau prosesnya penuh luka. 

Pengulangan di outro bikin perasaannya berasa kayak ombak: datang lembut, tapi tetap meninggalkan bekas. 

Di titik ini, Chappell Roan The Subway cerita tentang perpisahan dan tentang berani mengakui bahwa beberapa orang memang hanya hadir sebentar, lalu pergi tanpa sempat kita ajak bicara sekali lagi.

Akhir Perjalanan Chappell Roan The Subway

Akhirnya, Chappell Roan The Subway menutup kisahnya dengan rasa yang nggak bisa dibilang manis, tapi juga nggak sepenuhnya pahit. 

Lagu ini adalah potret jujur tentang bagaimana kenangan bisa nyangkut di sudut-sudut hidup kita, entah itu di tangga subway, di wangi parfum yang lewat, atau di momen rapuh yang datang tanpa aba-aba. 

Kalau kamu pernah ada di fase ini, lagu ini bakal berasa kayak teman yang ngerti betul rasanya melepaskan sambil masih nyimpan sedikit bagian dari orang itu di kepala. 

Dan kalau kamu mau nyelam lebih dalam ke dunia cerita musik dan film yang sama-sama nyentuh hati, LemoList!, yuk lanjut jalan-jalan ke Lemo Blue – Berita Musik dan Film. Siapa tahu kamu nemu kisah lain yang bikin kamu senyum… atau malah teringat seseorang.