The Witcher Season 3 datang sebagai musim yang paling emosional sekaligus penuh aksi buat kamu yang udah ngikutin kisah Geralt, Yennefer, dan Ciri sejak awal.
Dunia fantasi gelap yang diciptakan Lauren Schmidt Hissrich ini akhirnya sampai di titik klimaks dari novel Time of Contempt karya Andrzej Sapkowski—dan semuanya pecah jadi satu: perang, pengkhianatan, dan perpisahan.
Dengan durasi sekitar satu jam per episode, The Witcher Season 3 dirilis dalam dua bagian sepanjang 2023. Tapi yang paling bikin hati para LemoList nyesek? Ini adalah musim terakhir Henry Cavill sebagai Geralt of Rivia sebelum tongkat estafet diteruskan ke Liam Hemsworth.
Table of Contents
Rekap The Witcher Season 3

Kalau kamu udah ngikutin perjalanan Geralt, Yennefer, dan Ciri sejak awal, Season 3 ini bakal jadi roller coaster penuh emosi dan darah. Ceritanya ngelanjutin dua musim sebelumnya, tapi kali ini semuanya terasa lebih intens—lebih personal.
Geralt, Ciri, dan Yennefer: Keluarga di Tengah Pelarian
Awal The Witcher Season 3 nunjukin Geralt (Henry Cavill), Ciri (Freya Allan), dan Yennefer (Anya Chalotra) yang lagi hidup berpindah-pindah, terus dikejar oleh musuh yang nggak kenal ampun.
Rience, penyihir api yang kejam, masih jadi ancaman besar. Geralt sibuk melindungi mereka, sementara Yennefer mulai ngajarin Ciri cara ngendaliin kekuatan magisnya yang makin liar.
Di sinilah kita ngelihat momen keluarga kecil ini terbentuk—hangat, tapi juga rapuh karena dunia nggak pernah kasih mereka waktu buat tenang.
Dari Penyihir ke Pengkhianat
Kalau kamu pikir ancaman cuma datang dari luar, The Witcher Season 3 buktiin kalau bahaya justru sering datang dari dalam lingkaran sendiri. Awalnya Geralt dan Yennefer curiga sama Stregobor, penyihir yang dikenal benci elf.
Tapi ternyata dalang sesungguhnya jauh lebih berbahaya: Vilgefortz (Mahesh Jadu), penyihir kuat yang ternyata punya koneksi rahasia dengan Kaisar Emhyr dari Nilfgaard.
Di sini intrik politik mulai terasa tebal—pengkhianatan, manipulasi, dan ambisi nyatu jadi satu adonan beracun yang siap meledak.
Thanedd Coup: Pertarungan Berdarah di Aretuza
Nah, bagian ini jadi momen paling brutal di The Witcher Season 3. Yennefer sempat mengusulkan pertemuan besar para penyihir, berharap bisa nyatuin mereka lewat Konklaf Mages.
Tapi rencana itu berubah jadi mimpi buruk ketika Dijkstra dan Philippa dari Redania menjalankan kudeta berdarah yang dikenal sebagai Thanedd Coup.
Pertempuran besar pun pecah. Vilgefortz buka portal yang bikin pasukan Scoia’tael masuk ke Aretuza, dan semuanya langsung berantakan.
Filavandrel tewas, Fringilla ngebunuh pamannya sendiri, Artorius. Geralt akhirnya berhasil nemuin Rience dan menebas kepalanya—akhir yang brutal buat sang penyihir api. Tapi kemenangan itu nggak bertahan lama.
Ciri Terlempar ke Dimensi Lain
Setelah semua kekacauan itu, nasib keluarga ini pecah berantakan. Geralt ngelawan Vilgefortz di tepi pantai, duel keras yang bikin Geralt kalah parah—patah tulang, berdarah, dan hampir nggak sadarkan diri.
Di saat yang sama, Ciri panik dan naik ke menara Tor Lara. Dalam keputusasaannya, dia melepaskan kekuatan besar yang meledakkan menara dan ngirim dirinya ke dimensi lain lewat portal misterius.
Adegan ini jadi penutup epik The Witcher Season 3—nggak cuma ngubah nasib para karakter utama, tapi juga ninggalin banyak tanda tanya buat petualangan mereka di musim berikutnya.
Di season ini, The Witcher bukan cuma soal monster dan sihir, tapi soal kehilangan, pilihan, dan keluarga yang terbentuk dari rasa saling percaya di tengah dunia yang terus berperang.
Ending The Witcher Season 3 Dijelaskan

Kalau kamu merasa episode terakhir The Witcher Season 3 bikin campur aduk antara sedih, marah, dan penasaran, kamu nggak sendirian, LemoList! Akhir musim ini jadi titik pecah keluarga kecil Geralt, Yennefer, dan Ciri.
Mereka terpisah ke jalan masing-masing setelah kekacauan besar di Thanedd, tapi satu hal pasti — takdir mereka masih saling terhubung.
Kejatuhan Aretuza dan Kematian Tissaia
Setelah pertempuran brutal di Aretuza, Tissaia akhirnya tahu pengkhianatan terbesar datang dari orang yang dia cintai, Vilgefortz. Rasa bersalah karena percaya pada orang yang salah dan kehilangan banyak murid membuatnya nggak sanggup lagi bertahan.
Tissaia memilih mengakhiri hidupnya dengan tragis. Yennefer hancur, tapi kesedihan itu malah jadi bahan bakar untuk berubah.
Ia memutuskan mengambil alih Aretuza dan memimpin para penyihir yang tersisa. Misinya jelas — melindungi warisan mereka dan menciptakan dunia yang aman untuk Ciri kembali suatu hari nanti.
Geralt Melepaskan Netralitas
Di sisi lain, Geralt yang babak belur setelah duel dengan Vilgefortz dirawat di hutan Brokilon oleh Triss.
Saat sadar, Jaskier datang membawa kabar mengejutkan: Nilfgaard mengumumkan bahwa mereka telah menemukan Putri Cirilla. Itu jadi titik balik buat Geralt. Surat dari Yennefer menyadarkannya bahwa saatnya berhenti jadi netral.
Ia meninggalkan bros Renfri — simbol masa lalunya — sebagai tanda bahwa Geralt yang dulu sudah berakhir. Bersama Jaskier dan pemanah elf bernama Milva, Geralt mulai bergerak. Tujuannya cuma satu: menemukan Ciri dan membalas dendam pada Emhyr dan Vilgefortz.
Ciri Jadi Falka – Lahirnya Sosok Baru
Sementara itu, Ciri terlempar ke padang tandus Korath lewat portal Tor Lara. Sendirian dan hampir kehilangan harapan, dia berjuang menghadapi ilusi dari masa lalu dan sosok misterius bernama Falka — pemimpin elf legendaris yang hidupnya penuh kekerasan.
Di tengah rasa takut dan keputusasaan, Ciri memakai sihir api untuk menyelamatkan seekor unicorn kecil. Tapi kekuatan itu malah bikin dia trauma, sampai akhirnya memutuskan untuk menolak magisnya sendiri.
Setelah sempat ditangkap, dia diselamatkan oleh kelompok kriminal muda bernama The Rats. Dalam momen paling kelam, Ciri membunuh manusia untuk pertama kalinya dan ketika ditanya siapa namanya, dia menjawab: Falka. Nama baru itu menandai lahirnya versi lain dari Ciri — lebih keras, lebih gelap, dan siap menghadapi dunia tanpa belas kasihan.
False Ciri & Intrik Politik Baru
Di tempat lain, Vilgefortz menyerahkan gadis bernama Teryn kepada Kaisar Emhyr, dan dia diperkenalkan ke publik sebagai “Putri Cirilla dari Cintra.” Meski Emhyr mungkin tahu itu palsu, langkah politik ini memperkuat posisi Nilfgaard menjelang perang besar.
Sementara itu, kekacauan politik meluas ke Redania. Raja Vizimir dibunuh atas perintah Philippa, yang kemudian menempatkan adik Vizimir, Radovid, di tahta agar bisa mengendalikan kerajaan dari balik layar.
Francesca dan Fringilla pun mencoba berdamai dengan Emhyr, tapi ketika kebenaran bahwa Emhyr-lah pembunuh anak Francesca terungkap, dendam baru pun lahir.
Baca Juga, Yah! Rekap Physical: Asia: Siapa yang Bakal Tersingkir Duluan? Deg-Degan Weh!
Siapa Saja Pemeran di The Witcher Season 3?
Yuk kenalan dulu sama para pemain yang bikin dunia The Witcher Season 3 terasa hidup banget. Dari Geralt yang misterius sampai Yennefer yang penuh pesona — tiap aktor punya peran kuat dalam membentuk kisah penuh darah, sihir, dan takdir ini.
- Henry Cavill sebagai Geralt of Rivia (2019–2023)
- Freya Allan sebagai Ciri (2019–2025)
- Anya Chalotra sebagai Yennefer of Vengerberg (2019–2025)
- Joey Batey sebagai Jaskier (2019–2025)
- Eamon Farren sebagai Cahir (2019–2025)
- Mimî M Khayisa sebagai Fringilla (2019–2023)
- MyAnna Buring sebagai Tissaia (2019–2023)
- Wilson Mbomio sebagai Dara (2019–2023)
- Anna Shaffer sebagai Triss (2019–2025)
- Mahesh Jadu sebagai Vilgefortz (2019–2025)
- Royce Pierreson sebagai Istredd (2019–2023)
- Lars Mikkelsen sebagai Stregobor (2019–2023)
- Graham McTavish sebagai Sigismund Dijkstra (2021–2023)
- Mecia Simson sebagai Francesca (2021–2023)
- Tom Canton sebagai Filavandrel (2019–2023)
- Bart Edwards sebagai Emhyr var Emreis (2019–2023)
- Therica Wilson-Read sebagai Sabrina (2019–2023)
- Terence Maynard sebagai Artorius (2019–2023)
Baca Juga, Yah! Rekap The Asset Netflix: Misi Rahasia Berubah Jadi Dilema Nurani
Apa yang Bisa Diharapkan dari The Witcher Season 4?

Setelah chaos besar di akhir The Witcher Season 3, dunia Continent bakal makin panas. Geralt, Yennefer, dan Ciri sekarang berjalan di jalan masing-masing — terpisah karena perang, ambisi, dan takdir yang makin kelam.
Buat kamu yang nggak sabar, The Witcher Season 4 dijadwalkan rilis 30 Oktober 2025, dan bakal ngadaptasi kisah dari novel Baptism of Fire.
Geralt Berburu Ciri
Setelah pulih dari luka parah akibat duel brutal dengan Vilgefortz, Geralt akhirnya berhenti bersikap netral. Ia sadar, diam bukan lagi pilihan.
Dengan tekad baru dan tanpa beban masa lalu, Geralt memutuskan untuk mencari Ciri dan memburu Emhyr — sang kaisar Nilfgaard yang mengaku sudah “menemukan” sang putri Cintra.
Kini, Geralt (yang diperankan oleh Liam Hemsworth) berkelana bersama Jaskier dan pemanah elf tangguh bernama Milva. Tapi perjalanan ini penuh jebakan.
Tanpa disadari, ia justru mengejar sosok palsu — Teryn, gadis yang dijadikan False Ciri oleh Emhyr demi memperkuat kekuasaan politiknya.
Dunia The Witcher Season 4 bakal makin gelap, karena Geralt berjuang bukan hanya melawan monster, tapi juga kebohongan besar yang mengancam keseimbangannya sendiri.
Yennefer Membangun Kembali Aretuza
Setelah tragedi di Thanedd, Yennefer memikul beban besar — kehilangan Tissaia yang bunuh diri karena rasa bersalah, dan kehancuran Aretuza yang jadi simbol runtuhnya persatuan penyihir.
Tapi LemoList, Yennefer nggak menyerah. Ia bangkit dan memimpin para penyihir yang tersisa untuk menciptakan tempat aman baru.
Fokus Yennefer di The Witcher Season 4 adalah membangun Aretuza yang lebih kuat, sekaligus menyingkirkan pengaruh jahat Vilgefortz yang masih membayangi.
Meski terpisah dari Geralt, misinya tetap berputar di sekitar Ciri — menciptakan dunia yang bisa gadis itu pulang tanpa rasa takut. Perjalanannya penuh tangis, ambisi, dan harapan, tapi inilah Yennefer di puncak kekuatannya: pemimpin sejati.
Ciri dan The Rats
Ciri kini berada di titik terendahnya. Setelah terlempar ke gurun Korath dan bertahan hidup dari ilusi kelam, ia memutuskan untuk melepaskan kekuatan magisnya.
Di sinilah transformasi besar itu terjadi. Ia bergabung dengan geng muda berbahaya bernama The Rats, dan memperkenalkan dirinya dengan nama baru: Falka.
Nama itu bukan sembarang alias — Falka adalah sosok legenda berdarah, simbol pemberontakan dan amarah. Ciri kini berubah menjadi lebih keras, lebih kejam, dan kehilangan sisi polosnya.
The Witcher Season 4 akan menunjukkan masa tergelap dalam hidupnya, di mana moral dan identitasnya benar-benar diuji. Bahkan, kabarnya geng The Rats ini bakal punya spin-off sendiri loh!
Liam Hemsworth Sebagai Geralt: Babak Baru Dimulai
Nah, ini dia bagian yang paling bikin fandom heboh. The Witcher Season 4 akan jadi debut Liam Hemsworth sebagai Geralt, menggantikan Henry Cavill yang pamit setelah musim ketiga.
Nggak ada penjelasan in-universe soal perubahan wajah Geralt, jadi sepertinya Liam bakal langsung melanjutkan peran seolah nggak ada yang berubah.
Walau banyak fans masih berat melepas Cavill — yang dianggap “jiwa dari serial ini” — produksi tetap jalan dengan semangat baru. Henry sendiri bilang kalau ia “menyerahkan pedang dengan hormat” dan menantikan versi Liam.
Buat kamu, LemoList, mungkin bakal butuh waktu buat adaptasi. Tapi siapa tahu, The Witcher Season 4 justru bisa kasih warna baru yang segar buat perjalanan sang Witcher yang kini nggak lagi netral, tapi sepenuhnya berperang demi Ciri.
Akhir Era & Awal Kekacauan
The Witcher Season 3 jadi titik balik besar bagi seluruh kisah di Continent. Dari perpisahan keluarga Geralt, Ciri, dan Yennefer, sampai pengkhianatan yang mengguncang dunia sihir, musim ini menutup era lama dengan getir.
Banyak karakter kehilangan arah dan keyakinan, tapi di balik semua luka itu, muncul tekad baru untuk melawan takdir dan menemukan makna baru di tengah kekacauan.
Dan inilah yang bikin semesta The Witcher makin seru buat diikuti, LemoList! Dengan wajah baru Geralt dan jalan cerita yang makin kompleks, Season 4 menjanjikan perjalanan penuh darah, sihir, dan emosi.
Yuk, tetap stay tune bareng Lemo Blue biar kamu nggak ketinggalan update dan berita film serta series terbaru yang bakal bikin weekend kamu makin epik!