Sinopsis 27 Nights

27 Nights (2025): Lagi Enak Nongkrong, Tiba-Tiba Dikira Gila

27 Nights tentang seorang nenek kaya yang dianggap “gila”, dan gimana kebebasan bisa jadi ancaman buat orang lain. 

Bayangin kamu udah 80-an tahun, masih semangat nongkrong, masih ngerasa hidup, tapi tiba-tiba anak-anakmu bilang kamu udah nggak waras. 

Nah, itulah yang dialami Martha Hoffman di 27 Nights, film dramedy asal Argentina yang diangkat dari kisah nyata dan novel Veintisiete noches karya Natalia Zito. 

Film ini sempat buka San Sebastián Film Festival 2025 dan sekarang udah tayang di Netflix. Siap-siap dibuat mikir, sekaligus ngakak getir.

Sinopsis 27 Nights — Hidup Bebas di Usia 83 Tahun

Sinopsis 27 Nights — Hidup Bebas di Usia 83 Tahun

Kalau kamu pikir hidup di usia 80-an itu harus anteng di rumah sambil nonton telenovela, 27 Nights bakal bikin kamu mikir dua kali. 

Film ini ngikutin kisah Martha Hoffman, seorang janda kaya berumur 83 tahun yang masih hidup seenaknya—nyeni, nyentrik, dan punya semangat muda yang bikin iri siapa pun yang ketemu dia.

Martha (Marilú Marini) dikenal di dunia seni sebagai dermawan sekaligus “pemberontak” tua yang nggak mau diatur. Dia sering ngasih dana ke seniman muda, nongkrong bareng mereka, bahkan masih menikmati hidup dengan caranya sendiri. 

Tapi gaya hidup bebas itu bikin dua putrinya, Myriam dan Olga, ketar-ketir karena takut warisan mereka terancam. Myriam dan Olga menuduh Martha kena demensia dan membahayakan diri sendiri. 

Tanpa ampun, mereka menyeret ibunya ke rumah sakit jiwa. Di sanalah Martha menghabiskan 27 malam penuh absurditas—antara kehilangan kebebasan dan mempertanyakan siapa sebenarnya yang “gila” di keluarga itu.

Begitu Martha keluar dari institusi, pengadilan nunjuk Leandro Casares (Daniel Hendler), seorang ahli hukum dan psikolog yang kaku, buat nyelidikin kondisi Martha. 

Pertemuan mereka jadi titik balik: dua dunia yang berseberangan saling nabrak—Martha dengan kebebasannya, Casares dengan rasa takutnya buat hidup.

Lewat percakapan mereka yang tajam dan kadang absurd, 27 Nights nunjukin gimana seseorang bisa kehilangan kendali atas hidupnya cuma karena dianggap “berbeda.” 

Casares mulai sadar, kasus ini bukan tentang penyakit jiwa, tapi tentang sistem yang ngebatasi kebebasan seseorang. Dan pelan-pelan, Martha yang dianggap gila justru ngajarin dia apa artinya hidup sepenuhnya.

Baca Juga, Yah! Good Fortune (2025): Malaikat Gabut Lagi Mainin Nasib Orang

Ending 27 Nights (Spoiler Nih!)

Ending 27 Nights (Spoiler Nih!)

Di bagian akhir 27 Nights, semuanya pelan-pelan kebuka. Film ini nggak kasih ending yang manis-manis amat, tapi justru realistis dan nyelekit. 

1. Kebenaran Terungkap

Selama penyelidikan, Leandro Casares makin yakin kalau Martha bukan “gila,” tapi dijebak. Ia nemuin banyak kejanggalan di laporan medis — mulai dari dokter yang asal tanda tangan sampai psikiater yang bahkan nggak pernah ketemu Martha. Semua ini ternyata digerakkan oleh Myriam, si anak sulung yang ngatur semuanya demi nguasain kekayaan ibunya.

2. Harga dari Kebebasan

Karena simpati yang makin besar, Casares akhirnya bantu Martha kabur dari pengawasan rumah dan ngenalin lagi ke dunia yang dulu bikin dia hidup. Tapi tindakan itu dianggap melanggar aturan. 

Casares disuspensi, dianggap terlalu ikut campur urusan pribadi pasien. Walau begitu, tindakannya ngebuka jalan buat Martha dapet kebebasan lagi.

3. Akhir yang Pahit-Manis

Setelah negosiasi panjang, Martha bisa keluar dari belenggu hukum tapi harus rela sebagian kebebasan finansialnya dicabut. 

Dia nggak boleh jual-beli properti, bikin usaha, bahkan pergi ke luar negeri tanpa izin anaknya, Myriam. Ironis banget, tapi Martha tetap anggap ini kemenangan — dia bebas hidup dengan caranya, meski uangnya dibatasi.

4. Martha dan Casares, Dua Dunia yang Saling Mengubah

Dalam twist terakhir 27 Nights, Casares ditunjuk jadi pengawas resmi yang ngatur keuangan Martha. Mungkin Martha sendiri yang minta, supaya anak-anaknya nggak bisa lagi seenaknya. 

Dan di situ, hubungan mereka berubah jadi saling menghormati — dua orang yang sama-sama belajar apa arti kebebasan sejati.

Film ditutup dengan catatan bahwa Martha, sosok yang terinspirasi dari kehidupan nyata Natalia Kohen, akhirnya hidup damai dan panjang umur sampai usia 104 tahun. 

Ending 27 Nights bikin kamu sadar, kadang kebebasan nggak datang tanpa harga, tapi selalu layak diperjuangkan.

Baca Juga, Yah! The Perfect Neighbor (2025): Bikin Kamu Takut Menyapa Tetangga

Review Film 27 Nights — Worth It atau Skip Aja?

Review Film 27 Nights — Worth It atau Skip Aja?

Kalau kamu lagi cari tontonan yang ringan tapi tetap punya isi, 27 Nights bisa jadi pilihan pas. Film ini dapet banyak pujian di festival dan disebut sebagai “permata kecil” yang nyentuh tanpa harus sok dalam. 

Apa yang Bikin 27 Nights Layak Ditonton

Pertama, akting Marilú Marini sebagai Martha Hoffman jadi daya tarik utama. Ia tampil luar biasa tanpa perlu drama lebay—cukup lewat ekspresi dan gesture kecil yang bikin kamu percaya kalau Martha memang hidup dengan semangat bebasnya sendiri. 

Chemistry antara Marini dan Daniel Hendler (Casares) juga terasa natural, bikin percakapan mereka ngalir dan hangat. Hendler, yang juga menyutradarai 27 Nights, berhasil nyusun dramedy yang manis: ada tawa, ada getir, tapi nggak pernah terasa berlebihan.

Selain akting, kekuatan 27 Nights ada di pesannya. Film ini ngomong soal hal-hal yang sering dilupain: hak untuk tetap punya kendali atas hidup sendiri, cara pandang orang muda terhadap lansia, dan gimana uang bisa bikin keluarga berantakan. Semua dikemas dengan humor lembut dan observasi yang jujur.

Sedikit Catatan

Beberapa bagian film terasa agak lambat, apalagi waktu Martha dikurung di rumah sakit jiwa—alur di bagian itu terasa kurang rapih dibanding adegan luar. 

Gaya visual dan ritme filmnya juga agak “old-fashioned,” jadi kalau kamu suka film yang cepat dan modern, mungkin butuh sedikit kesabaran.

Kalau Lemo Blue Sih…

Secara keseluruhan, 27 Nights jelas worth it buat ditonton. Film ini nyentuh, lucu dengan cara yang elegan, dan punya pesan hidup yang relevan buat semua umur. Kalau kamu suka film yang ngajak mikir tapi tetap hangat di hati, 27 Nights bakal jadi pengalaman yang susah dilupain.

Daftar Pemeran 27 Nights

Sebelum kamu nonton 27 Nights, kenalan dulu yuk sama para pemainnya. Deretan aktor Argentina ini sukses bikin tiap karakter terasa hidup dan berlapis emosi.

  • Marilú Marini sebagai Martha Hoffman — janda kaya yang eksentrik dan nggak mau diatur.
  • Daniel Hendler sebagai Leandro Casares — ahli hukum sekaligus psikiater yang ditugaskan menilai kondisi Martha.
  • Carla Peterson sebagai Myriam Hoffman — anak sulung yang ambisius dan penuh kontrol.
  • Paula Grinszpan sebagai Olga Hoffman — adik Myriam yang lebih lembut tapi tetap tunduk pada kakaknya.
  • Humberto Tortonese sebagai Bernardo Girves — sahabat sekaligus kekasih Martha yang penuh warna.
  • Julieta Zylberberg sebagai Alejandra Conde — rekan kerja Casares yang memberi sedikit sentuhan romansa di tengah kisah serius.
  • Ezequiel Díaz sebagai Dr. Narvaja — dokter yang menandatangani diagnosa palsu terhadap Martha.
  • Mariana Chaud sebagai Gloria Fusco — psikiater yang ikut mengesahkan laporan tanpa pernah bertemu Martha.

Sebuah Refleksi Tentang “Waras” dan “Merdeka”

27 Nights ngasih tamparan halus tentang gimana masyarakat sering salah paham soal kebebasan dan kewarasan. Flm ini ngajak kita lihat bahwa hidup di luar “aturan umum” bukan berarti kehilangan akal — kadang justru itu bentuk paling jujur dari warasnya manusia. 

Ceritanya terasa dekat, lucu di permukaan tapi getir di dalam, bikin kamu pengin nanya ke diri sendiri: 

Seberapa bebas sih kamu selama ini?

Kalau kamu suka kisah yang nyentuh sisi eksentrik kehidupan dan bikin mikir lama setelah kredit selesai, 27 Nights wajib masuk daftar tontonanmu. Yuk, terus eksplor berita film dan rekomendasi series terbaru bareng Lemo Blue, biar tiap malam nontonmu selalu penuh cerita dan makna.