review Film The Curious Case of Benjamin Button

Film The Curious Case of Benjamin Button: Saat Waktu Berjalan Mundur

Film The Curious Case of Benjamin Button bukan cuma soal Brad Pitt yang makin muda, tapi juga soal waktu yang jalan mundur secara harfiah dan emosional. Dirilis pada 25 Desember 2008, film berdurasi hampir 3 jam ini bisa jadi bikin kamu mikir ulang soal hidup, cinta, dan kapan waktu yang “tepat”. 

Kisah Benjamin yang lahir tua dan menua secara terbalik bukan hanya unik, tapi juga penuh simbol, drama, dan visual yang cantik banget. Nah, kalau kamu penasaran kenapa film ini begitu melekat di hati banyak orang (meski jalannya pelan banget), yuk kita ulik bareng dari awal sampai akhir!

Tentang Film The Curious Case of Benjamin Button

Sinopsis The Curious Case of Benjamin Button

Film The Curious Case of Benjamin Button bukan cuma bikin kamu mikir tentang waktu, tapi juga ngajak kamu ngerasain perjalanan hidup yang benar-benar berbeda.

Sinopsis The Curious Case of Benjamin Button: Lahir Tua, Muda Kemudian

Di film The Curious Case of Benjamin Button, kamu bakal ngikutin hidup Benjamin yang lahir dengan fisik seperti kakek-kakek: kulit keriput, tulang rapuh, dan penglihatan buram. 

Karena kondisi ini, ayahnya ninggalin dia di panti jompo, tempat Benjamin dibesarkan sama Queenie (Taraji P. Henson), sosok hangat yang nerima dia apa adanya. 

Dari situ, hidup Benjamin penuh petualangan, kerja di pelabuhan, jalan-jalan keliling dunia, dan jatuh cinta pada Daisy (Cate Blanchett), cewek yang dia kenal sejak kecil. 

Tapi cinta mereka nggak mudah, karena satu tumbuh tua… satunya tumbuh muda. Plot yang perlahan ini membawa kamu menyelami makna waktu, cinta, dan kehilangan.

Baca Juga, Yah! Gimana Sih Urutan Nonton Film Jurassic World Full Movie? 

Adaptasi dari Cerita Pendek F. Scott Fitzgerald

Kalau kamu merasa alur ceritanya puitis dan filosofis, itu karena film ini diadaptasi dari cerpen tahun 1922 karya F. Scott Fitzgerald, penulis legendaris di balik The Great Gatsby. Di versi aslinya, Benjamin lahir tahun 1860 dan ngalamin hidup mundur sambil ikut perang, nikah, dan membesarkan anak. 

Meski filmnya ngambil inti ceritanya, ada perubahan penting, kayak nama Daisy yang aslinya Hildegarde Moncrief. Nama ini diganti, mungkin sebagai anggukan kecil ke Daisy Buchanan dari The Great Gatsby

Dan ternyata, inspirasi awal cerita ini datang dari quote Mark Twain: 

“Sayang sekali bagian terbaik hidup datang di awal, dan yang terburuk di akhir.” 

Nah, kebayang kan betapa filosofisnya vibe film ini?

Format Narasi yang Unik lewat Jurnal Benjamin

Yang bikin film The Curious Case of Benjamin Button makin menarik, adalah cara ceritanya dibungkus. Nggak sekadar alur maju, tapi banyak elemen kilas balik lewat catatan harian Benjamin yang dibacakan oleh Caroline, anak Daisy. 

Jadi kamu nggak cuma ngelihat dari sudut pandang Benjamin, tapi juga dari sisi orang-orang terdekatnya. Gaya penceritaan ini bikin terasa lambat, tapi penuh makna. Walau temponya pelan, banyak penonton justru menikmati proses ceritanya yang lembut dan emosional.

Cast dan Kru di Balik Layar The Curious Case of Benjamin Button: Siapa Saja Dalangnya?

Cast dan Kru di Balik Layar The Curious Case of Benjamin Button

Sekarang, yuk kita intip siapa aja sosok di balik layar dan di depan kamera yang bikin The Curious Case of Benjamin Button jadi salah satu film paling memorable di 2008. 

Brad Pitt & Cate Blanchett: Chemistry yang Memikat

Brad Pitt tampil maksimal sebagai Benjamin Button. Dari muda sampai tua, atau sebaliknya, semua diperankan dengan penuh emosi dan kedalaman. Cate Blanchett yang jadi Daisy juga tampil kuat, terutama di momen-momen paling emosional. 

David Fincher dan Eric Roth: Duo Sutradara & Penulis yang Nggak Asal

Kalau kamu suka Fight Club atau Se7en, pasti kenal nama David Fincher. Nah, dia yang duduk di kursi sutradara film ini. Nggak heran kalau The Curious Case of Benjamin Button terasa penuh detail visual yang elegan. 

Skenarionya ditulis Eric Roth, orang yang juga nulis Forrest Gump. Nggak heran kalau rasa film ini agak mirip: sama-sama menyentuh, penuh filosofi, dan punya perjalanan hidup yang luar biasa. 

Duet Fincher dan Roth berhasil nyulap cerita pendek Fitzgerald jadi kisah panjang yang tetap menggugah.

Pemeran Pendukung yang Bikin Film Ini Berkelas

Selain duo utama, film The Curious Case of Benjamin Button juga didukung jajaran aktor pendukung yang nggak kalah keren. Taraji P. Henson mencuri perhatian sebagai Queenie, sosok ibu yang kuat dan penuh cinta. 

Perannya sampai bikin dia masuk nominasi Oscar, lho! Ada juga Tilda Swinton dan Mahershala Ali, dua aktor kaliber Oscar yang memperkaya film ini. Dan jangan lupa Julia Ormond sebagai Caroline, yang jadi penghubung narasi dan penonton lewat pembacaan jurnal Benjamin.

Review Film Benjamin Button: Memikat, Tapi Butuh Waktu

Sebelum kamu mutusin buat nonton film The Curious Case of Benjamin Button yang durasinya hampir 3 jam itu, mending simak dulu reviewnya. Nah, ini dia ulasannya!

Pujian: Visual Memukau, Akting Jempolan, Cerita yang Dalam

Film The Curious Case of Benjamin Button sering disebut sebagai salah satu karya terbaik David Fincher. Film ini dapet tiga Piala Oscar, termasuk untuk desain produksi dan tata rias dan pantas banget!

Dengan latar zaman dari era Perang Dunia I sampai II, kamu bisa ngerasain perubahan waktu yang halus tapi terasa. Ceritanya berkembang perlahan, tapi pas sampai klimaks, banyak penonton yang merasa kayak habis diajak menyelami hidup yang pahit-manis.

Kritikan: Alur Lambat & Terlalu Panjang?

Meski banyak dipuji, film The Curious Case of Benjamin Button juga punya catatan minus. Salah satunya adalah durasinya yang mencapai 2 jam 47 menit. Buat sebagian orang, ini terlalu panjang dan bikin film terasa datar. 

Ada kritikus yang menyebut film ini “nggak pernah benar-benar hidup”, karena ritmenya kelewat pelan. Beberapa penonton juga merasa nggak bisa terhubung secara emosional dengan Benjamin. Walau akting Brad Pitt kuat, karakter utamanya terasa agak jauh. 

Relasinya sama Daisy juga sempat dianggap aneh karena perubahan usia fisik yang ekstrem, dan ini bikin koneksi emosionalnya kurang kena.

Nilai Rotten Tomatoes dan Sambutan Penonton

Kalau soal penilaian, film The Curious Case of Benjamin Button dapet skor 72% dari kritikus di Rotten Tomatoes. Sementara itu, skor dari penonton justru lebih tinggi 80% dari lebih dari 250 ribu rating. 

Fakta-Fakta Seru di Balik Film Ini

film The Curious Case of Benjamin Button ternyata penuh lika-liku

Kamu tahu nggak sih, kalau proses pembuatan film The Curious Case of Benjamin Button ternyata penuh lika-liku? Nah, bagian ini bakal ngasih kamu info seru yang bikin film ini makin menarik buat dibahas.

Proses Produksi yang Makan Waktu Bertahun-Tahun

Film The Curious Case of Benjamin Button bukan proyek yang langsung jadi. Perjalanan produksinya mulai sejak 1994, dan baru rilis 14 tahun kemudian! 

Bahkan sempat ada nama-nama besar kayak Ron Howard dan John Travolta yang direncanakan ikut, sebelum akhirnya proyek ini pindah tangan ke David Fincher dan Brad Pitt. Bisa dibilang, film ini adalah hasil dari proses panjang yang akhirnya membuahkan hasil besar.

Makeup Transformasi Brad Pitt & Cate Blanchett

Salah satu hal paling ikonik dari film The Curious Case of Benjamin Button adalah transformasi umur Benjamin dan Daisy. Brad Pitt harus duduk di kursi makeup selama lima jam setiap hari, sementara Cate Blanchett butuh empat jam. 

Meski era CGI udah mulai berkembang, film ini tetap milih cara manual untuk nunjukin perubahan usia. Hasilnya? Nggak kelihatan palsu, malah jadi makin meyakinkan.

Detail Visual David Fincher yang Nggak Main-Main

David Fincher emang terkenal perfeksionis, dan film ini bukti nyatanya. Visual yang dia bangun nggak cuma buat cantik-cantikan, tapi penuh makna. 

Setiap detail, dari desain lokasi sampai cara cahaya dipakai, semua mendukung nuansa waktu yang berubah. Setting dari era awal 1900-an sampai zaman modern bener-bener terasa nyata dan hidup.

Easter Eggs & Simbol-Simbol Unik yang Mungkin Kamu Lewatkan

Film The Curious Case of Benjamin Button bukan sekadar cerita manusia yang hidup mundur. Kalau kamu nonton dengan lebih jeli, ada banyak simbol dan referensi tersembunyi yang bikin film ini makin berlapis. Yuk, kulik satu-satu!

Hummingbird dan Hurricane: Simbol “Mundur”

Fincher sengaja masukin elemen-elemen alam yang unik. Misalnya, ada burung kolibri alias hummingbird yang bisa terbang mundur, cocok banget sama tema film ini. 

Selain itu, ada juga cuplikan badai atau hurricane, yang di belahan bumi utara berputar berlawanan arah jarum jam. Semuanya dirancang untuk memperkuat nuansa waktu yang nggak biasa.

Referensi ke Fight Club dan The Great Gatsby

Ada satu adegan ketika ayah Benjamin nanya soal “rumah di Paper Street”—kalau kamu pernah nonton Fight Club, pasti ngeh ini referensi langsung ke film Fincher sebelumnya. Selain itu, perubahan nama karakter dari Hildegarde jadi Daisy juga dianggap sebagai tribute ke The Great Gatsby, novel legendaris lain dari Fitzgerald. Kecil, tapi meaningful banget.

Makna Kata “Kismet”

Di satu adegan, Daisy nyebut kata “kismet” kata asal Turki yang artinya nasib atau takdir. Kata ini jadi semacam pengingat bahwa hubungan mereka memang udah ditulis semesta. 

Nama Kapal “Button Up” dan Detail Lainnya

Kapal yang dipakai Benjamin dinamain “Button Up” kalau diterjemahin bebas bisa jadi “kancingkan”, yang lucu karena sesuai dengan nama belakangnya. 

Tapi ini juga bisa dimaknai sebagai simbol kesiapan menghadapi hidup, meski arahnya nggak biasa. Sentuhan-sentuhan kecil kayak gini bikin film The Curious Case of Benjamin Button makin asyik buat ditonton ulang.

Kenapa Film Ini Layak Ditonton (Lagi)?

Film The Curious Case of Benjamin Button punya cerita yang unik banget

Kalau kamu udah nonton film The Curious Case of Benjamin Button bertahun lalu, mungkin sekarang saatnya buat nonton ulang. Nggak cuma karena visualnya yang masih juara, tapi karena setiap nontonnya bisa kasih rasa yang beda. Nih alasannya!

Pesan Hidup tentang Waktu, Cinta, dan Takdir

Film The Curious Case of Benjamin Button punya cerita yang unik banget, bayangin aja, hidup mundur dari tua ke muda. Tapi yang bikin film ini nyangkut di hati bukan cuma konsep aneh itu, melainkan pesan-pesan hidup yang dalam. 

Mulai dari menghargai waktu, menerima takdir, sampai soal mencintai seseorang dalam keadaan yang nggak biasa.

Hubungan Benjamin dan Daisy digambarkan dengan penuh lapisan emosi, kayak ditakdirkan bertemu meski nggak pernah sinkron secara usia. 

Ada juga momen saat Daisy menyebut kata “kismet” yang artinya takdir, jadi pengingat kalau hidup kadang emang udah punya jalannya sendiri. Film ini ngajak kamu mikir, tapi dengan cara yang lembut dan penuh rasa.

Cocok Buat Kamu yang Suka Film Slow-Burn Tapi Berkesan

Film The Curious Case of Benjamin Button termasuk tipe slow-burn. Buat yang doyan cerita cepat dan padat, mungkin awalnya terasa lambat. Tapi justru itulah kelebihannya, alur pelan bikin setiap momen bisa dinikmati. Setiap detik rasanya kayak membangun satu demi satu potongan hidup Benjamin.

Banyak penonton bilang film ini tuh “dongeng yang muram tapi romantis.” Visualnya cantik, musiknya mendukung, dan setting zamannya bikin kita ngerasa benar-benar ada di perjalanan panjang waktu. Bukan tipe film yang bisa disambi, tapi kalau kamu nikmatin pelan-pelan, efeknya nempel di hati.

Punya Tempat Spesial di Dunia Perfilman

Nggak heran kalau film The Curious Case of Benjamin Button disebut salah satu karya terbaik David Fincher. Dapet tiga Piala Oscar (buat Tata Rias, Efek Visual, dan Desain Produksi), film ini sukses besar baik secara kritik maupun penonton.

Brad Pitt tampil luar biasa sebagai Benjamin, bahkan banyak yang bilang ini salah satu peran terbaiknya. Cate Blanchett, Tilda Swinton, Mahershala Ali, dan Taraji P. Henson juga ngisi cast dengan power penuh. Taraji bahkan masuk nominasi Oscar berkat perannya sebagai Queenie yang hangat dan memorable.

Makeup realistis dan efek visual yang detail banget bikin proses penuaan-terbalik Benjamin terasa nyata, bukan sekadar gimmick. Nggak heran film ini masih relevan dan pantas ditonton ulang meskipun udah lewat lebih dari satu dekade.

Menyelami Waktu dan Rasa Lewat Benjamin Button

Akhir cerita The Curious Case of Benjamin Button adalah waktu yang berjalan mundur, tapi tentang bagaimana kita menyikapi hidup yang nggak selalu bisa ditebak arahnya. 

Film ini mengajak kamu, merenung pelan-pelan tentang cinta yang datang di waktu yang salah, kehilangan yang tak bisa dicegah, dan kebahagiaan yang seringkali cuma mampir sebentar. 

Kalau kamu suka film yang bikin hati kamu terasa hangat sekaligus getir, Benjamin Button adalah pilihan yang pas banget. 

Dan kalau kamu masih penasaran dengan kisah-kisah menyentuh lainnya, yuk jelajahi lebih banyak rekomendasi film dan berita musik seru hanya di Lemo Blue – Berita Musik dan Film!

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *