Conan Gray Wishbone adalah album keempat yang akhirnya rilis pada 15 Agustus 2025, setelah dua tahun penuh rahasia dan refleksi diri. Kamu, LemoList!, pasti langsung bisa ngerasain kalau album ini beda karena lebih dewasa, lebih jujur, dan penuh luka yang dibalut indah lewat lirik.
Conan sendiri menyebut Wishbone sebagai perjalanan paling personal dalam hidupnya, tapi tetap terasa relate buat siapa aja yang pernah jatuh cinta, patah, atau menyimpan rahasia.
Dari sekian banyak track, ada tiga lagu paling sedih yang bikin hati ikut hancur menurut Lemo Blue: Actor, Class Clown, dan This Song.
Table of Contents
1. “Actor” – Pura-pura Bahagia di Atas Luka Sendiri

Kalau kamu lagi dengar lagu Conan Gray Wishbone berjudul Actor, siap-siap terseret ke dalam kisah cinta yang terasa pahit sekaligus menyayat. Lagu di album ini tapi jadi semacam prolog emosional yang langsung menegaskan: Wishbone akan jadi perjalanan penuh luka dan kejujuran.
Baca Juga, Yah! 10 Lagu Nobuo Yamada yang Ikonik dan Mungkin Sering Kamu Dengar
Kisah Hubungan yang Disembunyikan
Salah satu lagu di album Conan Gray Wishbone yang sangat dalam maknanya adalah Actor. Di Actor, Conan Gray bercerita tentang hubungan yang harus dijalani secara sembunyi-sembunyi.
Lirik seperti “Nobody saw us in the hotel lobby” dan “nobody saw us with your sweatshirt on me” menggambarkan betapa rapatnya cinta itu dikunci dari mata publik, bahkan dari teman terdekat.
Semua momen manis tersimpan dalam ruang sunyi, tapi justru kesunyian itu yang bikin perpisahan terasa makin perih. Saat hubungan berakhir, Conan tidak punya siapa pun untuk berbagi cerita, dan akhirnya ia harus menelan semua rasa sendirian.
Luka karena Dilupakan
Dari sini, rasa sakitnya makin dalam. Conan menggambarkan bagaimana dirinya masih larut dalam perasaan “dihapus”, sementara sang mantan terlihat mudah melanjutkan hidup, digambarkan lewat lirik “spent the summer drinking.”
Perbedaan cara mereka menghadapi perpisahan ini menciptakan jurang emosional. Lebih pedih lagi ketika mantannya pura-pura tidak pernah kenal Conan, bahkan sampai bilang ke teman mereka: “I barely even know him.”
Bayangin aja, rasanya kayak keberadaanmu dihapus dari sejarah hidup orang yang dulu begitu dekat.
Baca Juga, Yah! TOP 10 Rekomendasi Lagu Sad Inggris yang Siap Mengguncang Emosimu
Analogi “Aktor” yang Menyayat
Di sinilah kunci kenapa lagu ini diberi judul Actor. Conan mengaku dirinya kesulitan berpura-pura, sementara sang mantan bisa dengan mudah memainkan peran seolah tak pernah ada cerita.
Perbandingan ini terasa getir—satu pihak jadi aktor ulung, pihak lain hanya bisa jujur dengan luka yang terbuka.
Lirik simbolis tentang “church bells ringing for an undead wedding day” makin mempertegas ironi. Bayangan pernikahan yang seharusnya bahagia malah jadi lonceng duka bagi cinta yang mati sebelum sempat hidup di dunia nyata.
2. “Class Clown” – Tawa yang Menutupi Trauma

Kalau Actor bikin kita ngerasain pahitnya cinta yang disembunyikan, lagu Conan Gray Wishbone berikutnya yang paling nyesek adalah Class Clown. Di sini, Conan ngebuka sisi dirinya yang jauh lebih dalam: masa kecil penuh luka yang ditutupi dengan tawa.
Lagu ini jadi salah satu momen paling emosional di album, bahkan Conan sendiri menyebutnya sebagai favorit pribadi dalam hal lirik.
Masa Kecil yang Berat
Sejak bait pertama, Class Clown langsung narik kita ke kenangan pahit Conan. Ia nyeritain gimana “growing up didn’t go how I’d liked,” menggambarkan rumah yang nggak stabil dan penuh konflik.
Ada satu bagian yang bikin merinding: “While my father was barreling fists, I was / Laughing all the way through it.” Tawa di sini bukan ekspresi bahagia, tapi tameng supaya rasa sakit nggak keliatan keluar. Dari kecil, Conan udah belajar cara bertahan di tengah suasana rumah yang penuh luka.
Humor sebagai Mekanisme Bertahan
Dari latar yang berat itu, Conan nemuin “senjata” lain: humor. Jadi badut kelas, si “class clown,” bukan sekadar buat lucu-lucuan, tapi cara dia bisa survive.
Dengan senyum lebar dan candaan, ada momen singkat di mana ia bisa “vanish,” seolah-olah rasa sakitnya hilang sebentar. Lirik paling nyentil ada di “And if I stop laughing, all the blood will just start pouring out.”
Tawa jadi penghalang tipis yang menahan semua luka biar nggak meledak keluar. Bahkan di sekolah, Conan pakai humor buat menjembatani perbedaan sosial, kayak ketika dia hibur “the blondies” dengan jokes dari “old bag of tricks.”
Luka yang Tak Pernah Benar-Benar Hilang
Meski humor pernah jadi pelarian, luka masa kecil itu ternyata nggak pernah benar-benar hilang.
Bagian chorus “Everything comes back around / I still feel like the class clown” nunjukin gimana trauma itu berputar lagi dan lagi, bahkan setelah ia dewasa. Rasa jadi badut kelas masih nempel, seolah identitas itu nggak bisa dicabut.
Lebih perih lagi ketika ia bercanda bareng sang kakak lewat telepon tentang rumah mereka—momen yang kelihatan ringan, tapi di baliknya ada luka bersama yang mereka bawa seumur hidup.
“Nothing funny about that home” jadi penutup yang bikin kita sadar: tawa kadang hanyalah cara bertahan di tengah gelap.
3. “This Song” – Cinta yang Hanya Berani Disimpan dalam Lagu

Setelah “Class Clown” bikin kita ngelihat sisi gelap masa kecil Conan, di Conan Gray Wishbone ada satu lagu yang rasanya jauh lebih lembut tapi tetap bikin dada sesak: This Song. Bedanya, kali ini bukan soal luka lama, melainkan tentang cinta diam-diam yang akhirnya cuma bisa hidup di dalam musik.
Rasa Sayang yang Tak Terucap
Sejak awal, This Song udah ngasih vibe pengakuan hati yang malu-malu. Conan bilang, “You know that I love you / And I have a feeling that you love me back”. Ada rasa saling suka, tapi ketakutan ditolak bikin perasaan itu nggak pernah benar-benar terucap.
Lagu ini akhirnya jadi satu-satunya medium untuk nyampein isi hati—sebuah cara Conan ngakuin cinta tanpa harus menatap langsung orang yang dia maksud.
Antara Harapan dan Ketidakpastian
Di balik liriknya, kamu bisa ngerasain gimana cinta ini digantung di antara harapan dan keraguan. Ada momen kecil yang terasa kayak tanda-tanda cinta berbalas—detak jantung yang kencang, angka 11:11 yang terus bawa nama orang itu.
Tapi semua tetap nggak pernah jelas. Bahkan di bridge, Conan nulis dengan getir: “Is it dumb believing you might love me too? / Yeah.” Satu kata “Yeah” itu udah cukup buat nunjukin campuran optimisme dan rasa takut yang nggak bisa dihindari.
Detail Intim yang Membekas
Yang bikin This Song semakin nyesek adalah detail-detail kecil yang terasa begitu nyata. Duduk di kamar, nyetir di pinggiran kota sambil muterin lagu favorit, bercanda soal ibunya yang nangis denger Elton John, semua adegan itu bikin kita kebawa ke momen paling sederhana tapi hangat.
Dan ada metafora paling kuat: “The smell of your perfume is all over me / I can’t wash it off, so it’s easy to see.” Wangi parfum yang nempel jadi simbol cinta yang nggak pernah hilang, meski nggak pernah diucapkan.
Belajar Lewat Conan Gray Wishbone
Lewat Conan Gray Wishbone, kita diajak masuk ke ruang paling personal dalam hidup Conan. Tiga track yang kita bahas tadi—Actor, Class Clown, dan This Song—jadi semacam jendela buat ngelihat siapa Conan sebenarnya, di balik senyum dan candaan yang sering dia tunjukkan di depan publik. Semua terasa lebih jujur, lebih matang, tapi juga lebih menyayat.
Kalau kamu merasa relate sama salah satu kisah di album ini, itu tandanya Conan berhasil: musiknya bukan cuma buat didengar, tapi juga buat dirasakan. Dan kalau hati kamu belum cukup dipeluk sama tiga lagu ini, jangan berhenti di sini ya, LemoList!
Yuk lanjut eksplor lebih banyak cerita musik dan film terbaru di Lemo Blue, karena selalu ada karya yang siap bikin kamu jatuh cinta lagi dan lagi.