Kurt Cobain style tak hanya mengguncang dunia musik, tapi juga meninggalkan jejak mendalam dalam dunia fashion. Sebagai frontman Nirvana, ia membawa genre musik grunge menjadi simbol perlawanan dan ekspresi bebas anak muda.
Namun, Kurt Cobain bukan sekadar ikon musik, gaya berpakaian Kurt Cobain juga menjadi bagian dari identitasnya—santai, tak peduli, namun tetap berpengaruh. Tapi, apa sebenarnya genre musik Kurt Cobain?
Dan mengapa ia pernah terlihat menggunakan kursi roda? Di artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara berpakaian seperti Kurt Cobain serta mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. Yuk, diskusi bareng Lemo Blue!
Table of Contents
Apa Genre Musik Kurt Cobain?

Kurt Cobain, frontman Nirvana, adalah kunci di balik lahirnya genre musik grunge. Meski banyak orang mengenal Kurt Cobain style lewat musik grunge, Cobain sendiri lebih suka menyebutnya sebagai punk rock atau alternative rock.
Baginya, label “grunge” terlalu sempit dan tidak menggambarkan seluruh esensi musik yang ia ciptakan. Grunge muncul di Seattle pada akhir 1980-an, memadukan punk rock dan heavy metal dengan distorsi gitar yang kuat dan lirik gelap yang berbicara tentang isu sosial.
Ketika Nirvana merilis album Nevermind pada 1991, lagu seperti “Smells Like Teen Spirit” meledak, menjadi anthem bagi generasi muda yang memberontak melawan budaya pop saat itu.
Tak hanya mengubah wajah musik grunge, Nirvana membawa genre alternatif ke puncak popularitas. Cobain dengan lirik dan gaya panggungnya yang apa adanya, memberi pengaruh besar pada banyak band baru.
Meski Cobain meninggal di tahun 1994, warisan musik dan Kurt Cobain style terus hidup, tak hanya di dunia musik, tapi juga dalam fashion dan budaya anak muda.
Baca Juga, Yah! Teka-teki Lirik Lagu Elvis Presley You’re The Devil In Disguise
Bagaimana Cara Berpakaian ala Kurt Cobain Style?

Gaya berpakaian Kurt Cobain adalah cerminan sempurna dari semangat grunge—kesan “tidak peduli” yang penuh makna dan kebebasan berekspresi. Kurt Cobain style memadukan elemen-elemen sederhana yang nyaman tapi tetap berkarakter kuat. Mau tahu bagaimana cara berpakaian seperti Kurt Cobain?
Berikut ini beberapa elemen kunci dan tips yang bisa kamu terapkan sehari-hari:
Elemen Kunci dari Fashion Grunge Kurt Cobain Style
- Flannel Shirt: Kurt Cobain style hampir selalu terlihat mengenakan flannel shirt. Ini adalah item wajib untuk menciptakan tampilan grunge. Sering dipakai di atas kaos atau tank top, flannel memberi kesan santai namun tetap keren.
- Jeans Robek: Jeans robek atau distressed denim adalah ciri khas grunge dari Kurt Cobain style. Ia sering memakai jeans yang terlihat usang dan robek sebagai bentuk pemberontakan terhadap mode mainstream.
- Kaos Band: Kaos band, terutama dari band indie atau underground, menjadi bagian penting dalam gaya Cobain. Kaos ini tidak hanya menunjukkan dukungannya terhadap musisi lain, tapi juga sebagai simbol identitas grunge.
- Sweater Oversized: Sweater oversized, terutama cardigan, jadi favorit dari Kurt Cobain style. Tampilan acak-acakan dan santai dari sweater ini cocok dengan filosofi grunge yang tidak terlalu peduli dengan standar kecantikan.
Tips Berpakaian Sehari-Hari Seperti Kurt Cobain
- Lapisan Pakaian: Gunakan layering untuk menciptakan kesan grunge yang autentik agar mirip Kurt Cobain style. Coba padukan flannel shirt di atas kaos atau sweater oversized.
- Pakaian Longgar: Pilih pakaian yang nyaman dan longgar. Jeans robek, kaos band besar, dan sweater oversized adalah kombinasi yang pas untuk mendapatkan gaya ala Kurt.
- Aksesoris Minimal: Kurt Cobain tidak menggunakan banyak aksesoris. Fokus pada sepatu seperti Converse atau Doc Martens untuk melengkapi tampilanmu tanpa berlebihan.
- Rambut Acak-Acakan dan Riasan Minim: Cobain selalu tampil dengan rambut acak-acakan dan riasan minimal, yang memberi kesan natural dan bebas dari tekanan fashion modern.
- Campurkan Gaya: Jangan takut untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Cobain sering mencampurkan item-item yang tidak biasa, seperti mengenakan dress dengan gaya grunge lainnya, menunjukkan keberaniannya dalam berekspresi.
Mengapa Kurt Cobain Menggunakan Kursi Roda?
Mungkin kamu pernah melihat foto Kurt Cobain menggunakan kursi roda dan bertanya-tanya, apa yang terjadi? Cobain sebenarnya menderita nyeri perut kronis yang sangat parah. Rasa sakit ini begitu hebat sehingga sering membuatnya mual, muntah, bahkan sulit makan, menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan.
Meski banyak spekulasi mengenai penyakit seperti ulkus lambung atau IBS, tidak ada diagnosis pasti yang pernah dipublikasikan.
Kesehatan fisiknya juga berdampak pada mentalnya. Cobain sudah lama bergulat dengan depresi dan gangguan bipolar. Kondisi ini membuat suasana hatinya naik turun, menciptakan siklus kecanduan dan rasa putus asa.
Kombinasi masalah fisik dan mental inilah yang membuat hidupnya begitu berat, hingga penggunaan kursi roda menjadi bagian dari cara mengatasinya di tengah perjuangannya dengan rasa sakit.
Apa yang Terjadi dengan Kurt Cobain?

Kurt Cobain adalah sosok yang penuh misteri dan tragis. Sebagai frontman Nirvana, ia sukses membawa kurt cobain style ke dunia musik dan fashion, menciptakan fenomena baru yang menginspirasi generasi muda.
Namun, di balik popularitasnya, ada sisi gelap yang jarang diketahui publik. Pertanyaannya, apa yang terjadi dengan Kurt Cobain?
Kisah Tragis Akhir Hidup Kurt Cobain
Pada 5 April 1994, dunia dikejutkan oleh kematian Kurt Cobain. Sang legenda ditemukan tewas di rumahnya di Seattle oleh seorang tukang reparasi. Hasil otopsi menunjukkan ia meninggal akibat tembakan di kepala, dengan heroin di dalam tubuhnya.
Di samping tubuhnya, ada sebuah catatan bunuh diri. Sebelum peristiwa tragis ini, Cobain telah lama bergulat dengan kecanduan narkoba dan depresi, masalah yang pada akhirnya merenggut nyawanya.
Pengaruh Depresi dan Ketergantungan Narkoba
Sejak muda, Cobain menghadapi tekanan yang luar biasa. Perceraian orang tuanya meninggalkan luka emosional mendalam, membuatnya merasa kesepian. Ketika Nirvana meroket ke puncak ketenaran, tekanan publik semakin memperparah kondisi mentalnya.
Pada 1994, Cobain mengalami overdosis di Roma, yang dipercaya sebagai upaya bunuh diri pertama. Meski sempat menjalani rehabilitasi, kecanduan heroin dan depresi tak pernah benar-benar bisa ia tinggalkan.
Teori dan Fakta tentang Kematian Kurt Cobain
Meskipun penyelidikan resmi menyatakan Cobain meninggal karena bunuh diri, banyak teori konspirasi bermunculan. Beberapa penggemar mempertanyakan laporan polisi dan menduga ia mungkin dibunuh.
Mereka mengklaim ada ketidaksesuaian dalam bukti dan mendesak agar kasusnya dibuka kembali. Hingga kini, misteri di balik kematiannya masih menjadi bahan perdebatan.
Warisan Kurt Cobain di Dunia Musik dan Budaya Pop
Meskipun hidupnya berakhir tragis, pengaruh Kurt Cobain tetap hidup. Nirvana menjadi ikon musik grunge yang mewakili suara generasi. Lagu-lagu seperti “Smells Like Teen Spirit” menjadi anthem anak muda di seluruh dunia.
Melalui karyanya, Kurt tetap menjadi simbol perjuangan melawan tekanan sosial, serta inspirasi bagi musisi dan penggemar hingga hari ini.
Cobain dikenal sebagai penulis lagu yang jujur dan emosional, menciptakan lirik yang mencerminkan perjuangan pribadi serta pengalaman kolektif generasi muda pada saat itu.
Ia menjadi simbol dari “27 Club,” sekelompok musisi terkenal yang meninggal pada usia 27 tahun. Karya-karya dan pengaruhnya terus menginspirasi banyak musisi hingga hari ini, menjadikannya ikon abadi dalam dunia musik dan budaya pop.
Kurt Cobain: Ikon Grunge dan Warisan Abadi di Usia 27
Kurt Cobain bukan hanya sekadar ikon musik, tetapi juga simbol pemberontakan dalam dunia fashion melalui Kurt Cobain style yang identik dengan kesederhanaan dan kebebasan berekspresi.
Di balik citranya yang dingin dan acuh, Cobain berhasil membawa gaya grunge ke panggung global, mempengaruhi dunia musik, fashion, dan budaya pop. Namun, warisannya tidak berakhir di situ.
Bergabung dengan “27 Club”, kelompok musisi yang meninggal di usia 27 tahun, Cobain meninggalkan warisan besar. Kematian tragisnya menggarisbawahi beban ketenaran, tekanan mental, dan kecanduan yang akhirnya merenggut nyawanya.
Meski singkat, hidupnya yang penuh gejolak menginspirasi generasi demi generasi—baik di dalam maupun di luar panggung.