Makna Lagu Last Christmas

“Last Christmas” Cintaku Kandas di Malam Natal

“Last Christmas” bukan cuma lagu Natal yang sering kamu dengar di mal setiap Desember, LemoList! Lagu ini lahir dari tangan jenius George Michael, yang nulis, nyanyi, sampai mainin semua instrumennya sendiri. 

Lagu legendaris ini justru ditulis di kamar masa kecilnya, pas dia lagi pulang ke rumah orang tuanya. Sementara temannya, Andrew Ridgeley, santai nonton TV di bawah, George naik ke atas dan balik dengan melodi sendu yang bakal hidup selamanya. 

Direkam di tengah musim panas 1984, dengan bunyi sleigh bells palsu dan hati sungguhan, “Last Christmas” jadi kisah cinta yang lahir di musim hangat, tapi terasa dingin selamanya.

Makna Lagu Last Christmas: Cinta yang Dikhianati di Tengah Gemerlap Natal

Lagu Last Christmas tentang apa

Di balik denting lonceng dan nada ceria, ada kisah patah hati yang nggak kalah dingin dari salju Desember.

1. Antara Kenangan dan Luka

Lagu “Last Christmas” bercerita tentang seseorang yang pernah memberikan seluruh hatinya di musim Natal, hanya untuk melihatnya “diberikan lagi” ke orang lain keesokan harinya. Setiap barisnya seperti surat dari seseorang yang masih belajar ikhlas setelah dikhianati. 

Nada yang lembut dan lirik sederhana itu menyimpan rasa getir—antara ingin move on, tapi masih terjebak di kenangan yang sama. Di sini, George Michael seperti menulis catatan kecil tentang cinta yang tulus, tapi nggak dijaga.

2. Natal yang Tak Selalu Bahagia

Biasanya Natal identik dengan tawa dan cinta, tapi “Last Christmas” justru menggambarkan sisi lain dari perayaan itu—kesepian, kehilangan, dan rindu yang nggak terbalas. 

Lagu ini nyentuh mereka yang pernah ngerasa sendirian di tengah keramaian, yang tahu rasanya senyum sambil menahan perih. Melalui liriknya, George Michael seolah bilang: 

Nggak semua hati bisa ikut bahagia meski lampu Natal berkelap-kelip. Kadang, Natal cuma jadi pengingat tentang siapa yang dulu pernah kita cintai… dan yang kini sudah pergi.

Makna “Last Christmas” Sebagai Ekspresi Cinta yang Tersembunyi

makna tersembunyi Lagu Last Christmas tentang apa

LemoList, kalau kamu dengerin lagu “Last Christmas” lebih dalam, rasanya kayak ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyum George Michael. Lagu ini tentang seseorang yang hidup dengan rahasia besar—tentang dirinya sendiri. 

Di era 1980-an, saat dunia belum siap menerima keberagaman, lagu ini terasa seperti curahan hati yang disamarkan lewat denting nada Natal.

“A Man Under Cover” — Makna di Balik Baris Paling Jujur

Kalimat “A face on a lover with a fire in his heart, a man under cover but you tore me apart” jadi titik paling jujur dari lagu “Last Christmas.” Di sini, George Michael seperti berbicara tentang dirinya—seorang pria yang menutupi cintanya, takut terlihat salah hanya karena berbeda. 

Lirik itu menggambarkan luka dari hubungan yang harus disembunyikan, dan rasa hancur saat cinta yang dirawat dalam diam justru dikhianati.

Rahasia, Rasa Bersalah, dan Cinta yang Tak Terucap

Saat lagu “Last Christmas” dirilis, George Michael masih hidup dalam bayang-bayang identitas yang ia sembunyikan. Dia pernah menyebut masa itu sebagai “mimpi buruk,” karena harus terus berpura-pura di depan publik. 

Lagu ini jadi cara halus untuk menyalurkan perasaan bersalah dan sedih dari cinta yang nggak bisa diumumkan. Dalam konteks ini, patah hati di “Last Christmas” terasa jauh lebih dalam—bukan cuma kehilangan pasangan, tapi kehilangan ruang untuk menjadi diri sendiri.

Dunia yang Belum Siap

Video musiknya memperlihatkan George Michael tersenyum di tengah suasana salju yang hangat, tapi matanya menyimpan jarak. 

Kontras antara keceriaan Natal dan tatapan sepi itu menggambarkan hidupnya: dua dunia yang bertabrakan—persona publik yang cerah dan kehidupan pribadi yang penuh rahasia. 

Bagi banyak pendengar queer, lagu “Last Christmas” jadi cermin dari perasaan “tidak cukup baik” di dunia yang terlalu cepat menilai. 

Di balik irama manisnya, lagu ini menyuarakan sesuatu yang lebih besar dari cinta—tentang keberanian untuk tetap ada, meski harus tersembunyi.

Baca Juga, Yah! “Beautiful Boy”: Surat Cinta John Lennon untuk Anaknya (dan untuk Kita Semua) 

Analisis Struktural: Lagu yang Tak Pernah Selesai

arti Lagu Last Christmas tentang apa

Nadanya berputar, melodinya terus mengulang, dan setiap chorus terdengar seperti deja vu emosional. Di balik keindahan itu, George Michael seakan sedang memutar ulang sebuah mimpi buruk yang nggak bisa ia hentikan.

Repetisi dan Kegagalan yang Diulang

Struktur musik lagu “Last Christmas” punya pola unik—chorus ganda sepanjang 16 bar yang diulang enam kali. Pola ini bukan sekadar gaya, tapi cara George Michael menggambarkan kegagalan yang terus terjadi. 

Setiap pengulangan seperti latihan untuk menghadapi luka yang sama: cinta yang salah arah, harapan yang pupus, dan rasa gagal mencintai “dengan cara yang diterima”. 

Dalam kacamata queer, pengulangan itu jadi simbol perlawanan terhadap “kisah cinta ideal” versi dunia—lagu ini memilih untuk tetap berada dalam lingkaran kegagalan, bukan menyembuhkannya.

Ghosting the Future

Bagian instrumental di akhir lagu “Last Christmas” terdengar seperti gema dari masa lalu—halus tapi menghantui. Setiap jeda tanpa lirik terasa seperti hantu Natal yang kembali mengingatkan George Michael pada cinta yang hilang. 

Dalam nuansa itu, lagu ini bukan tentang harapan baru, tapi tentang masa depan yang macet, beku di satu momen patah hati. Seolah setiap “last Christmas” akan terus terulang selamanya. 

Dan di sanalah kekuatannya—di tengah dunia yang menuntut akhir bahagia, George Michael justru berani membiarkan ceritanya berhenti di titik gagal, tapi tetap indah.

Baca Juga, Yah! ‘Iris Goo Goo Dolls’: Malaikat Galau yang Rela Jatuh Demi Cinta

Mengapa “Last Christmas” Tak Pernah Benar-Benar Usai? 

Lagu “Last Christmas adalah potret kejujuran George Michael tentang cinta yang rapuh, rasa kehilangan, dan harapan yang terus berputar. Setiap dentingan nada terasa seperti napas antara luka dan kenangan—sesuatu yang membuat lagu ini hidup selamanya di hati pendengarnya.

Dan mungkin itu alasan kenapa “Last Christmas” tetap terasa relevan dari tahun ke tahun. Ia mengingatkan kamu bahwa cinta nggak selalu harus berakhir bahagia untuk tetap berarti. 

Kalau kamu suka menggali makna di balik lagu dan kisah para musisi legendaris, yuk terus jelajahi berita musik dan cerita menarik lainnya di Lemo Blue!