Who Killed the Montreal Expos? adalah dokumenter Netflix terbaru yang siap bikin kamu nostalgia dan sedikit patah hati.
Disutradarai oleh Jean-François Poisson, film berdurasi 90 menit ini bukan cuma tentang bisbol—tapi tentang kehilangan, politik, dan cinta yang tidak sempat diselamatkan.
Dengan gaya ala investigasi kriminal, dokumenter asal Kanada ini menelusuri jejak kejatuhan tim legendaris Montreal Expos, lengkap dengan drama internal, uang, dan ambisi.
Premier di Festival du Nouveau Cinéma Montreal, film ini tayang global di Netflix mulai 21 Oktober 2025. Siap ikut “menyelidiki” siapa pembunuhnya?
Table of Contents
Sinopsis Who Killed the Montreal Expos? — Ketika Tim Kesayangan Dinyatakan Mati

Dokumenter ini membawa kamu kembali ke masa di mana Expos—tim Major League Baseball pertama di luar AS—menjadi kebanggaan Montreal sejak debutnya di tahun 1969.
Mereka sempat berjaya, sampai akhirnya memainkan pertandingan terakhir pada 29 September 2004 sebelum pindah ke Washington dan berganti nama jadi Nationals.
Bagian awal Who Killed the Montreal Expos? terasa seperti membuka luka lama. Fokus film ini ada pada tim tahun 1994—skuad terbaik di liga dengan rekor 74-40, berisi calon Hall of Famers, tapi terpaksa berhenti karena pemogokan pemain yang membatalkan World Series.
Dari sinilah benang misteri mulai ditarik dengan melihat beberapa modus:
1. Tekanan Finansial yang Mengguncang
Masalah uang jadi biang utama. Di era 1980-an, kontrak TV melonjak, gaji pemain makin tinggi, dan nilai dolar Kanada jeblok. Expos tak mampu lagi bersaing secara finansial dengan tim-tim besar di AS.
2. Stadion yang Rapuh, Harapan yang Retak
Olympic Stadium, rumah mereka sejak 1976, digambarkan sebagai bangunan tua yang pelan-pelan membusuk. Setiap retakan di temboknya seolah jadi simbol keretakan masa depan tim.
3. Drama Politik Internal
Who Killed the Montreal Expos? juga menggali kisah ruang rapat yang panas—tentang presiden Claude Brochu dan para pemilik lain yang saling menikam demi kuasa. Di balik lapangan hijau, ternyata ada pertempuran yang lebih keras dari baseball itu sendiri.
4. Pergantian Kepemilikan yang Rumit
Masuk ke era Jeffrey Loria dan David Samson, kisah makin berliku. Dengan bantuan reporter Tom Verducci, penonton diajak memahami “aturan tak tertulis” kepemilikan tim yang kerap bikin nasib Expos makin kabur.
5. Banyak Motif, Banyak Tersangka
Salah satu narasumber bahkan menyebut kematian Expos seperti permainan Clue—banyak motif, banyak tersangka, tapi tak ada satu jawaban pasti.
Dan di sanalah letak kekuatan Who Killed the Montreal Expos? — sebuah investigasi yang bukan cuma mencari siapa yang bersalah, tapi kenapa seluruh kota merasa kehilangan.
Baca Juga, Yah! Fairyland (2025): Dunia Fantasi Nggak Selalu Punya Akhir Bahagia
Ending Who Killed the Montreal Expos? — Apakah Kita Menemukan Pembunuhnya?

Kalau kamu nonton Who Killed the Montreal Expos? berharap ada nama yang jelas disebut sebagai pelaku, siap-siap kecewa. Film ini lebih terasa seperti investigasi kriminal yang berakhir dengan refleksi mendalam ketimbang vonis.
Jean-François Poisson, sang sutradara, menyusun kisahnya layaknya penyelidikan lengkap dengan saksi, tersangka, dan kesaksian yang saling bertentangan—karena bagi warga Quebec, hilangnya tim ini memang terasa seperti kematian sungguhan.
1. Banyak Pelaku, Bukan Satu Pembunuh
Poisson menegaskan kalau kejatuhan Expos nggak bisa disalahkan pada satu orang. Ia menggambarkannya sebagai tragedi kolektif.
Ekonomi Quebec yang sulit, stadion yang mulai runtuh, dan pemerintah provinsi yang tampak kehilangan semangat jadi beberapa faktor yang berperan. Sementara warga Kanada kerap menunjuk jari ke arah Amerika, kenyataannya lebih rumit dari sekadar tudingan lintas negara.
2. Benturan Dua Budaya
Kalau mau cari jawaban cepat, ya uang adalah masalahnya. Tapi Who Killed the Montreal Expos? melihatnya lebih dalam: ini soal benturan budaya.
Quebec punya nilai kebersamaan dan pengelolaan cerdas, sedangkan Major League Baseball makin berorientasi pada kontrak TV besar dan tim super-mahal. Ketika idealisme lokal bertemu kapitalisme olahraga, hasilnya jelas nggak seimbang.
3. Penutup yang Menyentuh
Bagian akhir Who Killed the Montreal Expos? terasa seperti sesi terapi. Bukan tentang mencari siapa yang bersalah, tapi bagaimana Montreal berdamai dengan kehilangan identitasnya.
Poisson menutup dokumenter ini dengan kesadaran bahwa “kematian” Expos bukan kejahatan yang belum terpecahkan, melainkan duka yang belum selesai. Film ini memberi penonton izin untuk akhirnya merasa sedih—dan mungkin, sedikit lega.
Baca Juga, Yah! The Ballad of a Small Player (2025): Berjudi dengan Takdir, Siapa yang Menang?
Review Who Killed the Montreal Expos? — Worth It atau Skip, LemoList?

Film ini lebih terasa kayak sesi terapi kolektif buat satu kota yang kehilangan bagian dari jiwanya. Dari awal sampai akhir, Jean-François Poisson berhasil menangkap rasa duka dan amarah para fans Expos yang belum benar-benar hilang sejak 2004.
Worth It Banget Kalau Kamu…
Kamu bakal menikmati Who Killed the Montreal Expos? kalau suka dokumenter yang punya sisi emosional kuat. Film ini ngumpulin berbagai suara — mantan pemain, pemilik, jurnalis, dan fans — buat nyusun potongan puzzle tentang apa yang salah.
Cuplikan pertandingan terakhir bikin dada ikut sesak, apalagi dengan narasi bilingual khas Quebec yang bikin film ini terasa autentik dan dekat. Netflix ngasih kebebasan penuh ke sutradara untuk tetap mempertahankan nuansa lokalnya, dan hasilnya terasa jujur banget.
Tapi Bisa Jadi Skip Kalau…
Durasinya 90 menit terasa kurang untuk misteri sebesar ini. Who Killed the Montreal Expos? agak ringan di sisi teknis olahraga, nggak terlalu banyak membahas sejarah panjang tim atau deretan legenda yang pernah mereka cetak—kayak Dawson, Carter, Raines, dan Guerrero.
Kalau kamu nyari dokumenter penuh data dan statistik bisbol, film ini mungkin bakal terasa “kurang daging”.
Kalau Menurut Lemo Blue…
Who Killed the Montreal Expos? bukan film buat pecinta angka, tapi buat mereka yang tahu rasanya kehilangan sesuatu yang dicintai. Ini dokumenter yang marah, sedih, dan jujur pada luka yang belum sembuh.
Walau sedikit pendek, film ini berhasil menjalankan misinya: menelusuri faktor ekonomi, politik, dan emosi di balik runtuhnya tim legendaris Montreal. Skor akhir? 8/10 — worth it buat kamu yang siap diajak bernostalgia dan berduka bareng kota yang kehilangan mimpinya.
Pemeran Who Killed the Montreal Expos? & Interviewees — Siapa yang Bicara di Balik Layar?
Salah satu hal menarik dari Who Killed the Montreal Expos? adalah cara film ini menghadirkan berbagai suara yang pernah hidup di dalam dan di sekitar tim. Mulai dari legenda lapangan sampai sosok di balik layar, semuanya punya cerita tentang bagaimana mimpi Montreal perlahan runtuh.
Para Pemain dan Sosok Legendaris
- Felipe Alou – Mantan manajer yang tahu persis naik-turunnya tim.
- Pedro Martínez – Hall of Famer yang membawa semangat Expos ke level dunia.
- Vladimir Guerrero Sr. – Ikon besar dengan kenangan manis di masa kejayaan.
- Larry Walker – Hall of Famer lain yang jadi simbol kebanggaan Montreal.
- Orlando Cabrera – Pemain yang jadi saksi masa transisi tim menjelang akhir.
Orang Dalam dan Narator di Balik Cerita
- Claude Brochu – Mantan presiden sekaligus pemilik tim yang terlibat dalam drama internal.
- David Samson – Mantan wakil presiden dan anak tiri Jeffrey Loria, sosok kontroversial di balik keputusan besar tim.
- Tom Verducci – Jurnalis yang membantu penonton memahami sisi bisnis dan etika kepemilikan tim.
- Jeremy Filosa – Wajah muda yang muncul di IMDb sebagai narasumber baru.
- Jean Simon-Bibeau – Pria di balik kostum Youppi!, maskot yang dicintai warga Montreal.
- Alexandre Pratt – Kolumnis La Presse yang memberikan konteks sosial dan budaya.
Siapa yang Tidak Muncul
Beberapa nama besar memilih absen dari Who Killed the Montreal Expos?, termasuk Jeffrey Loria (mantan pemilik), Bud Selig (komisioner emeritus MLB), dan Lucien Bouchard (Perdana Menteri Quebec saat itu). Ketidakhadiran mereka justru menambah rasa misteri dan bikin penonton bertanya-tanya: apakah mereka sengaja menghindar dari “investigasi” ini?
Lebih dari Sekadar Kisah Tim yang Mati
Who Killed the Montreal Expos? semacam surat cinta buat para penggemar yang pernah percaya. Lewat wawancara dengan para legenda seperti Pedro Martínez, film ini bikin kamu ngerasain lagi semangat dan luka dari tim yang sempat jadi kebanggaan Montreal.
Setiap cerita, setiap kenangan, seolah menghidupkan kembali stadion yang kini tinggal kenangan. Kalau kamu suka berita film yang nyentuh sisi emosional dari dunia olahraga, kisah ini wajib banget kamu masukin ke daftar tonton.
Dan, siapa tahu, dari sini kamu bakal nemuin lebih banyak kisah seru lainnya. Yuk, terus eksplor berita film dan series terbaru bareng Lemo Blue — tempat kamu bisa ngerasain cerita, bukan cuma nonton.