Beast of War adalah film perang yang nyampur gila-gilaan antara monster horror dan drama sejarah—dan, percaya deh, ini bukan film perang biasa, LemoList!
Tahun 1942, di tengah Perang Dunia II, sekelompok prajurit muda Australia harus bertahan hidup di Laut Timor… tapi musuh mereka bukan cuma Jepang, melainkan seekor hiu betina raksasa sepanjang 20 kaki yang muncul dari kabut.
Disutradarai oleh Kiah Roache-Turner, film berdurasi 87 menit ini R-rated karena darah berceceran di mana-mana—tapi justru di situlah letak daya tariknya. Realistis, brutal, tapi juga surprisingly emosional.
Table of Contents
Sinopsis Beast of War — Ketika Hiu Jadi Musuh di Tengah Laut Timor

Di Beast of War, perang dunia berubah jadi mimpi buruk berdarah di tengah laut. Film ini nggak buang waktu buat bikin tegang. Dari detik pertama, kita udah dibawa ke tahun 1942—masa ketika para prajurit muda Australia masih belajar cara bertahan hidup di tengah kekacauan dunia.
Leo (Mark Coles Smith) jadi pusat cerita Beast of War. Ia prajurit Aborigin yang harus berjuang dua kali—melawan musuh dan diskriminasi dari rekan sepasukannya.
Meski digaji lebih rendah dan sering diremehkan, Leo tetap jadi yang paling tangguh. Ia bahkan ngelatih Will (Joel Nankervis), prajurit kikuk yang akhirnya tumbuh karena bantuannya.
Tapi suasana nggak damai lama, apalagi dengan kehadiran Des Kelly (Sam Delich), tentara rasis yang terus memanas-manasi situasi.
Perjalanan mereka menuju Timor berubah jadi tragedi saat kapal diserang pesawat Jepang. Hanya segelintir yang selamat, terapung di reruntuhan kapal sambil mencoba tetap hidup.
Tapi, mereka cepat sadar: musuh terbesar bukan manusia. Seekor hiu putih betina sepanjang 20 kaki mulai mengintai dari bawah permukaan laut—dan setiap kali muncul, sirene rusak di punggungnya melolong ngeri.
Beast of War berubah jadi film survival penuh tekanan. Para prajurit harus menahan lapar, rasa takut, dan ego masing-masing.
Ketegangan terus meningkat saat granat di tangan mereka jadi ancaman tambahan. Leo, yang dihantui trauma masa lalu, makin nekat melawan monster laut itu. Dan setiap putaran sirene jadi pengingat: nggak ada tempat aman di tengah lautan yang gelap itu.
Baca Juga, Yah! Who Killed the Montreal Expos? (2025): Modus Mana yang Kamu Percayai?
Ending Beast of War (Spoiler) — Siapa yang Bertahan dan Apa Maknanya?

Beast of War nggak kasih penutup yang manis, tapi justru makin ngasih tekanan emosional. Tiga prajurit terakhir—Leo, Will, dan Kelly—jadi saksi betapa tipisnya batas antara bertahan hidup dan kehilangan segalanya.
1. Pengorbanan Kelly dan Momen Penebusan
Sepanjang Beast of War, Kelly digambarkan keras, kejam, dan rasis. Tapi di babak akhir, sisi manusianya muncul. Setelah Leo dan Will diserang pilot Jepang yang jatuh ke laut, Kelly sadar rasa bencinya udah nggak ada gunanya.
Dengan sisa tenaga, dia ambil granat yang dipegang Will dan melawan si pilot sendirian. Granat itu dia ledakkan di reruntuhan kapal—membunuh musuh dan dirinya sendiri. Aksinya jadi penebusan terakhir untuk semua kesalahan yang dia buat.
2. Duel Terakhir Leo vs Sang Monster
Setelah Kelly gugur, Beast of War fokus ke Leo. Dihantui kenangan gagal menyelamatkan Archie—orang yang dia sayangi—Leo sadar satu-satunya cara keluar dari laut itu adalah menghadapi hiu raksasa itu langsung.
Ia menyelam, dan di tengah kabut air yang pekat, bayangan Archie muncul lalu berubah jadi sosok predator. Dalam adegan yang brutal sekaligus tragis, Leo lempar granat terakhir ke mulut sang hiu. Ledakan besar membunuh monster itu, tapi Leo kehilangan satu lengannya.
3. Akhir yang Terbuka — Apakah Teror Selesai?
Will berhasil narik Leo naik ke perahu kecil yang masih bisa berfungsi. Ia rawat luka Leo, sementara kabut perlahan menghilang. Seolah segalanya udah berakhir. Tapi Beast of War nggak berhenti di situ.
Kamera turun ke bawah laut, nunjukin bayangan hiu lain berenang cepat di kedalaman. Pesan terakhirnya jelas: perang antara manusia dan alam belum berakhir. Leo dan Will mungkin selamat hari itu, tapi laut masih punya rahasia lain yang siap menelan siapa pun yang berani menantangnya.
Baca Juga, Yah! The Ballad of a Small Player (2025): Berjudi dengan Takdir, Siapa yang Menang?
Review Beast of War — Worth It atau Skip Aja, LemoList?

Kalau kamu lagi nyari film yang bikin jantung deg-degan tapi tetap punya cerita yang “ngena”, Beast of War bisa banget masuk daftar tontonanmu.
Film ini dapet sambutan lumayan positif dari para kritikus, bahkan disebut salah satu creature feature paling efektif beberapa tahun terakhir. Tapi ya, kayak film lainnya, ada juga sisi yang bikin sebagian penonton ngeluh.
Kenapa Beast of War Worth It (Menurut Banyak Kritikus)
Secara eksekusi, Beast of War bener-bener solid. Kiah Roache-Turner berhasil ngatur ketegangan tanpa bertele-tele—ceritanya padat, intens, dan tetap fokus di karakter utama.
Di Rotten Tomatoes, film ini dapet skor tinggi 90%. Beberapa kritikus kasih nilai 3.5 sampai 4 dari 5, dan nyebut film ini sebagai contoh sempurna perpaduan antara creature dan feature.
Atmosfernya dapet banget—gelap, suram, tapi tetap sinematik. Kiah, yang sebelumnya dikenal lewat Wyrmwood, bisa jaga keseimbangan antara nuansa perang serius dan elemen absurd yang khas, kayak sirene rusak di sirip hiu atau adegan ekstrem yang bikin ngilu tapi ngakak.
Efek praktikalnya juga dapet pujian besar. Hiu raksasa di Beast of War kelihatan realistis tanpa CGI berlebihan, bahkan adegan pertama waktu monster itu muncul disebut jadi salah satu momen terbaik film ini.
Selain visual, film ini punya kedalaman cerita. Di balik darah dan ledakan, ada isu sosial kayak rasisme, trauma perang, dan rasa bersalah. Akting Mark Coles Smith sebagai Leo jadi sorotan utama—tangguh, emosional, dan penuh luka batin. Pacing-nya juga pas, cuma 87 menit, tapi setiap menitnya berasa tegang.
Tapi… Ini Kekurangannya
Walau Beast of War dapet banyak pujian, beberapa penonton ngerasa ceritanya agak datar di luar karakter Leo. Tokoh pendukungnya kurang dieksplor, dan ending-nya disebut terlalu bisa ditebak.
Beberapa review juga bilang ada momen yang terasa melodramatis, bikin emosi penonton agak turun setelah tensi tinggi di pertengahan film. Tapi jujur aja, kalau kamu penggemar film seperti Jaws tapi pengin versi lebih brutal dengan sentuhan perang dunia, Beast of War jelas worth it.
Ini bukan film yang santai ditonton sambil ngemil, tapi kalau kamu suka cerita survival berdarah yang punya hati—ini film yang bakal kamu inget lama.
Daftar Pemain Beast of War
Sebelum kamu nonton film ini, yuk kenalan dulu sama para pemain yang bikin kisah Beast of War makin hidup! Mereka bukan cuma tampil keren di layar, tapi juga ngasih warna tersendiri dalam setiap adegan berdarah di era Perang Dunia II ini.
Pemeran Utama dan Karakter Mereka
- Mark Coles Smith sebagai Leo — prajurit pribumi yang jadi tokoh utama dengan trauma masa lalu yang menghantui.
- Joel Nankervis sebagai Will — rekan setia Leo di medan perang.
- Sam Delich sebagai Des Kelly — tentara dengan pandangan supremasi kulit putih yang sering bikin konflik dalam tim.
- Lee Tiger Halley sebagai Teddy — anggota skuad yang ikut terjebak bersama monster laut.
- Aswan Reid sebagai Archie — muncul dalam kilas balik yang membuka sisi emosional Leo.
- Sam Parsonson sebagai Thompson (Tommo) — tentara lain yang ikut berjuang bertahan hidup.
- Maximillian Johnson sebagai Stan — bagian dari tim yang menghadapi kengerian di laut Timor.
- Tristan McKinnon sebagai Bobby — salah satu korban situasi kacau setelah kapal tenggelam.
- Steve Le Marquand sebagai The Sergeant — komandan keras selama masa pelatihan.
- Masa Yamaguchi sebagai Commander Tetsuo Harada — perwira Jepang di medan tempur.
- Lauren Grimson sebagai Hazel — sosok dari masa lalu yang menambah kedalaman karakter Leo.
Luka, Laut, dan Manusia dalam Beast of War
Beast of War tentang ketakutan dan luka batin para prajurit yang terjebak di antara perang dan alam.
Di balik adegan berdarah dan ketegangan tanpa henti, film ini menyelipkan refleksi tentang manusia yang berjuang bertahan — bukan hanya dari monster di luar sana, tapi juga dari trauma yang hidup di dalam diri mereka.
Kalau kamu suka berita film yang mengulas cerita dengan rasa dan gaya santai, jangan berhenti di sini, ya.
Yuk, lanjut jelajahi lebih banyak ulasan, trivia, dan rekomendasi seru bareng Lemo Blue — tempatnya LemoList dapetin asupan hiburan paling fresh dan seru tiap harinya!