Rekap Monster: The Ed Gein Story

Rekap Monster: The Ed Gein Story, Bukti Kalau Cinta Bikin Gila

Kamu pernah nonton film Psycho atau The Texas Chainsaw Massacre dan mikir, “Nggak mungkin ada orang segila ini di dunia nyata”? Nah, Monster The Ed Gein Story bakal bikin kamu mikir ulang. 

Serial terbaru garapan Ryan Murphy ini nyeritain kisah asli Ed Gein — si pembunuh dari Wisconsin yang jadi inspirasi para ikon horor legendaris. Tapi tenang, LemoList, ini bukan sekadar tontonan berdarah-darah. 

Ceritanya justru nyelam lebih dalam ke sisi manusiawi dari seorang “monster” — bikin kita bertanya, apakah kejahatan itu dilahirkan… atau diciptakan?

Recap Cerita Monster The Ed Gein Story: Dari Anak Mama ke Legenda Gelap

Recap Cerita Monster The Ed Gein Story

Kalau kamu ngikutin Monster The Ed Gein Story, pasti sadar betapa Ryan Murphy nggak cuma ngasih tontonan seram, tapi juga bikin kamu ngerasa merinding di level batin. Ceritanya dibangun pelan—kayak ngebuka lapisan demi lapisan jiwa manusia yang rusak dari dalam. 

1. Masa Kecil dan Trauma

Semuanya bermula di Plainsfield, Wisconsin, tempat kecil yang sepi tapi nyimpen rahasia kelam. Sejak kecil, Ed (Charlie Hunnam) hidup di bawah kendali sang ibu, Augusta (Laurie Metcalf), yang super religius dan benci banget sama perempuan. Buat Augusta, dunia luar itu sumber dosa—dan Ed tumbuh dengan keyakinan itu tertanam di kepalanya.

Hubungan ibu-anak ini ditampilkan intens banget di Monster The Ed Gein Story. Kamu bisa ngerasa tekanan yang dialami Ed tiap kali ibunya ngomel soal moral dan neraka. 

Saking dalamnya kontrol Augusta, Ed sampai kehilangan arah waktu kakaknya, Henry (Hudson Oz), meninggal. Di serial ini, kematian Henry digambarkan kayak “kecelakaan”—tapi jelas ada sisi gelap yang disembunyikan Ed sejak saat itu.

2. Setelah Ibu Pergi, Kewarasan Pun Ikut Hilang

Setelah Augusta meninggal, hidup Ed berubah total. Rumah yang dulu penuh aturan jadi sunyi kayak kuburan, dan kesepian itu mulai nggerogoti pikirannya. Dari sinilah Monster The Ed Gein Story mulai nunjukin gimana kesedihan bisa jadi gerbang menuju kegilaan.

Ed mulai menggali kuburan, bukan cuma buat nyari tubuh—tapi buat “memanggil” kembali ibunya yang hilang. Dalam ruang remang rumahnya, dia bikin benda-benda dari kulit manusia: kursi, lampu, bahkan “pakaian wanita” dari potongan tubuh. 

Adegan-adegan ini digarap dengan tone muram khas Murphy—bukan cuma bikin ngeri, tapi juga bikin kamu pengen tahu kenapa seseorang bisa sejauh itu.

3. Obsesinya dengan Ilse Koch dan Fantasi Gila

Setelah itu, kisah Monster The Ed Gein Story makin nyimpang. Ed mulai terobsesi sama hal-hal yang dia baca dan tonton. 

Adeline Watkins (Suzanna Son), tetangga yang kadang jadi temannya ngobrol, ngenalin dia ke majalah yang isinya kisah sadis Nazi—terutama tentang Ilse Koch (Vicky Krieps), si “Bitch of Buchenwald.” Ilse digambarkan sebagai perempuan yang pakai kulit manusia buat barang-barang rumah tangga, dan Ed… malah ngerasa terinspirasi.

Dari sinilah batas antara realita dan delusi makin kabur. Imajinasi Ed jadi hidup; fantasi-fantasinya mulai nyatu sama dunia nyata. Murphy pinter banget nge-blur garis itu, bikin kamu ngerasa bingung—mana Ed yang sadar, mana Ed yang udah sepenuhnya tenggelam dalam delusi?

4. Rangkaian Pembunuhan

Puncak dari semua kegilaan ini datang lewat rangkaian pembunuhan yang bikin Monster The Ed Gein Story mencapai titik paling disturbing-nya. 

Ed mulai membunuh orang-orang di sekitarnya: Mary Hogan, si bartender yang suka nyolot; Evelyn, pengasuh muda yang jadi korban berikutnya; dan Bernice (Lesley Manville), pemilik toko yang jadi akhir dari perjalanan kelam Ed.

Di sinilah semua fantasi Ed meledak jadi kekerasan nyata. Dalam delusi, ia masih ngerasa dikontrol ibunya—sampai akhirnya, setelah membunuh Bernice, kebenaran kebongkar. 

Putra Bernice, seorang deputi, nemuin mayat ibunya tergantung tanpa kepala di gudang Ed. Momen itu bikin seluruh kota Plainsfield sadar kalau monster yang mereka takutin selama ini ternyata hidup di antara mereka.

Baca Juga, Yah! Rekap Dahmer: Monster (The Jeffrey Dahmer Story) Nggak Mungkin Orang Tiba-Tiba Jadi Monster 

Penjelasan Ending Monster The Ed Gein Story — Antara Delusi, Dosa, dan Damai

Penjelasan Ending Monster The Ed Gein Story

Kalau kamu udah sampai di episode terakhir Monster The Ed Gein Story, siap-siap ngerasa campur aduk. Bukan cuma karena akhirnya Ed Gein tua terlihat lebih tenang, tapi karena justru di sanalah semua “monster” dalam dirinya muncul paling jujur. 

Episode berjudul “The Godfather” ini kayak perjalanan terakhir seseorang yang seumur hidupnya terjebak di antara rasa bersalah, delusi, dan keinginan untuk dimaafkan. Yuk, kita urai satu-satu gimana akhir hidup Ed ditutup dengan cara yang ganjil tapi nyesek.

1. Hidup di Rumah Sakit Jiwa

Setelah semua kejahatan yang dilakukan, Monster The Ed Gein Story menggambarkan Ed menghabiskan sisa hidupnya di rumah sakit jiwa. Di sana, dia dapet pengobatan untuk skizofrenia—penyakit yang bikin batas antara khayalan dan realita benar-benar tipis buatnya. 

Tapi bahkan di ruang paling sepi sekalipun, Ed nggak pernah sendirian. Ia masih “berteman” dengan suara-suara di kepalanya.

Melalui radio ham tua, Ed mulai membuat sandiwara di pikirannya sendiri. Ia ngobrol dengan sosok fantasi Ilse Koch, perempuan sadis yang dulu jadi obsesinya, dan Christine Jorgensen (Alanna Darby), tokoh nyata yang dikenal sebagai orang pertama di AS yang menjalani operasi pergantian kelamin. 

Di adegan ini, Christine memberi tahu Ed bahwa dirinya bukan transgender, tapi gynephilic—pria yang begitu terobsesi pada tubuh perempuan sampai ingin “menjadi bagian” darinya. Momen ini nyentil banget, karena akhirnya Ed dihadapkan pada kebenaran tentang siapa dirinya.

Sayangnya, waktu nggak banyak. Ed divonis kanker stadium akhir dan tahu umurnya tinggal menghitung bulan. Tapi sebelum ajal menjemput, pikirannya sekali lagi menciptakan dunia baru—tempat dia merasa bisa menebus semuanya.

2. Fantasi Penebusan

Nah, bagian ini bikin LemoList mungkin heran: gimana bisa seorang pembunuh berfantasi tentang jadi pahlawan? Tapi di Monster The Ed Gein Story, hal itulah yang terjadi. Dalam delusinya, Ed membayangkan dirinya membantu polisi menangkap pembunuh berantai lain—Ted Bundy (John T. O’Brien).

Ceritanya, Ed menerima surat dari Richard Speck, sesama kriminal terkenal, yang isinya petunjuk soal kasus pembunuhan di Washington. Dari balik tembok rumah sakit jiwa, Ed “membantu” Deputi Will Stanton mengurai misteri itu. Dalam pikirannya, ia berhasil membantu polisi dan merasa punya kesempatan buat menebus dosa.

Padahal semua itu cuma halusinasi. Di dunia nyata, Ed Gein nggak pernah ikut menangkap siapa pun. Tapi serial ini sengaja nunjukin sisi itu untuk ngasih pandangan: bahkan monster sekelas Ed pun masih haus akan pengakuan dan pengampunan—dua hal yang mungkin nggak pernah benar-benar dia dapat semasa hidup.

3. Pertemuan Terakhir dan Kematian yang Tenang

Menjelang akhir, Monster The Ed Gein Story menghadirkan Adeline Watkins (Suzanna Son) untuk terakhir kalinya. Ia datang ke rumah sakit jiwa, mengaku bahwa dirinya juga sedang berjuang melawan penyakit mental, dan dengan nada menyeramkan bilang kalau dia pengen “meneruskan karya” Ed.

Tapi yang mengejutkan, Ed menolak. Ia bilang jangan lanjutkan jalan gelap itu—seolah di titik terakhir hidupnya, ada secuil kesadaran yang tersisa. Momen ini kecil, tapi ngena banget, karena Ed akhirnya menolak hal yang dulu dia anggap bagian dari dirinya.

Beberapa waktu kemudian, Ed meninggal dalam tidurnya. Namun, Monster The Ed Gein Story nggak berhenti di situ. Dalam adegan terakhir, kita dibawa masuk ke dunia delusi Ed untuk terakhir kalinya. 

Ia berjalan di lorong panjang, disambut para pembunuh berantai yang terinspirasi olehnya—Ted Bundy, Charles Manson, Richard Speck—semua memujinya. Di ujung lorong, ibunya menunggu. Augusta tersenyum dan bilang, “Kau sudah mengubah dunia.” Dan di situ, Ed akhirnya tenang. Tragis, tapi juga penuh ironi.

4. Warisan Kegelapan

Setelah Ed mati, Monster The Ed Gein Story menutup semuanya dengan adegan simbolik. Sekelompok remaja datang ke kuburan Ed, mencoba mencuri batu nisannya—referensi ke kejadian nyata di mana nisan Ed sering dicuri. Tapi sebelum mereka berhasil, bayangan para tokoh horor muncul: Norman Bates, Buffalo Bill, dan Leatherface.

Layar perlahan gelap, menampilkan sosok Ed yang menari liar dengan gergaji mesin—adegan yang jelas jadi penghormatan buat The Texas Chain Saw Massacre. Lalu, sebagai pukulan terakhir, kita lihat kilas balik kecil: Ed kecil dan Augusta di rumah tua mereka, sang ibu berbisik,

“Only a mother could love you.” 

Kalimat yang menghantui sampai napas terakhirnya. Dengan akhir kayak gini, Monster The Ed Gein Story ngasih pesan yang nggak kalah menyeramkan dari adegannya: bahwa terkadang, monster nggak mati—mereka hidup terus di cerita, di film, dan di pikiran orang-orang yang masih penasaran sama mereka.

Baca Juga, Yah! Sinopsis Film Black Phone 2 (2025): The Grabber Kembali dan Makin Bengis

Deretan Pemeran di Monster The Ed Gein Story

Pemeran di Monster The Ed Gein Story

Sebelum kita bahas satu per satu, bayangin dulu suasana serial ini: kelam, dingin, tapi juga… strangely mesmerizing. Para aktor dan aktris di sini  benar-benar menjiwai jiwa-jiwa rusak yang membentuk “monster” dari Wisconsin ini.

1. Ed Gein — Diperankan oleh Charlie Hunnam

Kalau kamu familiar sama wajah tampan bad boy dari Sons of Anarchy, siap-siap kaget. Di Monster The Ed Gein Story, Charlie Hunnam berubah total jadi Ed Gein yang rapuh tapi mengerikan. Ia memainkan sisi manusiawi Ed dengan begitu intens—kamu bisa ngerasain gimana kesepian dan rasa bersalah perlahan berubah jadi obsesi berdarah.

2. Augusta Gein — Laurie Metcalf

Laurie Metcalf tampil sebagai sosok ibu yang… ya, bisa dibilang akar dari segalanya. Augusta Gein bukan sekadar religius fanatik, tapi juga manipulatif, posesif, dan kejam. Akting Laurie bikin kamu benci tapi nggak bisa berhenti nonton—karena jelas, dari rahim dan didikannya lah “monster” itu lahir.

3. Adeline Watkins — Suzanna Son

Adeline hadir sebagai “satu-satunya orang” yang bikin Ed merasa dimengerti—atau setidaknya, begitu pikir Ed. Suzanna Son ngasih warna yang aneh: antara lembut, sensual, dan berbahaya. Dia bukan cuma tetangga, tapi juga pemantik dari sisi tergelap Ed.

4. Henry Gein — Hudson Oz

Sebagai kakak yang “tidak sengaja” jadi korban pertama, Hudson Oz berhasil menampilkan rasa takut dan kebencian terhadap ibunya yang sama besarnya dengan kasih terhadap adiknya. Perannya mungkin nggak panjang, tapi dampaknya terasa banget.

5. Ilse Koch — Vicky Krieps

Muncul lewat fantasi Ed, Ilse Koch (yang di dunia nyata dikenal sebagai “The Bitch of Buchenwald”) diperankan dingin oleh Vicky Krieps. Ia adalah cerminan obsesi Ed terhadap kekuasaan dan kekejaman perempuan—bagian yang bikin kamu nggak yakin mana batas antara halusinasi dan kenyataan.

6. Mary Hogan — Rondi Reed

Sebagai korban yang berprofesi sebagai bartender, Rondi Reed memberikan keseimbangan dalam cerita: manusia biasa yang terseret ke dalam mimpi buruk seseorang.

7. Bernice — Lesley Manville & Deputi (Charlie Hall)

Bernice dan anaknya jadi penggerak akhir dari kisah Ed. Lesley Manville berperan penuh emosi sebagai korban terakhir, sementara Charlie Hall sukses bikin penonton ikut tegang saat ia menemukan “rumah horor” Ed Gein.

8. Evelyn — Addison Rae

Nama besar Addison Rae mungkin bikin kamu penasaran. Di sini, dia bukan influencer ceria—melainkan babysitter muda yang jadi salah satu korban. Keputusan casting ini berani banget, dan berhasil menambah lapisan modern pada kisah klasik yang menyeramkan.

Cameo dan Tokoh Fantasi: Dari Alfred Hitchcock sampai Ted Bundy

Nah, bagian ini menarik banget, LemoList! Setelah setengah season kamu dibuat ngeri, paruh kedua Monster The Ed Gein Story justru makin absurd dan simbolik.

Alfred Hitchcock — Tom Hollander

Sebagai sutradara legendaris Psycho, kemunculan Hitchcock (diperankan oleh Tom Hollander) jadi semacam penghubung antara horor nyata dan horor layar lebar. Ada momen meta yang keren banget di mana Ed seakan sadar kalau kisah hidupnya sedang “difilmkan”.

Anthony Perkins — Joey Pollari

Joey Pollari tampil sebagai pemeran Norman Bates, karakter fiksi yang lahir dari inspirasi Ed Gein. Kehadirannya di sini jadi jembatan antara dunia nyata dan mitos horor Hollywood.

Ted Bundy — John T. O’Brien & Richard Speck

Kedua pembunuh berantai ini muncul dalam delusi Ed di akhir hidupnya. Ed membayangkan dirinya memberi kontribusi “baik” dalam penangkapan Bundy—bagian yang tragis sekaligus absurd.

Christine Jorgensen — Alanna Darby

Christine hadir dalam pikiran Ed sebagai sosok yang memaksanya menghadapi identitas dan penyimpangan dirinya sendiri. Dialog mereka di mental hospital jadi salah satu adegan paling tenang tapi menohok.

Tobe Hooper & Buffalo Bill — Will Brill & Golden Garnick

Dua figur ini mewakili warisan sinematik Ed Gein. Mereka adalah simbol betapa pengaruh kejahatannya merembes jauh sampai ke dunia film—dari The Texas Chain Saw Massacre sampai The Silence of the Lambs.

Terakhir, ada Elliott Gould sebagai fotografer TKP yang menangkap sisi paling nyata dari kengerian Ed Gein—seolah jadi saksi abadi bahwa kejahatan ini benar-benar pernah terjadi.

Ketika Monster Tak Hanya Ada di Layar

Akhirnya, Monster The Ed Gein Story nunjukin satu hal penting — bahwa kejahatan paling mengerikan sering kali lahir dari luka yang nggak pernah disembuhkan. Serial ini nggak cuma bikin kamu ngeri, tapi juga mikir: apakah monster seperti Ed benar-benar dilahirkan jahat, atau dibentuk oleh cinta yang salah arah dan trauma masa kecil?

Kalau kamu suka cerita yang ngebaur antara psikologi, sejarah kelam, dan horor sinematik, serial ini wajib banget kamu tonton. Dan buat kamu, LemoList!, jangan berhenti di sini ya — masih banyak kisah kelam dan inspiratif lain yang bisa kamu telusuri di Lemo Blue – Berita Musik dan Film, tempat cerita selalu punya sisi lain yang nggak terduga.