Film Al Pacino

17+ Film Al Pacino: Dari Awal Debut (70-an) Sampai Sekarang 

Film Al Pacino selalu identik dengan karya legendaris Hollywood yang bikin siapa pun susah lupa. LemoList!, kalau ngomongin aktor dengan karier panjang dan penuh warna, nama Al Pacino pasti langsung muncul di kepala. 

Dari era 1970-an yang disebut sebagai dekade emas perfilman, ia udah berhasil menancapkan namanya sebagai sosok ikonik yang nggak cuma populer, tapi juga dihormati di dunia film. 

Dengan tatapan mata tajam bak burung hantu, suara serak khas, dan gaya akting yang penuh lapisan emosi, Pacino selalu bisa bikin kamu hanyut ke dalam karakter yang ia mainkan. Nggak heran kalau dia jadi legenda hidup.

Era Awal Karier: Al Pacino yang Muda dan Berani

film Al Pacino di era 70-an

Sebelum dikenal sebagai legenda hidup, film Al Pacino di era 70-an jadi pintu masuk buat banyak orang mengenalnya. 

Di masa ini, gaya aktingnya masih segar, penuh energi, dan langsung bikin kritikus film melirik. Dari peran pecandu narkoba sampai mafia muda yang dingin, Pacino nunjukkin kalau dia aktor yang bisa ngebawa cerita jadi lebih hidup.

1. The Panic in Needle Park (1971) – Realisme keras dunia narkoba

Film ini jadi titik balik karier Al Pacino. Ia berperan sebagai Bobby, seorang pecandu heroin yang hidup di tengah kerasnya New York. 

Ceritanya kelam, penuh potret realistis soal dunia narkoba. Buat penonton tahun 70-an, film ini terasa berani sekaligus membuka mata. Dari sinilah nama Pacino mulai naik ke radar Hollywood.

Baca Juga, Yah! 10 Film Jackie Chan: Rewatch 10 Kali Pun Nggak Bosan

2. The Godfather (1972) – Awal kejayaan sebagai Michael Corleone

Kalau ngomongin film Al Pacino, yang langsung kepikiran pasti The Godfather. Sebagai Michael Corleone, awalnya dia digambarkan sebagai anak yang enggan ikut bisnis keluarga mafia. Tapi perlahan, idealismenya runtuh dan ia berubah jadi pemimpin kejam. Transformasi karakter ini luar biasa kuat, sampai bikin Pacino dapat nominasi Oscar pertamanya.

3. Serpico (1973) – Polisi jujur yang melawan sistem kotor

Setelah sukses jadi mafia, Al Pacino berbalik jadi polisi dalam Serpico. Ia memerankan Frank Serpico, detektif yang berani buka suara soal korupsi di kepolisian New York. 

Film ini bukan cuma thriller kriminal, tapi juga kisah nyata soal keberanian seorang individu. Akting Pacino di sini mengantarkannya ke nominasi Oscar sebagai Aktor Terbaik.

Baca Juga, Yah! 20+ Film Ana de Armas: Perjalanan Akting dari Kuba ke Hollywood

4. Dog Day Afternoon (1975) – Drama perampokan paling manusiawi

Masih di bawah arahan sutradara Sidney Lumet, Pacino tampil sebagai Sonny Wortzik, pria yang nekat merampok bank demi membiayai operasi kekasihnya. 

Ceritanya absurd sekaligus mengharukan. Penonton dibuat simpati pada perampok, dan itu semua karena cara Pacino menghidupkan karakternya dengan emosi yang nyata. Lagi-lagi, ia masuk nominasi Oscar.

Era Keemasan: Ikon Gangster dan Karakter Kompleks

Masuk era 80–90an, film Al Pacino

Masuk era 80–90an, film Al Pacino makin menegaskan reputasinya sebagai aktor dengan karakter ikonik. Dari Tony Montana yang brutal, Michael Corleone yang makin dingin, sampai mafia tua yang tragis, semua perannya di periode ini jadi legenda. Inilah masa ketika Pacino benar-benar jadi wajah utama film gangster Hollywood.

5. Scarface (1983) – Tony Montana si raja kokain

Nama Tony Montana identik banget sama film Al Pacino. Dalam Scarface, ia jadi imigran Kuba yang naik jadi penguasa narkoba di Miami. Film ini penuh adegan brutal dan dialog memorable, dan Pacino mainkannya dengan intensitas tinggi. Hasilnya? Tony Montana jadi salah satu karakter gangster paling berpengaruh dalam sejarah film.

6. The Godfather Part II (1974) & Part III (1990) – Evolusi Michael Corleone

Kisah Michael Corleone berlanjut di The Godfather Part II, di mana ia semakin larut dalam kekuasaan dan kehilangan sisi manusiawinya. 

Di sini, Pacino tampil lebih dingin, penuh kontrol, sekaligus tragis. Lalu di Part III, kita lihat Michael yang sudah tua, dihantui rasa bersalah dan ingin menebus dosanya. Walau film ketiga menimbulkan pro-kontra, performa Pacino tetap dipuji.

7. Carlito’s Way (1993) – Kisah gangster yang ingin tobat

Al Pacino kembali ke dunia kriminal lewat Carlito’s Way. Ia jadi Carlito Brigante, mantan narapidana yang berusaha hidup lurus. 

Sayangnya, lingkaran lama selalu menariknya kembali. Film ini stylish, penuh ketegangan, dan sekali lagi menunjukkan kekuatan Pacino dalam memainkan karakter abu-abu.

8. Donnie Brasco (1997) – Mafia tua yang rentan dan tragis

Salah satu peran paling emosional dalam film Al Pacino ada di Donnie Brasco. Ia memerankan Lefty Ruggiero, seorang mafia tua yang lelah dan sakit-sakitan, tapi masih setia pada kode etik jalanan. Saat ia tahu kalau “murid” yang dia percaya ternyata agen FBI, cerita berubah jadi tragis. Penonton dibuat simpati pada sosok Lefty yang rapuh.

Era 90-an: Dari Courtroom Drama sampai Laga Psikologis

Kalau di era 70–80an Al Pacino udah dikenal sebagai ikon gangster, di tahun 90an film Al Pacino nunjukkin sisi lain yang lebih beragam. 

Dari drama pengadilan yang bikin dia akhirnya menang Oscar, sampai duel epik bareng Robert De Niro, inilah masa di mana Pacino makin mengukuhkan statusnya sebagai legenda layar lebar.

9. Scent of a Woman (1992) – Peran yang bikin Al Pacino menang Oscar

Setelah berkali-kali nyaris menang, akhirnya Al Pacino membawa pulang piala Oscar lewat perannya sebagai Letnan Kolonel Frank Slade, seorang veteran buta yang temperamental. 

Di film ini, dia tampil penuh detail teknis tapi tetap karismatik, bikin penonton terhanyut sampai ending yang meledak emosinya. Tahun itu unik, karena Pacino juga masuk nominasi Oscar lain lewat Glengarry Glen Ross.

10. Heat (1995) – Duel klasik dengan Robert De Niro

Film Al Pacino yang satu ini selalu jadi bahan obrolan pecinta sinema: Heat. Untuk pertama kalinya, Pacino benar-benar adu akting bareng Robert De Niro dalam satu frame. 

Ia jadi detektif Vincent Hanna yang keras kepala memburu geng perampok. Adegan makan malam antara Hanna dan karakter De Niro jadi legendaris, bukti kalau dua titan akting bisa bikin momen sederhana terasa tegang luar biasa.

11. The Devil’s Advocate (1997) – Jadi Lucifer karismatik

Di penghujung 90an, Pacino bikin kejutan lewat The Devil’s Advocate. Kali ini dia tampil sebagai sosok yang lebih gelap: Lucifer dalam wujud pengacara Manhattan. 

Dengan senyum licik dan tatapan menusuk, film Al Pacino ini penuh energi “iblis” yang karismatik sekaligus menakutkan. Jelas, ini salah satu peran di mana Pacino terlihat sangat menikmati kebebasan bermain.

Era 2000-an: Eksperimen di Layar Lebar dan Layar Kecil

Memasuki era 2000an, film Al Pacino nggak kehilangan greget. Justru di periode ini dia makin berani eksplorasi, dari thriller psikologis arahan sutradara besar, sampai penampilan brilian di TV yang mengantarnya dapat Emmy. Pacino membuktikan kalau usianya bertambah, tapi kualitasnya nggak pernah pudar.

12. Insomnia (2002) – Psikologi detektif di bawah cahaya tengah malam

Disutradarai Christopher Nolan, Insomnia jadi salah satu film Al Pacino yang beda nuansa. Ia memerankan Will Dormer, detektif Los Angeles yang kelelahan mental sekaligus dihantui penyelidikan internal. 

Berada di kota Alaska yang mataharinya nggak pernah tenggelam, Dormer makin rapuh, apalagi saat berhadapan dengan karakter misterius yang diperankan Robin Williams. Pacino nunjukkin akting yang lebih subtil tapi tetap menghantui.

13. Angels in America (2003) – Transformasi di TV Series

Kalau biasanya kamu kenal Pacino di layar lebar, kali ini dia bikin gebrakan lewat serial TV HBO Angels in America

Sebagai Roy Cohn, seorang pengacara kejam yang menyimpan rahasia besar, Pacino tampil mengguncang. Peran ini ngasih dia Emmy sebagai Aktor Utama Terbaik, bukti kalau film Al Pacino nggak terbatas di bioskop aja, tapi juga bisa menguasai layar kecil.

14. Ocean’s Thirteen (2007) – Jadi bos kasino licik

Menutup dekade ini, Pacino muncul di Ocean’s Thirteen, bagian akhir trilogi heist yang stylish. Ia jadi Willy Bank, pemilik kasino yang culas dan tega mengkhianati tim Danny Ocean. 

Walau filmnya penuh bintang besar, Pacino tetap berhasil curi perhatian dengan karakter licik dan penuh gaya khasnya. Satu lagi bukti kalau setiap kemunculan Al Pacino selalu meninggalkan kesan.

Era Terkini: Sang Legenda yang Tak Pernah Pensiun

film Al Pacino terbaru

Kalau banyak aktor seusianya udah memilih istirahat, Al Pacino beda cerita. Sampai usianya masuk 80an, film Al Pacino masih terus hadir di layar, baik bioskop maupun streaming. 

Dari kolaborasi perdana dengan Martin Scorsese, drama keluarga besar Gucci, sampai serial TV yang bikin nagih, sang legenda nunjukkin kalau energi aktingnya belum habis.

15. The Irishman (2019) – Jimmy Hoffa yang penuh misteri

Di tangan Martin Scorsese, film Al Pacino akhirnya mempertemukan dia dengan kisah epik gangster bertempo lambat. 

Pacino memerankan Jimmy Hoffa, pemimpin serikat pekerja yang flamboyan sekaligus penuh teka-teki. Perannya di sini jadi tanda kembalinya dia ke ajang Oscar setelah 27 tahun. Meski tetap eksplosif, ada sisi tenang dan rapuh yang bikin Hoffa terasa manusiawi.

16. House of Gucci (2021) – Aldo Gucci penuh drama

Dua tahun setelah The Irishman, film Al Pacino muncul lagi dalam House of Gucci. Ia jadi Aldo Gucci, bagian penting dari keluarga mode Italia yang penuh intrik. 

Dengan gaya khasnya, Pacino bikin karakter Aldo terasa hidup—penuh ego, emosi, dan drama keluarga besar yang nggak kalah heboh dari dunia mafia.

17. Hunters (2020–2023) – Jadi mentor pemburu Nazi di Amazon Prime

Selain layar lebar, film Al Pacino juga mewarnai serial TV. Dalam Hunters, ia jadi Meyer Offerman, sosok mentor karismatik bagi kelompok pemburu Nazi di Amerika. 

Serial yang tayang di Amazon Prime ini berjalan tiga musim, dan kehadiran Pacino bikin ceritanya semakin intens, menegangkan, sekaligus menyentuh.

18. Proyek terbaru (2023–2025) – Dari Knox Goes Away sampai Killing Castro

Yang bikin salut, sampai 2025 jadwal film Al Pacino masih padat. Ia udah tampil di Knox Goes Away (2023) sebagai Xavier Crane, lalu ikut di Modi (2024) sebagai Maurice Gangnat, sekaligus terlibat sebagai produser.
Dan di 2025, sederet proyeknya siap meluncur:

  • Dead Man’s Wire
  • In the Hand of Dante
  • Easy’s Waltz
  • Maserati: The Brothers (post-production)
  • Captivated (berperan sebagai Saro Mammoliti)
  • Lear Rex (jadi King Lear)
  • Killing Castro
  • Assassination (pre-production)
  • Billy Knight (jadi Billy Knight)
  • The Ritual (sebagai Father Theophilus Riesinger)

Daftar panjang ini bukti nyata kalau film Al Pacino masih jadi magnet kuat di industri, dan dia nggak ada tanda-tanda berhenti bikin karya.

Legenda yang Selalu Hidup di Layar

Dari bocah pendatang baru di The Panic in Needle Park sampai mentor penuh wibawa di Hunters, perjalanan film Al Pacino adalah catatan panjang tentang dedikasi, keberanian, dan transformasi tanpa henti. 

Setiap dekade menghadirkan versi berbeda dari dirinya—kadang rapuh, kadang meledak-ledak, tapi selalu autentik. Pacino bukan sekadar aktor, ia adalah wajah dari banyak era sinema yang mengubah cara kita memandang karakter di layar.

Di usianya yang kini menginjak 80-an, film Al Pacino tetap jadi bukti bahwa semangat berkarya tak mengenal batas waktu. Kalau kamu penggemar sejati, masih banyak film dan cerita seru yang bisa dieksplor bareng kami di Lemo Blue – Berita Musik dan Film! Karena legenda seperti Pacino layak terus dirayakan, bukan cuma ditonton.